Monday, November 21, 2016

Sayang yang Tersembunyi

Bagi sebagian orang, mungkin hal ini memang remeh. Namun bagiku hal ini  sangat luar biasa.

Kenalkan, dia adalah  manusia yang sampai saat ini setia menjadi bapakku, keberadaannya di sampingku membuatku terjaga dan tentu saja aku amat bahagia, memiliki bapak yang luar biasa.

Izinkan aku berbagi kisah tentang sebuah kasih sayang yang tersembunyi yang lahir dari seorang bapak yang sangat aku sayangi.

Beberpa pekan sebelumnya, aku dan bapak mengunjungi klinik untuk berobat, pada saat itu dokter menyarankan agar aku banyak makan buah dan sayur. Setelah konsultasi selesai, aku dan bapakkupun pulang.

_"Jangan makan Mie...."_ kata bapak mengulangi perkataan dokter.

_"Vi jarang makan mie ko Pak..."_ belaku.

Seiring bergantinya hari, sakitku mulai membaik, namun sebenarnya belum sepenuhnya pulih.

Sudah hampir satu bulan sakitku tak separah dulu, namun  qodarullah saat ini Dia mengujiku lagi dengan penyakit yang sama, namun kali ini aku hiarukan saja sakitku, karena aku tak mau  pergi ke tempat orang sakit lagi.

Aku hanya mengeluh kepada orangtuaku, bukan karena ingin kembali di obati, namun lebih kepada ingin diperhatikan dan dimanja oleh mereka hehe.

_"Vi sakit lagi..., tuh liat..."_ kataku dengan suara manja sambil memperlihatkan sakitku dihadapan orangtuaku.

Saat itu,aku dan orangtuaku sedang berada di ruang makan.

_"Umi... sakit..., kata dokter, vi harus banyak makan buah..."_ kataku lagi masih dengan nada manja.

Sementara itu, bapakku seolah tak perduli melihat kondisiku,  saat itu bapak hanya terdiam dan kembali melanjutkan  makan.

_"Benerkan Pak, kata dokter vi harus banyak makan buah?"_ tanyaku kepada bapak untuk meyakinkan umiku.

Bapak hanya mengangguk kala itu. Aku bertanya pada bapak karena sebulan sebelumnya bapakklah lah mengantarku ke klinik.

_"Yasudah, nanti beli buah, di kulkas juga sudah ada sayur tinggal dimasak saja nanti"_ jawab umiku tenang.

Sebenarnya, aku sudah sangat senang sudah mengadukan keluh kesahku pada orangtuaku, tentu pada  saat itu aku tak memikirkan apakah aku dibelikan buah atau tidak, karena bagiku, cukup melihat mereka khawatir kepadaku saja sudah bahagia hehe. Itu tandanya mereka sayang padaku.

Akupun kembali ke kamar,melakukan aktifitas seperti biasa.

Hingga tak berapa lama kemudian, bapak memanggilku sebanyak tiga kali panggilan. Ada saat-saat dimana aku malas jika dipanggil orangtua,  Aku memang suka malas jika dipanggil orangtua :'), kalau mereka memanggil tiga kali baru aku menemuinya, karena aku mengartikan jika panggilan sudah mencapai tiga kali panggilan itu tandanya panggilan itu penting. Harusnya cukup dengan  satu panggilan aku sudah datang menemui panggilan mereka, namun inilah kekuranganku. Maafkan aku ya Allah...,(Jangan ditiru ya)

_"Ada apa Pak...?"_ tanyaku sambil berjalan dengan sempoyongan.

Jarak antara kamarku dan ruang TV sebenarnya tak begitu jauh, namun karena aku sedikit malas berjalan jadi seolah amat jauh.

Berapa detik kemudian, akupun sampai, dan tahukah Apa yang aku saksikan kala itu?  apa yang aku saksikan kala itu  sungguh membuatku amat bahagia sekaligus haru.

_"Ini buah..."_ kata bapak sambil mengupas buah harummanis.

_"Bapak beli buah???"_ tanyaku tak percaya.

_"Iya hehehe di pasar sabut"_ jawab bapak sambil tertawa menghilangkan malu.

Bapak tidak biasa belanja di pasar sabut,biasanya di pasar yang lebih lengkap. Namun karena di bandingkan pasar yang lebih lengkap, pasar sabut lebih dekat dengan rumah.

_"Asikk...."_ suaraku bahagia sambil memilih buah yang akan dikupas.

Pada saat itu,aku ingin mengucapkan kata terimakasih kepada bapak, namun sayang lidahku terlalu kelu, hanya air mata kebahagiaan yang tak terlihat saja yang mewakili  betapa aku sangat bahagia memiliki Bapak yang mempunyai kasih sayang tiada tara.

Lihat Fren...
Kasih syaangnya tersembunyi,
Namun aku merasakannya tiada henti,
Ia seolah tak peduli,
Namun hatinya tersayat manakala anaknya tersakiti,

Jangan anggap bapakmu tak peduli,
Karena sesungguhnya ia lebih peduli,

Mulai saat ini...
Cobalah mengerti setiap gerak-gerik bapak yang tersebunyi,
Karena, didalam ketersembunyiannya, terdapat kasih sayangnya.

Aku sayang bapak, what about you?

Sunday, November 20, 2016

Teladan Sahabat Syurga



Persahabatannya murni semurni emas yang masih trsimpan di bumi  yang terdalam,

Karena kemurnian itulah, persahabatan mereka sampai syurga,

Lebih mementingkan saudaranya dibandingkan dirinya,
Mengedepankan urusan saudaranya dibandingkan urusan dirinya,
Memberi makan saudaranya sama seperti memberi makan dirinya,

Pantas seorang Nabi sekalipun memujinya.

Ialah Anshar dan Muhajirin.
Persahabatan mereka mewangi,
Persahabatan mereka abadi.
Adakah persahabatan semacam mereka di masa  kini?

Ahh...
Aku tak boleh berandai,
Karena semuanya bisa saja terjadi jika kita sendiri yang memulai.

Pun tak bisa seperti mereka,
Pun masa nya tak sama,
Namun....
Secuil raga ini akan berusaha,
Menemukan dan menumbuhkan sabahat yang setia,
Bukan hanya setia di dunia, melainkan sampai syurga.

Sahabatku,
Pegang erat tanganku,
Mari contoh persahabatan Sabahat Muhammad yang membuatku selalu terpukau,

Semuanya atas  izin-Nya,
Bismillah...
Saksikan Allah...
Kan ku temui, sahabat seperti mereka sekalipun pasti tak sama. Namun tetap akan ku cari.  Sampai  persahabatan yang ku temui mencapai syurga Aamiin.

Pandeglang, 21 November 2016 04:16 Wib

Thursday, November 17, 2016

#Cerpen Dua Perjuanga(2)

Tak disangka, dibelahan bumi lain diapun sedang berjuang untuk meminta restu. Mungkin ini skenario yang Dia berikan padaku. Orangtuaku dan orangtua dia meragukan niat baik kami.  Pada saat itu cukup Dia sebagai pemberi keputusan terbaik.

_"Hanif ingin membantu perempuan yang dengan menikah, pahalanya lebih besar Yah"_ Suara hanif masih lembut _"Ayah mungkin lebih tahu daripada hanif, Ibu apalagi, Bu... banyak keutamaan wanita yang kebanyakan keutamaan itu ada setelah wanita itu menikah"_ lanjut hanif.

_"Ternyata... anak Ibu sudah dewasa juga yah hehehe, anakku, bukan ibumu melarang kamu menikah, namun lihat kamu sekarang, apa yang kamu punya?"_ tanya ibunya dengan nada khawatir.

_"Bu, hanif yakin wanita pilihan hanif tidak penuntut, karena hanif kenal betul dengan calon pilihan hanif ini..."_ jelas hanif dengan nada meyakinkan.

Suasananya cukup tegang, karena pada saat itu, tak secuil kalimatpun yang terlontar dari mulut ayahnya. Sejak awal perbincangan dimulai, hanya Ibunya dan dia yang selalu mendominasi.

Apa yang menyebabkan ayahnya terdiam?

_"Ibu kembalikan lagi pada ayahmu..."_ kata ibunya sambil berjalan ke dapur untuk mengambil teh untuk ayahnya.

Sebelum beberapa kalimat  akan  diucapkan kepada ayahnya, beberapa menit terakhir, tak henti-hentinya dia meminta pertolongan pada Allah agar dimudahkan dalam berucap.

Pintar sekali dia, dia meyakinkan kedua orangtuanya dengan mengatakan bawa dia amat kenal betul denganku, padahal kapan aku bertemu dengannya?

Ragaku dan dia memang belum bertemu, namun di langit sana,  keyakinanku dan keyakinannya saling menyapa dan mungkin saling bergandengan melawan keragu-raguan yang menerpa.

_"Bagaimana Yah?"_ tanya hanif penuh harap.

_"Gaji kamu berapa?"_ ayahnya balik bertanya

_"750ribu sebulan"_ Jawab hanif tegang.

_"Biaya kuliahmu?"_ tanya ayahnya lagi.

_"Sudahlah Yah, jangan hitung-hitungan seperti ini, urusan itu hal belakangan, yang terpenting ridho ayah dulu..."_ suara hanif pasrah.

Aku mengerti bagaimana perasaan ayahnya kala itu, kekhawatiran-kekhawatiran akan hal-hal yang belum pasti terjadi sudah melanda pikirannya.

_"Yah..., percaya sama hanif..."_ suara hanif sambil bergetar.

Bagaimana ayahnya mau percaya? Anaknya yang umurnya baru menginjak kepala dua dan kuliahpun masih semester tengah memutuskan untuk   menikah. Tentu Ayahnya khawatir bukan hanya kepada anaknya, namun beliaupun memikirkan bagimana kelak istri anaknya makan.

Lagi-lagi, soal ekonomi yang dipermasalahkan. Antara orangtuaku dan orangtua dia, mereka mempunyai pikiran yang sama.

Bukankah ini berat? Aku dan dia meyakinkan orangtua akan niat baik kami. Namun semuanya nampak terlihat, amat sulitnya ridho didapat.

Baiklah..., usahaku dan usaha dia rasanya teramat sangat, sekarang... aku dan dia tinggal  berharap, semoga Dia yang Maha Hebat memberikan keputusan yang maslahat.

2 Guru Sekaligus (Kehiupan dan guru Jurusan Kerumahtanggaan (GJKT))

Banyak panggilan-panggilan atau isitilah yang bisa disematkan kepada sosok yang satu ini. Ada ibu, mami,umi,ami, bunda atau apapun namanya. Dan aku memanggil sosok ini dengan sebutan umi.

Dari umi aku banyak belajar. Harus ku akui, selama aku SD,SMP,SMA, hingga Perguruan tinggi, sekitar 14 tahun kurang lebih aku mengenyam pendidikan, hanya saat ini yang walaupun  belum sampai satu bulan aku benar-benar merasakan bagaimana nikmatnya pendidikan.

Siapa gurunya? Umiku.
Belum genap sebulan aku putuskan untuk di rumah sembari menunggu hari yang kata orang disebut hari  bahagia (wisuda).

Dari sinilah aku mulai mendapatkan Mata kuliah (MK) Kerumahtanggaan.

Tidak ku temui didikan ini  baik di SD sampai perguruan tinggi sekalipun. Aku menemui didikan ini di dalam rumah. Siapa gurunya? Umiku.

Jika aku ditanya, _"Pada saat kapan kamu merasakan nikmatnya hidup?"_, aku akan menjawab,aku merasakan bagaimana betapa hidup ini nikmat ialah pada saat sekarang, saat dimana umiku benar-benar menjadi guruku.

Nikmat yang bagaimana? Tentu nikmat yang bukan sembarang nikmat. Tapi karena  nikmat inilah yang nanti akan menyelamatkanku di akhirat.

Umiku memang hebat. Belum genap sebulan aku tinggal di rumah, ia sudah  mengajarkanku banyak hal.

Selama aku belajar di rumah, banyak ku temui hal-hal yang tidak di pelajari di dunia pendidikan luar.

Banyak ku temui setiap yayasan atau sekolah mempunyai visi dan misi, namun kadang visi dan misi itu hanya sekedar di hafal atau hanya tempelan,dan hanya secuil yang dilaksanakan.

Tidak demikian dengan umiku, sekalipun umi tidak memberitahu visi dan misinya dengan gamblang kepadaku. Namun... dari perlakuannya padaku, visi dan misinya nampak dan akupun ingin dan ingin mewujudkan visi dan misinya bersama-sama.

Dari umi aku banyak belajar. Ialah guru kehidupanku sebenarnya. Kalau bahasa inggrisnya bilang  _She Is The Real OF My Teacher_ (kalau slaah tolong dibenarkan hehe).

Dari umi aku belajar masak, dari umi aku belajar mengaji, dari umi aku belajar sabar, dari umi aku belajar ikhlas, dari umi aku belajar hemat, dari umi aku belajar menjadi umi, dari umi aku belajar menjadi istri, dari umi aku belajar menjadi anak, dari umi aku belajar menjadi  manusia yang berguna, dari umi...  dari umi... dan dari umi aku belajar segalanya.

Teman... aku beritahu satu hal, jika umimu masih ada, jangan sia-siakan keberadaannya, belajarlah padanya, karena tak aku temui guru yang paling ikhlas selain umiku. Memang banyak guru yang kutemui merekapun ikhlas, namun tetap saja, ikhlas yang benar-benar  murni itu hadir dari umiku.

Kenapa harus ikhlas? Karena bagiku... setiap ilmu yang diberikan dengan sebenar-benarnya ikhlas, maka... ilmu itu akan membekas. Siapa yang pernah meraskaan apa yang aku alami?

Aku sangat suka bahasa arab sekalipin sungguh aku tak bisa bahasa arab, aku sangat suka bahasa inggris sekalipun aku tak bisa bahasa inggris. Namun karena dulu  dua guruku mengajarkannya dengan ikhlas, pelajaran yang mereka ajari saat kecil dulu  sampai saat ini masih membekas.

Begitupun umiku, ia mengajariku masak dengan ikhlas, ia memberiku nasihat dengan ikhlas. Ia mengajariku segalanya dengan ikhlas Dan sampai saat ini masih membekas.

Sungguh... jika kalian ingin mengetahui bagaimana seorang pendidik ikhlas mengajarkan ilmunya, rasakanlah ilmu yang ia berikan. Tentu seorang guru yang memberi ilmu tanpa keikhlasan ilmu yang diberikan hanya sekedar mampir dan setelah itu pergi kalaupun ada, mungkin hanya serpihan-sepihannya saja.

Teman, carilah guru yang bukan hanya pintar tapi juga ikhlas mengajarkan. Insya Allah, ilmu yang diberikan membekas dalam ingatan.
Karena guru yang ikhlas orientasinya bukan balasan dari sanjungan manusia yang terbatas, namun ia mengharapkan hadiah dari  Allah yang  memiliki sebaik-baik  balasan.

Akhir kata, aku ingin sedikit mengingatkan.
Begini....
Teman,
Janganlah kita pura-pura tutup mata akan hal ini. Kita mempunyai sebuah kewajiban,  salah satu kewajiban yang harus dilakukan selama hidup ialah, berbakti kepada kedua orangtua selama orangtua itu tidak mengajak kepada kemunkaran, betul?

Terkhusus untuk perempuan, jangan sia-siakan kesempatan emas ini kawan, belajarlah pada umimu, karena dari umimu ilmu keikhlasan didapat.

Namun jika umimu sudah Allah panggil, jangan bersedih ya, doakan umimu dengan sebenar-benarnya doa. Dan jangan lupa mintalah pada Allah agar Allah pertemukan dengan guru-guru yang mengajarkan ilmunya dengan ikhlas.

Guru kehidupan yaa umiku...
Guru yang tak pernah bosan mendidik...
Guru yang selalu bahagia melihat keberhasilan muridnya.
Ialah umiku, guru yang memiliki keikhlasan yang tanpa batas...


Hari ini... Hari lahirmu...
Kupersembahkan tulisan ini untuk umiku...
Terimakasih umi sudah menjadi guru kehidupanku...
Semoga Allah selalu menjagamu.
Aku anakmu mencintaimu. Kananga, 17 November 2016 21:31 Wib

Saturday, November 12, 2016

Aku dan Tukang Mie Ayam

_"Aku berangkat dulu, Allasamu'alaikum...."_ salamku sambil mencium tangan Baba.

_"Ia, hati-hati"_ balas Baba.

Kenalkan, Aku seorang anak perempuan yang  hidup dipinggiran sungai kumuh yang ada di jakarta, antara sungai yang bau menyengat dan rumahku yang hanya sepetak hanya dipisahkan oleh jalan raya yang membentang hebat.

Lebar nian jalan raya yang ada didepan rumahku, lebarnya jalan raya mengalahkan lebarnya rumahku.

Oya, Babaku seorang penjual tukang mie ayam. Beliau biasa mangkal jam 5 sore sampai malam. Banyak yang bertanya kenapa tidak dari pagi saja jualannya, sebenarnya inginnya begitu, namun karena sewa tempatnya mahal jadi baba putuskan mencari sewa yang murah. Baba mangkal di depan toko tambal ban, toko tambal ban tutup sekitar jam 5 sore, jadi malamnya baba gunakan untuk jualan.

Aku sendiri seorang mahasiswi yang sedang sibuk skripsi, aku jarang membantu baba, karena selain aku malu, bukan karena jualan mie ayam, namun aku malu karena aku seorang  perempuan yang tak mau dipandang banyak lelaki lalu lalang. Sehingga aku hanya bantu baba sesekali saja, tidak sering. Dan syukurnya babaku megerti keadaanku.

Dimataku, baba adalah sosok yang pekerja keras, aku bangga miliki baba yang super baba hehehe...

Sekalipun pekerjaannya hanya seorang tukang mie ayam, yang kadang... suka tak habis semua, namun baba tak pernah menampakkan ketiakpunyaan uang untuk biaya kuliahku.

Rasanya... saat aku butuh uang untuk ini dan itu, baba selalu bilang ada, walaupun aku tahu, untung jualan mie ayam tak seberapa.

Aku tak tahu darimana baba mendapatkan uang, karena setiap aku butuh uang untuk biaya kuliah, baba selalu berusaha mengadakan.

Kadang... ingin rasanya aku peluk baba, air mata ini sudah bosan aku teteskan melihat perjuangan baba.

Sekarang, rambut baba sudah memutih, otot-otot yang dulu kekar kini mulai lunglai, kerutan wajah tanda lelah sudah tersirat jelas di wajahnya.

Aku suka kasihan melihat baba duduk menunggu pembeli yang tak kunjung datang, terlebih jika musim hujan.

Banjir, dingin, angin, semua baba hadapi demi menghidupi keluarga.

Aku melihat dipundaknya banyak beban, namun ketegaran yang dipancarkan diwajahnya selalu membuatku tenang.

Baba... aku sayang baba, saat ini aku belum bisa bahagiakan baba, maafkan aku yang selalu merepotkanmu, izinkan aku anak perempuanmu satu-satunya menjadi anak yang berbakti kepada baba. Doakan anakmu yang sedang berusaha menjadi wanita yang shalihah, wanita yang bidadari syurgapun cemburu padanya.

Aku bangga menjadi anak baba, aku tak malu punya baba yang hanya penjual mie ayam. Pokoknya aku beryukur karena Allah berikan baba yang amat hebat dimataku. Dari baba aku belajar banyak hal.

Baba...
Setitik perjuangan baba berlipat pahala di sisi-Nya.
Setetes peluh yang keluar demi menghidupi keluarga, Allah tak akan pernah lupa.
Tetaplah menjadi baba kebangganku dan mama.

Selamat hari baba...
Semoga Allah selalu menjaga dan bersama baba selalu. Aku sayang baba....

Friday, November 11, 2016

Gue Rela Mati !

_"Cukup Dan, gue gak mau dengerin alasan lo lagi, pokoknya kita putus!"_ teriak Sela sambil pergi meninggalkan dani.

_"Biar gue jelasin La, jangan percaya sama Rizki dan geng nya itu, mereka sengaja fitnah gue biar gue putus sama lo..."_ jelas dani sambil mengejar Sela.

Pernikahan mereka sudah di depan mata, namun karena fitnah yang rizki berikan kepada dani, hubungan dani dan sela berada di ujung tanduk. Rizki tak menyangka bahwa fitnahnya berhasil, ia sangat bahagia sampai kebahagiaannya tak bisa diuangkap dengan kata.

_"Jangan kambing hitamkan rizki dan, justru karena rizki gue tau kelakuan lo selama ini gimana...!"_ bentak sela pada dani.

_"Sel!" Sambil memegang tangan sela dengan erat _" gue calon suami lo, dan lo harus percaya sama gue"_ lanjut dani dengan mata nanar.

_"gue engga akan percaya sama orang yang udah bohongin gue dan!"_ sambil berusaha melepas tangannya dari tangan dani.

_"Lo harus percaya sama gue Sel, gue rela mati jika kematian membuat lo percaya sama gue"_ suara dani parau.

_"Dan, mau lo mati atau engga gue tetep gak percaya!"_ kali ini sela meninggalkan dani dengan berlari.

_"Selaa!....sela!"_ teriak dani.

Sela tak menggubris panggilan dani, sampai tak lama terdengar teriakan dani berbarengan dengan suara mobil yang begitu terdengar cepat.

"Danii!..."_ suara sela kaget sambil dan dengan segera menoleh ke arah belakang.

Tiba-tiba kaki sela lemas menyaksikan dani calon suaminya mengeluarkan darah segar.

_"Daniiiiiii......."_teriak sela hebat.

Sementara itu, mobil yang menabrak Dani kabur begitu saja seperti di sinetron-sinetron pada umumnya.

_"Daniii... bangunnn, gue maafin lo dan gue percaya sala lo...." suara sela disertai tangisan yang bercampur aduk menjadi satu.

_"Dani.... maafin gue...."suara sela sambil menangis sambil merangkul dani calon suaminya.

Tidak ada gerakan yang berarti, dani tak sadarkan diri. Hingga tak lama bantuan datang menghampiri.

Kala itu, sela diam seribu bahasa, sebenarnya ia sangat menyesal namun ia tak bisa berucap apa-apa, hanya isakan tangis yang terdengar.

Dani dilarikan ke rumah sakit, sela dengan setia menunggu hasil permeriksaan dokter. Tak lama dokterpun keluar dan mengabarkan kabar duka yang mendalam.

_"Daniii.... maafin guee....."_ sambil memeluk jasad dani yang kala itu darah masih keluar dari telinga dan mulut dani.

Dani pergi untuk selamanya, dan pernikahan yang mereka berdua rancang sejak dua bulan kemarin kandas ditelan maut yang menyapa.

Hikmah:

Terkadang, kita lebih percaya omongan orang lain dibandingkan dengan orang yang dekat dengan kita. Ini percis salah satu sifat remaja. Mereka akan lebih percaya omongan teman sebayanya dibandingkan dengan orangtuanya.

Fren, memaafkan orang itu amat berat terlebih orang yang melakukan kesalahan ialah orang yang amat dekat dengan kita. Tapi coba lihat, Sang Maha Segalanya saja selalu membuka pintu maaf, kenapa kita yang memiliki berjuta kekurangan masih berat untuk memaafkan?

Maafkanlah sekalipun seseorang itu pernah membuat dada begitu sesak. Karena bagaimanapun dengan memaafkan tak lama ketenangan akan menyapa.

Al-Qur'an memang benar, _"fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan_"

Kenapa bisa begitu? Karena dengan fitnah bukan hanya pembunuhan saja yang akan terjadi, namun kebencian pasti akan setia menghampiri.

Terimakasih sudah mau membaca cerita sebelum tidur. Cukup sekian dan terimakasih.��

Siap-Siap Hijrah #Part1

Aku tidak mau masuk syurga sendiri, maka dari itu izinkan aku yang masih banyak kekurangan ini sedikit bercerita.

Iya, sedikit saja, aku ingin bercerita bagaimana nikmatnya belajar menjadi wanita shalihah sekalipun dalam perjalanannya tertatih.

Bukan, aku bukan pamer melainkan aku ingin setiap goresan tintaku Dia berikan kebaikan, sehingga setiap yang membacanya mudah-mudahan mendapatkan kebaikan pula. Allahumma Aamiin.

Bukankah jika kita menulis dengan hati ikut andil didalamnya maka tulisan itu akan masuk kedalam hati para pembacanya?, maka saksikanlahlah Allah ku... bimbinglah aku agar setiap tulisan yang aku tulis Engkau anugerahi kebaikan yang tiada tara.

Saudariku... inilah perjalanan hijrahku, mungkin sebagian pembaca tahu siapa diriku sebelumnya, namun semakin berjalannya waktu, semakin lelahnya mencari, akhirnya aku putuskan untuk berhijrah sekalipun sungguh tetesan air mata kadang selalu menemani.

Saudariku yang sangat aku cintai karena Allah, aku ingin bertanya satu hal pada dirimu. Sebenanrnya... apa yang Engkau cari di dunia ini?

Sedikit banyak aku membaca betapa perempuan amat hina di bumi sebelum Islam datang. Sedih hati ini membaca bagaimana hinanya perlakuan yang diberikan laki-laki kepada perempuan sebelum datangnya Islam.

Aku sangat beryukur, Allah memberiku kesempatan untuk lahir dalam lingkungan Islam.

Hadirnya Islam di muka bumi membuat kita (muslimah) dimuliakan.

Allah menurunkan perintah berhijab untuk memuliakan wanita dan agar mudah dikenali.

Saudariku..., tak mudah mendapatkan hidayah-Nya kecuali atas kehendak-Nya. Amat banyak orang yang mengatakan mereka belum berhijab karena belum dapat hidayah.

Hey..., hidayah itu dicari bukan datang sendiri. Allah akan memberikan hidayah kepada mereka-mereka yang berusaha mencarinya.

Banyak wanita muslim yang bilamana ditanyakan terkait pentingnya hijab tidak tahu bahkan dengan sengaja untuk tidak mau tahu, padahal sungguh!!!, rasanya tidak ada alasan untuk mengatakan tidak tahu karena teknologi sudah canggih dan banyak buku-buku yang menjelaskan betapa pentingnya berhijab.

Tak terbayang bagaimana jadinya di akhirat kelak, manakala Allah menanyakan mengapa dulu di dunia tidak berhijab dengan sempurna dan kita menjawab tidak tahu, apa tidak malu?

Saudariku... tentu aku sendiri mungkin tidak lebih baik darimu. Aku hanya wanita akhir zaman yang berusaha menjadi wanita yang bidadaripun cemburu padanya.

Aku masih sering tobat sambal, aku masih sering maksiat, aku masih sering berbohong pada diriku sendiri, padahal bisa dibilang jilbabku sudah sempurna, namun aku yakin dengan kita memantapkan hati kita untuk  berhijrah, Allah tak akan pernah meninggalkan kita sekalipun kita sering bermaksiat kepada-Nya.

Aku pernah memiliki masa lalu yang kelam, aku sendiri pernah berpikiran untuk terus berada di masa kelam itu dengan berdalih, aku bukan orang baik dan tak pantas menjadi orang baik.

Namun... bukankah seorang penjahat memiliki masa depan sebagaimana orang baik memiliki masa lalu?

Jangan... jagan pernah takut untuk berhijrah, karena Nabi kitapun pernah berhijrah. Karena... Khalifah umarpun pernah berhijrah, karena.... khalid bin walid pun pernah berhijrah, karena... Hindun binti Utbah pun pernah berhijrah, karena... Abu Sufyan pun pernah berhijrah.

Saatnya berhijrah, jangan... jangan tunggu besok apalagi lusa. Berhijrahlah detik ini juga! Karena waktu berjalan begitu amat cepat.

Saudariku..., aku tunggu kamu di sini. Ditempat penghijrahan yang mudah-mudahan Allah ridhoi.

Thursday, November 3, 2016

Abdi Anak Geng Masjid, What About You? (2)

Karena saya menjanjikan akan share lanjutan pada  malam hari, tadi disalah satu group yang saya ikuti ada yang nagih pakai tanda tanya besar warna merah tiga pula, padahal baru magrib dan tentu harus baca dulu tafsirnya, tapi saya sangat senang ternyata ada yang perhatian juga dengan tulisan saya, ^_^.

Baik saya lanjutkan, dimulai dari Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa 'Umar memerintahkan Abu Musa al-Asy'ari  agar melaporkan kepadanya apa yang ia ambil dan yang ia berikan dalam satu lembaran kulit yang disamak. Sementara Abu Musa mempunyai sekretaris beragama Nasrani, dan ia pun melaporkan hal itu kepadanya. 'Umar pun kagum (atas isi laporan  itu) seraya mengatakan, _"Sesungguhnya isi lembaran itu benar-benar rapi."_

[Pada kesempatan lain, _"Umar berkata mepada sekretaris Abu Musa itu], Apakah engkau bisa membaca surat yang datang  dari Syam untuk kami di masjid?"_ Abu Musa menjawab, _"Ia tidak bisa (masuk mesjid)."_ Umar bertanya, _"Apakah ia sedang junub?"_ Abu Musa Menjawab, "Tidak, tetapi ia Nasrani."_

Abu Musa mengatakan, _"Mengetahui hal itu, beliau menghardikku dan memukul pahaku. Kemudian beliau mengatakan, _"Usirlah ia."_ Kemudian beliau membaca Q.s Al-Maidah _Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi teman dekatmu"_.

Jika boleh berandai... andai saat ini  sosok umar ada di jakarta pasti... ahh sudahlah saya tak boleh berandai. _Pamali_ kalau  bahasa sudanya. 

Dalam kajian bersama geng masjid, dibahas juga _asbabun nuzulnya_ Q.s Al-Maidah ayat 51 sampai 53 tersebut. Yang dimana Abdullah bin Ubay bin Salul (Sang Gerbong Munafik) menjadi aktor utama hehe...

Tulisan ini tidak membahas sebab turunnya ayat tersebut, karena cukup banyak dan saya sarankan mending baca langsung aja biar lebih ngena.

Intinya sih, mereka-mereka yaitu Yahudi dan Nasrani sangat berani bertindak sekalipun mereka berada pada posisi yang salah. Hadeh... -_- dasar yah mereka, memang dari dulu selalu bertingkah -_-

Kembali kepada cerita di atas, coba perhatikan kisah umar tadi, dalam kisah terdebut seorang yang beragama Nasrani memiliki kinerja yang luar biasa, namun karena ia Nasrani, dengan segera Umar menyuruh untuk mengusir Orang Nasrani tersebut dan langsung membacakan Surat Al-Maidah.

Gampangnya begini, menjadikan teman saja Allah melarang bagimana menjadikan sosok pemimpin?

Ayo buka lagi Qur'annya, baca dengan seksama kata _"Janganlah"_ memiliki makna yang mendalam jika di kaji dalam bahasa Arab.

Gini-gini saya pernah belajar bahasa Arab loh sekalipun secuil hehe, dalam bahasa arab lafadz _"La"_ memiliki arti yang berbeda-beda, ada yang maknanya _'tidak'_ ada pula yang _'jangan'_ _wallahu'alam.

Silakan Arab Lovers ditambahkan saya takut salah soalnya. hehe.

Dalam Surat Al-Maidah tersebut Allah jelas melarang_"Janganlah berteman"_

Kita mau nurut sama siapa? Sama Allah atau sama yang lain?

Kami (Geng masjid) mengangguk-angguk dan memdengarkan dengan khidmat apa-apa yang disampaikan oleh pemateri.

Jujur, saya senang melihat reaksi  ibu-ibu geng masjid ketika dijelaskan ayat tersebut, mungkin ada saja sebagian ibu-ibu yang tadinya acuh namun  setelah mendengar penjelasan bapakke, seolah hatinya tergerakkan untuk mulai peduli melihat permasalahan ummat saat ini.

_"Apa yang harus kita lakukan, kita tidak tinggal di Jakarta..?"_ Celetuk salah sati ibu geng masjid.

Perlu diketahui, pada saat itu bapakke mengambil contoh Pak Ahok. (Maaf ya pak jadi bahan percontohan hehe)

_"Kita hanya mampu mendoakan karena kita tidak terlibat dalam pemilu di DKI.."_ jawab salah satu ibu geng masjid.

Thats right!, saya sendiri bukan orang Jakarte tapi semasa kuliah merasakan sih  bagaimana manis pahitnya hidup di Jakarta hehe.

Tugas kita yaa doakan yang terbaik untuk saudara muslim kita yang saat ini sedang melawan kemungkaran di Jakarta.

Jangan merasa kita tidak tinggal di jakarta kita biasa saja, Oh tidak bisaa..., pernah dengarkan bahwa antara satu muslim dengan satu muslim yang lain bersaudara, jika satu muslim itu sakit muslim yang lainpun merasakannya.

Siapa kita? Pemuda!, (biasanya jargon ini digunakan saat-saat aksi di jalanan hehe)  kita masih muda loh, apa yang kita lakukan menghadapi permasalahan ummat saat ini, mungkin tulisan ini merupakan salah satu ikhtiar saya menyadarkan saudara muslim dimana saja berada untuk mulai sama-sama peduli terhadap permasalahan yang ada.

Lihat...., mereka ibu-ibu geng masjid saja sudah memiliki peran, yah peran mereka mendoakan, lantas peran kita apa fren?

Baiklah, dipenghujung tulisan ini, saya akan memberikan sebuah kalimat teman saya. Kalau kata teman saya _" mulailah di lingkungan kamu berada, gunakan yang kamu punya dan lakukan yang kamu bisa"_

Wallahu'alam.

Monday, October 31, 2016

Menuju Mahlighai

Sudah penasaran yah? (Iya aja biar cepat ��). Alhamdulillah sepertinya sekarang saatnya aku menulis apa yang telah aku janjikan kemarin.

Sebelumnya, aku  peringati lagi, tulisan ini aku khususkan untuk mereka yang sedang menanti ��, sedang taaruf ☺️ (ciee yang merasa lagi senyum-senyum sendiri hehe), atau yang sudah mulai menuju proses khitbah dan menikah ��. Satu lagi, cocok juga buat yang jomblo ��, jika pembaca tidak termasuk kriteria di atas, tidak usah baca tapi boleh juga baca buat pembelajaran atau jika aku salah bisa diluruskan ��.

Bismillah...

Di malam yang gelap (memang malam gelap ya ��), aku mendapatkan sebuah pesan. Pesan tersebut sebenarnya masuk sekitar jam 9 malam kalau tidak salah, karena sudah tidur aku membuka pesan sekitar pukul 3 dini hari. Sekilas, aku tidak tahu siapa orang ini, dia sampai menelfon via _WA_ sekitar 7 kali. Setelah aku buka pesannya, dia juga mengirim _voice note_ memperkenalkan diri. Tiba-tiba dia memberikan aku beberapa pertanyaan dan pertanyaan itu bagiku sangat berat aku menjawabnya. Tapi seberat-berat pertanyaan pasti akan aku jawab sekalipun hanya  pakai huruf A hehe. 

Selanjutnya, _chat_ antara aku dan dia berlanjut,  dia menanyakan hubunganku  dengan seseorang tentu aku sendiri kaget, kenapa dia tiba-tiba bertanya kepadaku? Karena tingkat kekepoan ku rendah, aku jawab saja setiap pertanyaannya. Terakhir... akupun akhirnya tahu ternyata orang yang saat itu menghubungiku sedang proses taaruf dengan temanku.

Oalah pantas, ternyata dia sedang mencari info tentang si dia.  Sempat dia akan mundur, namun sebagai seorang teman si dia, aku berusaha membuat dia terus maju, aku tidak mau proses taaruf mereka kandas karena aku (hadehhh dasar aku memang yah ...  ��)

Sejurus kemudian, aku berusaha yakinkan dia kalau si dia cocok dan pantas untuknya. Alhamdulillah sepertinya sampai saat ini proses taaruf mereka masih berjalan, aku doakan semoga prosesnya dipercepat dan diberkahi, karena kita tahu kalau syaiton benar-benar musuh yang nyata ��.

Begini fren, dalam proses taaruf, penting bagi kita mencari informasi tentang si dia kepada teman dekatnya. Sebenarnya dalam kisah ini aku sendiri bingung kenapa dia menanyakan kepadaku, padahal aku merasa antara aku dan si dia biasa-biasa saja. Tapi aku tidak mau seudzon hehehe... mungkin dia bertanya kepadaku karena aku teman si dia.

Lanjut yah....
Telingaku semakin besar saja ini, karena sudah banyak menampung curhatan orang ��.

Ada lagi kisah, ada seorang teman yang cukup dekat denganku bercerita. Tahu tidak? Tiba-tiba tidak ada angin dan tidak ada hujan, dia _chat_ aku, ternyata dia sudah tak kuat ingin bercerita hehe. Dan yang tahu saat ini dia sedang proses taaruf baru orangtuanya, perantara, dan aku. Kenapa mesti aku? (Mungkin dia ingin membuatku baper ��) saat ini dia sedang proses taaruf juga, dan tak lama akan menikah insya Allah ☺️(semoga dilancarkan aamiin��) dia bercerita kepadaku bagaimana si dia menanyakan terkait mahar kepadanya. Dia ingin sebuah buku yang didalamnya membahas tentang tauhid, kata dia tidak usah baru, bekas juga tidak apa-apa yang penting tidak memberatkan si dia. Singkat cerita dia tidak memaksa si dia untuk memberikan maharnya itu yang penting apa yang si dia mampu, dia akan menerima dengan lapang. Karena kata dia, dia membaca hadis terkait mahar yang setelah akupun mendengar hadis ini, aku salut sekali dengan mereka. Dan tahu tidak? Ternyata, saat dia bertanya terkait kitab itu, si dia sudah pernah membacanya bahkan bisa dibilang sudah paham. Ini nih yang membuatku _baper_ �� kata dia _"Fren, tidak apa-apa tidak ada bukunya, biar nanti suami saja yang menjelaskan hehe, begininih nikmatnya mepunyai suami yang pintar agamanya, mereka bisa mengajari istrinya hihihi"_ aku balas dengan senyuman saja, padahal dalam hati ini entah apa yang terjadi. Aku merasa sih seperti ada suara petir yang terus menggelegar. Hehehe

Begini fren, sebenarnya pintar agama saja tidak cukup, satu yang penting juga ialah, pentnig juga bagi kita memiliki pasangan yang sudah paham sunnah dan punya visi yang sama. Sekufulah intinya.

Dan lagi, temanku yang satu ini, benar-benar menjaga komunikasi dengan si dia, dia berusaha untuk menghindar manakala si dia _wapri_, kalau sifatnya tidak pribadi, dia langsung bilang ke si dia untuk dibicarkan ke perantara saja, jangan langsung ke dia. Masya Allah kan ��.

Ada satu cerita lagi nih, ini juga temanku bahkan sangat  dekat, aku sendiri sudah anggap dia sebagai kakak keduaku, ketika proses taaruf aku juga diberitahu olehnya, padahal yang baru tahu hanya perantaranya, dan  keluarganya. Betapa istimewanya berarti aku dimatanya (jadi terhura eh terharu ��).

Dia benar-benar menjaga komunikasi bersama si dia. Bahkan saat proses _nadzor_, dia mengintruksikan untuk menelfon kakaknya saja. Sangking tidak mau ada komunikasi dengan si dia. Kalaupun komunikasi mereka lakukan di public maksudnya di group yang banyak orang (group panitia walimahan hehehe ) Dan tahu tidak? Kata dia, pertama kali dia _chat personal_ bersama si dia, saat malamnya menjelang hari H, pada saat itu juga karena memang ada hal yang amat penting, sehingga menyebabkan dia _chat personal_ kepada si dia.

Aku selalu ingat perkataan dia _"fren, kakak tidak mau proses taaruf kakak tergores oleh nafsu"_

Jleb.... (hatiku tertusuk ulah bicaranya ��).

Dia benar-benar menjaga proses taarufnya sampai hari H. Dan tentu saja prosesnya cukup cepat. Karena lagi, dia takut hatinya ternodai.

Nanti di lanjut insya Allah...
Assalamu'alaikum...��.

Sunday, October 30, 2016

Kita Anak Geng Masjid What About You?


Tak terasa ternyata hari ini hari ahad, pantas saja bapak membangunkanku lebih semangat.

Alhamdulillah, ibu-ibu yang datang pengajian subuh tadi bertambah walaupun bertambahnya tidak signifikan hehehe, jika pekan kemarin yang hadir cuma berlima termasuk aku. Hari ini jumlahnya ada sepuluh, termasuk aku, adikku dan bappakku.

Seperti biasa, aku berjalan menyusuri jalan lagi-lagi  sendiri  :') di subuh yang buta menuju masjid kampungku. Udaranya segar dingin dan sejuk. Kalau kata seorang ulama nih kenapa pada waktu  subuh udaranya masih sejuk, itu  tidak lain karena  udara subuh belum tercampur dengan nafas orang-orang munfaik. Orang-orang munafik mungkin  kalau jam segitu masih menganyam bulu mata  alias tidur hehhe. (Wallahua'lam).

Tak henti-hentinya aku ulang disetiap episode kalimat ini. Jadi mohon maaf jika bosan hehehe. Tafsir yang digunakan dalam setiap kajian kami (Geng masjid) adalah tafsir Ibnu Katsir. Oya, episode kedua kemarin aku belum sempat membahas initnya yaitu tentang sholawat dan hijab. Dan sepertinya  episode tiga ini pula akan bahas awalnya dulu karena aku  belum sempat  meminta kitabnya sama Bapak. Sempat sih tadi pagi nyari, tapi qodarullah belum nemu dan alhasil akupun kembali kuliah, kuliah yang bagiku benar-benar kuliah hahaha. MKnya (Mata kuliah) dari pagi sampe mau tidur lagi. Maklumlah jurusannya memang belum ada di Universitan Negeri. Jurusan kerumahtanggaan wkwkwk.

Baik-baik kita lanjut ya, pembahasan tadi pagi masih surat Al-Ahzab namun beda ayat dari pembahasan kemarin. Tadi pagi kami (Geng masjid) membahas Q.s Al-Ahzab ayat 60 sampai 68.

Tahu tidak? Tidak tahu yah ��. Pada saat kajian subuh kali ini, entah mengapa aku bergetar dan menangis kala bapak menjelaskan orang munafik, kiamat dan neraka.

Apalagi saat bapak menjelaskan hadis nabi yang ketika itu malaikat turun menyerupai pemuda yang gagah menanyakan perihal hari kiamat kepada Nabi. Saat bapak mempraktekan bagaimana malaikat menempel dengan paha nabi, tiba-tiba aku rindu Muhammad Saw. Rindu sekaligus malu :') saat bapak praktekan aku tiba-tiba berandai bagaimana jika pada saat itu aku yang ada di depan Muhammad, apa yang aku katakan :'). Ya Rabb sampaikanlah rindu ini kepada Nabi-Mu Muhammad Saw.

Dalam kajian subuh kali ini, Bapak juga menjelaskan bagaimana keadaan manusia di nereka yang meminta siksaan diberikan dua kali lipat kepada pemimpin yang menyesatkan mereka selama hidup di bumi dulu.

Tahu tidak? Engg tau yah ��. Dari setiap episode pasti ada saja pembahasan yang melipir ke arah penguasa. Dan lagi, sosok pemimpin kafir yang ngetren saat ini sering dijadikan contoh oleh bapak. Entah contoh dibagian munafiknya,kafirnya,  maupun kaum yahudi dan nasraninya.

Begini fren... Aku salut pada ibu-ibu yang ikut pengajian itu, sekalipun banyak cibiran yang mereka timpa, mulai dari disebut geng masjid lah, suka gosiplah de el el, tapi mereka tetap terus mengaji. Tapi nama geng masjid aku gunakan sebagai judul tulisanku hehehe.

Lagi, karena di daerahku juga sedang panas-panasnya pemilihan kepala daerah, sampe kita (Geng masjid) membahas bagaimaan kondisi politik di daerah kami sendiri.

Lihat fren,  mereka yang kebanyakan IRT, guru bahkan sudah ada janda yang sudah tua saja masih mau memikirkan kondisi umat di lingungannya bahkan mereka  tidak malu untuk mengkaji  tafsir sekalipun bisa dibilang terlambat. Tapi sebenarnya tidak ada kata terlambat untuk mengkaji Al-Qur'an. Betul tidak?��

Aku sendiri merasa malu juga sebenarnya,umurku sudah kepala dua, dan baru beberapa ayat saja yang aku kaji. 21 tahun  9 bulan kemarin aku gunakan untuk apa? :')

Insya Allah penjelasannya menyusul ya soalnya harus buka tafsirnya dulu ��.

Namun pada intinya, pagi ini kembali aku dapat pelajaran dari mereka (ibu-ibu geng masjid)

Aku jadi lebih ingin semangat lagi mengkaji Al-Qur'an, benar apa yang dikatakan salah satu ibu geng masjid, betapa banyak manusia yang hatam Al-Quran namun tidak sedikitpun mengkajinya. Padahal yang aku rasakan sendiri nih, baru membahas beberapa ayat dari Al-Quran entah mengapa  pasti aku ingin menangis terus, menangis karena kenapa tidak dari dulu aku mengkajinya dan menangis karena takut sama Azab Allah :').

Pesan hari ini... tidak ada kata terlambat... tidak ada kata terlambat... dan tidak ada kata terlambat.

Umurku tinggal menghitung tahun atau mungkin bulan atau mungkin pekan atau mungkin hari atau mugkin jam atau mungkin menit atau mungkin detik ��...  kematian selalu mengintai tak henti. Semoga Allah berikan aku dan setiap orang yang mau mengkaji Al-Quran semangat yang menggebu agar aku dan orang yang mau mengkaji Al-Quran pun bisa mengajak orang lain. Aamiin.

Tahu tidak? Engga tau yah �� kenapa aku suka greget tatkala dapat ilmu rasanya pengen terus dibagi, atau di sisi lain kadang ada rasa keengganan untuk mencari ilmu. Aku pernah baca seorang sahabat Nabi nih jika dia mendapat ilmu, selain beliau amalakan, beliau juga segera berbagi ilmu kepada oranglain. Makannya tidak secuil ilmupun merka punya kecuali mereka bagi kepada oranglain. Karena apa? Karena di akhirat kelak pasti Allah akan tanya ilmu yang kita dapat apakah sudah dibagikan kepada oranglain. Berangkat dari situ  kadang aku takut untuk mencari ilmu tapi disisi lain tanpa ilmu aku buta. Makannya nih, tadi pagi aku dapat ilmu terkait Qs.Al-Ahzab, semoga Allah ridhoi aku bagi.

Begini fren... Aku tidak bangga kepada mereka yang sering mengikuti majelis ilmu sana sini  namun tak secuilpun mereka bagi, yang aku banggakan ialah mereka yang sering menghadiri majelis ilmu dan apa yang mereka dapat mereka  bagi. Kalau kata teman, jangan pelit ilmu vi, tapi ya mau bagaimana kadang aku lupa saking lamanya di pendam di otak :').

Terakhir, aku akan memberi satu pesan yang didapat dari seorang teman yang luar bisa. Beliau bilang begini... _"Berbagilah karena dengan berbagi kita akan mendapatkan dampak yang luar biasa"_

Beliau sudah buktikan dan  mendapatkan dampaknya, jika beliau berbagi bisa ke Tukri semoga dengan berbagi akupun bisa ke tanah Syam hehehe.... aamiin.

Kampung kelahiran, 2016  wallahua'lam

Saturday, October 29, 2016

The Power Of Respon

Saya punya teman, jika orang-orang ogah (read:tidak mau) di manfaatkan orang, namun temanku yang satu ini malah senang dimanfaatkan orang. Sebenarnya beliau bukan hanya teman tapi sekaligus salah satu guru kehidupanku.

Pernah dulu, aku bertanya kepada beliau _"Kakak mau saja dimanfaatkan orang hehe, kalau vi mah engga mau"_. Lalu,  apa jawaban beliau?

_"Tidak apa-apa, kakak malah senang dimanfaatin orang itu tandanya kaka bermanfaat hehe"_

Begitulah, banyak aku temui selama aku hidup 22 tahun ini, hanya segelintir orang yang mau dimanfaatkan orang, kebanyakan manusia yang aku temui tidak mau dimanfaatkan orang maunya dia yang manfaatkan orang.

Dari situ aku belajar untuk rela dimanfaatkan orang. Tidak memikirkan untung ruginya, beliau  teman sekaligus guru kehidipanku menanamkan  dalam mindsetnya, jika ia dimanfaatkan orang itu tandanya ia bermanfaat untuk oranglain. Bukankah sebaik manusia ialah orang yang bermanfaat untuk orang lain?

Dari beliau aku belajar untuk lapang dan ikhlas manakala aku dimanfaatkan oleh orang lain.

Kala aku merasa aku dimanfaatkan orang, kadang hatiku menggerutu _"Mau-maunya gue dimanfaatin oleh si A"_ namun, jika ingat beliau, aku kembali ingat bahwa sudah sepatutnya aku dimanfaatkan oleh orang lain, bukankah aku ingin menjadi sebaik-baik manusia?.

Ada lagi, aku punya teman dalam sebuah group WA, temanku itu kerjaannya kasih jempol terus, pernah aku share tulisan panjang tak lama ia kasih jempol, apa maksudnya? Kapan dia bacanya?.

Akhirnya semakin berjalannya waktu, akupu mengambil pelajaran dari mereka berdua, dengan kita dimanfaatkan orang, maka orang yang memanfaatkan kita akan percaya kepada kita, kalau sudah percayakan pasti orang tersebut akan memanfaatkan kita lagi, dari situ  tak lama mereka pasti akan sadar, bahwa orang yang dimanfaatkan olehnya ternyata tulus mau membantunya, dari situ akan timbul rasa empati yang mendalam, insya Allah. Dan dengan kita memberikan  respon  disebuah group entah itu jempol dan sejenisnya, orang yang share akan merasa senang, itu menandakan   mereka merasa dihargai.

Ini ceritaku, Ada seorang teman yang share di sebuah group, teman itu bertanya namun tidak ada satupun yang respon, akhirnya akupun meresponnya sekalipun dalam respon yang aku berikan tidak cukup banyak membantu. Tak lama, teman yang share pertanyaan tersebut mengrim pesan pribadi kepadaku. Apa isi pesan pribadinya? Yups, dia mengucapkan kata terimakasih kepadaku karena aku telah merespon pertanyaannya di group.

Fren... untuk berbuat baik itu sebenarnya gampang, ingat saja rumus ini, Allah akan mencatat amal baik dan buruk kita walaupun hanya sekecil biji zarrah.

The power of respon aku menyebutnya. Jika teman pertama, respon yang dia berikan ialah  mau direpotkan oleh orang lain, dan teman kedua, respon yang dia berikan  ialah sebuah simbol tanda mengharhgai setiap share yang diberikan temannya.

Kenapa aku tidak bisa seperti mereka? Yah... akupun harus bisa seperti mereka, mereka memanfaatkan hal-hal kecil untuk kebaikan dunia dan akhirat kenapa akupun tak melakukan hal yang sama?

Sudah..., jangan pikirkan untuk ruginya untuk kita, jangan pula mengharapkan balasan-balasan yang setimpal. Intinya berikan respon terbaik untuk saudara kita. Karena bisa jadi jalan menuju syurga atau malah kita masuk syurga ada pada respon yang  pernah kita berikan kepada teman kita. Bisa jadi kan? Kita mau masuk syurga dari sebelah pintu mana? Pintu solat yaaa perbanyak dan perbaiki solat, pintu kebaikan yaaa haruslah banyak-banyak berbuat baik.

Yakinkan saja pada diri, setiap secuil perbuatan yang kita lakukan, secuil perbuatan itu semuanya akan  tercatat. 

Aku ingatkan lagi, Kekuatan respon itu sangat-sangat bermanfaat ternyata. Aku sendiri sekarang merasakannya. Tidak percaya? Buktikan dari sekarang. Insya allah manfaat  the power of kepepet akan kita rasa.

Wallahua'lam.

Hanya Sekilas

Sebenarnya..., sudah lama ingin aku tuliskan, namun setiap kali hendak menulis, hati ini selalu bilang _'tahan dulu... tahan dulu..."_ alhasil baru sekarang aku beranikan untuk menulis.

Sebelumnya, aku ingatkan kepada siapa saja yang membaca tulisan amatiran ini, adakalanya seorang penulis menulis untuk menasihati dan mengingatkan dirinya sendiri. Jadi aku menulis inipun sebagai pengingat dan nasihat untukku.

Dalam tulisan kali ini aku akan sedikit bercerita. Jadi.... dulu, saat di kampus aku dan dua sahabatku sering solat berjamaah, dan karena mereka berdua sudah paham akan rapihnya barisan shoff, antara kakiku dan kaki mereka benar-benar nempel, karena aku tahu kalau nda nempel ada syaiton yang menempati, dan jika mereka atau kadang aku duluan shalat, setelah wudhu selesai aku tinggal tepuk pundaknya dan melaksanakan solat berjamaah bersama dengan sejajar antara aku dan imam. Ingat yah, kalau solat antara perempuan itu sejajar anatra imam dan makmum, PR para pembaca, aku tugaskan untuk mencari hadis terkait ini yah hehe biar engga ikut-ikutan dan asal bilang bid'ah kepada mereka yang solatnya sejajar hehehe (biasanya yaa  begitu, suka bilang bid'ah ini dan itu tapi ternyata mereka sendiri yang tidak tahu dalilnya hadehhh ) wallahu'alam.

Lanjut... lanjut..., pernah kejadian yang aku alami sendiri nih, saat salah satu temanku solat, aku menepuk pundaknya, sekilas aku liat wajahnya tersenyum, setelah solat dia bilang padaku _"Mi, ko kamu tepuk pundak aku, kan aku pengen ketawa"_ sambil sedikit tertawa.

Pikirku dalam hati _"lah ko pengen ketawa ?_"

Akhirnya akupun menjelaskan, jika kita ingin solat berjamaah dengan teman yang sedang solat kita tepuk pundaknya tanda kita berjamaah dengannya. Setelah aku jelaskan, diapun berucap _"Ohhh aku baru tahu Mi hihi...."_ lagi-lagi hatiku berbisik _"Lah... suah 21 tahun hidup di bumi, ngapain aja Bu...."_, namun dari kejadian itu akupun tersadarkan bahwasanya masih banyak manusia khususnya orang islam sendiri yang kadang tidak tahu masalah tata cara solat yang benar dan sebagainya, padahal paaan kita tahu solat merupakan amalan yang pertama kali dihisab.

Ada lagi nih cerita, waktu itu aku solat di salah satu musola stasiun yang ada di jakarta, dengan segera setelah aku wudhu dan di musola qodarullah ada yang sedang solat, aku segera tepuk pelan-pelan pundaknya dan segera menempelkan kakiku dengan kakinya, namun apa yang terjadi?, saat aku tempelkan kakikku kepada kakikknya, dia menghindar, akupun kembali menempelkan kakikku dengan kakinya, lagi, diapun menghindar, dan yang ketiga kalinya karena penasaran, aku kembali tempelkan kakikku dengan kakinya dan diapun kemabli menghindar dan terdengar ada suara gerutu dari mulutnya menandakan kekesalan. Kembali hatiku berucap _"waduh kenapa ini orang, kan kalau solat kakinya harus menempel tapi kenapa dia marah ya?_" (padahal saat itu aku lagi solat, maafkan aku ya Allah jadi engga khusyu )
Akhirnya, akupun menyerah dan solat tanpa nempel dengan kakinya, pada saat itu tetap saja aku berniat berjamaah dengannya sekalipun dianya seperti itu.
Jika diceritakan semuanya pasti bakalan sampe ratusan bahkan ribuan kertas hehehe, setelah ini aku akan jelaskan intinya.

Yah, inti dari cerita di atas, semoga Allah mudahkan aku untuk menulisnya ya Fren.

Nanti akan aku lanjutkan insya Allah.

Assalamu'alaikum

Wallahu'alam.

NB:  (bukan merk sepatu ya hehe )

#Jika pada belum tahu, kenapa aku sering tuliskan  kata wallahu'alam dalam setiap tulisan yang berbau pendapat atau yang berbau bau agama dan sejensinya? Karena.... kata wallahu'alam merupakan kalimat yang sangat disukai Khalifah Ali, dalam setiap ucapannya, beliau selalu ucapkan kalimat wallahu'alam. Intinya sih aku tegaskan, seorang khalifah Ali saja yang ilmunya bisa dibilang seluas samudera  mengatakan kalimat wallahu'alam, lah kita? Ilmunnya yang masih setitik tinta di kertas putih hehe masa tidak  ucapkan kalimat itu?

Thursday, October 27, 2016

Kangen Ya ? :D

Siapa yang pernah kangen?
Kangen yang beneran bukan bohongan.
Emang ada ya kangen bohongan? hehehe

Tentu setiap kita pasti pernah mengalamai kekangenan yang mendalam, benerkan?

Apa respon teman manakala kita kangen nih terus kita chat orang yang kita kangenin dan orang yang kita kangeni berucap "kangen ya? :D"

Kalau aku sendiri nih setelah orang yang kita kangeni berucap demikian, aku tidak lanjutkan chat dengannya. Karena apa? Karena malu.

Itu responku aku tidak tahu respon teman-teman bagaimana, tergantung selerakan? Hehehe

Siapakah orang yang aku kangeni sehingga dengan beraninya aku chat orang itu sekalipun aku sendiri tidak tahu apa yang harus aku katakan?

Aku kangen sama sahabatku. Karena aku malu bilangnya jadilah ku tuliskan saja di sini.

Tempe gak? Eh maksudnya tahu gak? Hehehe...

Enaknya jadi penulis itu, kita bisa bebas berekspresi hihihi...

Aku tidak bisa mengucapkan rasa kangen kepada temanku, namun dengan dituliskan, setidaknya rasa kangen kan terobati. Tinggal mention deh orang yang kita kangenin.

Tentu aku sudah azamkan dalam diri setiap tulisan yang aku tulis setidaknya ada secuil manfaat yang bisa orang ambil, disinilah beratnya.

Banyak yan aku ingin tulis, tapi takut tidak bermanfaat. Allahumma baa'id. Semoga setiap tulisan yang aku tulis Allah selipkan kebermanfaatan dari  setiap huruf dan angkanya aamiin :')

Baiklah, saat ini aku kangen mereka. Mereka adalah sahabatku. Apa yang aku kangenin dari mereka?

Disinlah aku akan bercerita. Aku punya teman satu kampus, satu jurusan kadang sering satu kelas. Dua orang sebut saja mereka mawar dan melati hihihi... aku mulai dekat dengan mereka ketika mereka putuskan untuk berhijrah, aku sangat senanggggg sekali bisa berteman dengan mereka. Awalnya nih saat aku maba, di kampusku mungkin satu angkatan yang hijabnya gondrong cuma aku, aku sangat merasakan bagaimana sorotan-sorotan mata-mata memandang. Well karena aku orangnya PD pake baju juga suka warnanya ga nyambung (saking PDnya :')) alhasil pandangan-pandangan itu aku abaikan saja. Alhamdillaah saat ini di kampusku sudah banyakkkk akhwat yang berjilbab gondrong alhamdulillah ... :)

Lanjut nih... tadinya mawar dan melati punya geng, aku sendiri selama di kampus membaur ke semua geng, waktu itu aku punya teman luamayan dekat,  kenapa dekat? Karena waktu itu kan ada MK matematika sedangkan aku fobia angka, akhirnya setiap ada tugas aku selalu SMSin dia, datang ke kampus cepat hanya untuk di ajarin sama dia :') (sangking takutnya ama angka kali bagipun kadang suka lupa wkwkwk)

Lanjut ke pembahasan kangen yah, singkat cerita, mawar melatai perlahan mulai tak sering kumpul dengan gengnya dan akupun mulai dekat dengan mereka hingga sekarang :') 

Di kampus, aku, mawar dan melati punya sebutan, anak kampus panggil kami *Geng Baitullah kita bertiga aaminin aja daripada geng motor wkwkwk...

Aku kagum pada mereka berdua, karena aku sendiri menyaksikan bagaimana proses penghijrahannya, semoga Allah istiqomahkan mereka, aku dan mereka-mereka yang memutuskan untuk berhijrah.

Lalu, bagian mana yang di kangenin? Judulnyakan kangen ko melebar?

Sabar...sabar, maklumi saja yah, aku memang orangnya suka melebar kemana-mana kalau bercerita . Hihihi

Ini nih yang intinya.

Aku kangen saat-saat aku, mawar dan melati jalan bareng. Yah... kalau jalan nih, aku di tengah mereka di kanan dan kiriku.

Sepanjang perjalanan kadang kita bertiga tertawa bersama, dan diperjalanan itu pula kita saling bercerita.

Ini tidak bohong yah aku serius...
Entah mengapa... setiap aku dekat dan jalan bersama mereka, aku selalu ingat Allah :') sungguh... :')

Apa ini yang dinamakan sebagai sahabat dunia dan akhirat? :')

Sekarang... aku jarang jalan bareng sama mereka karena masa kuliah S1 sudah habis, alhasil sekarang aku kangen jalan bareng degan mereka deh.

Fren... carilah sahabat yang jika engkau dekat dengan mereka, mereka mengingatkanmu akan Allah.

Aku kangen mereka, semoga Allah jaga mereka, aku mencintai mereka karena Allah :') aku mencintai mereka karena Allah... :') aku mencintai mereka karena Allah :')

Sunday, October 23, 2016

Fren... Bolehkah Aku Bercerita Lagi?

Sehari saja aku tak menjelajahi bumi bagai setahun yang aku rasa.

Hari ini aku kembali menyaksikan pertempuran yang amat dahsyat. Yah, antara tentara Allah dan Syetan yang terlaknat.

5000 pasukan melawan 100.000 pasukan, aku teringat akan perang badar dulu, dimana tentara Syetan lebih banyak daripada tentara Allah.

Namun aku akui, banyak belum tentu menang dan sedikit belum tentu kalah. Lihat... hanya 5000 namun jika 5000 pasukan bersabar akan bertambah lebih banyak banyak dan banyak lagi.

Fren... pasti kalian tidak tau bagaimana keadaan muslim yang sekarang sedang berperang disana.

Sini..., aku akan beri tahu bagaimana mereka semua berjuang mati-matian memperjuangkan diinullah.

Mereka semua sudah merasakan apa yang dijelaskan dalam Al-Qur'an. Kelaparan, ketakutan, kekurangan harta, buah-buahan dan makanan. Semua itu telah mereka alami saat ini. 

Sampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.

Lihat... Allah akan memberikan kabar gembira kepada mereka-mereka yang sabar. Sabar dari apa? Dari kelaparan, kekurangan harta, ketakutan dan kekurangan makanan.

Fren... kalian tau, kadang aku ingin menghujat diriku sendiri, ingin memarahi, memukul bahkan mencaci maki. Kenapa? Karena kelalain masih menjadi teman sehari-hari. Aku belum 'siap-siap' menghadapi era yang pasti hebat. Sementara tak bisa dipungkiri dari lubuk hatiku yang paling dalam... aku mengetahui akan kejadian besar itu sebentar lagi akan terjadi.

Fren... aku malu pada mereka. Sungguh aku sangat malu. Mereka sudah menggadaikan kebahagiaan dunia untuk akhirat sementara aku belum siap-siap.

Mau hafalan Qur'an saja masih banyak alasan, mau solat tahajud saja  mata kadang memilih untuk terpejam, solat sunnah saja kadang aku sedikit abaikan. Bagaimana mau menjadi penduduk langit?

Sementata mereka.... tilawah mereka semakin kencang bahkan mengalahkan suara bom-bom yang melesat kencang, solat tahajud mereka lebih khusyu padahal mereka sedang menjadi penjaga di perbatasan. Solah sunnah yang kadang aku abaikan bagi mereka solat sunnah merupakan amalan yang menguatkan.

Allah... perjalanan hari ini membuatku malu sungguh :')

Aku iri kepada mereka :') semoga akupun bisa seperti mereka yang meletakkan dunia hanya di genggaman sementata akhirat di hati.

Jaga mereka ya Allah, semoga pertempuran kali ini Engkau berikan kemenangan kepada mereka yang memperjuangkan agama-Mu. Aamiin.

Bumi Allah, 2016

Sunday, October 9, 2016

Abdi Anak Geng Masjid, What About You? (1)

Sebelum ke pembahasan inti, izinkan saya memberitahu sekilas asal muasal penyebutan "Geng Masjid".

Sebenarnya istilah geng masjid dipakai oleh mereka-mereka yang tidak pergi ke masjid untuk menyebut mereka-mereka yang pergi ke masjid.

Siapa mereka-mereka itu? Mereka-mereka itu adalah sebagian kecil ibu rumah tangga yang setiap subuh ahad pergi ke masjid untuk mengkaji Tafsir Al-Qur'an.

Setiap subuh ahad jika aku di rumah, bapak selalu menggangguku, mengetuk pintu kamar dengan hebat, memanggil-manggil namaku dengan nada khas, aargggh aku tak mau diganggu, aku masih ingin bergelut dengan pulau impian -_-, namun jika aku tidak bangun nanti aku kena semprot bapak hehehe... alhirnya dengan sedikit keterpaksaan akupun terbangun dengan badan yang masih  sempoyongan menuju tempat wudhu. Brrrrrrrrrr dinginnya _nauzubillah_, subuh buta harus terbangun dan pergi ke masjid itu rasanya.... (ah sudahlah),  ditambah angin sepoy yang menghampiriku menambah hawa dingin menyergapku. Aahh di sepanjang perjalanan hanya beberapa pintu yang terbuka dan itu juga bapak-bapak yang hendak pergi ke masjid, sunyi.... hanya suara jangkrik mengaji.

Sampailah aku di masjid dan bertemu dengan ibu-ibu geng masjid hehe.

Ada sekitar 6 sampai 7 yang datang kala itu, mereka diantaranya ibu rumah tangga , janda juga ada, satu dan dua  lagi aku dan kadang adikku yang masih muda hehe.

Setiap ahad pagi, bapakku yang mengisi kajian jadi... mau tidak mau aku harus hadir, kata bapak begini _"masa bapak suruh ibu-ibu datang sementara dari keluarga bapak sendiri engga ada yang ngaji"_

Mungkin itu sekilas perkenalan geng masjidnya yah, oya tafsir yang di kaji oleh kita-kita (Geng Masjid) ialah tafsir ibnu katsir.

Sebelum mulai, kadang bapak selalu ingatkan bahwa mengkaji Al-Qur'an itu penting, mau bagaimana kita hidup jika  kita tidak mengkaji Al-Quran yang mana Al-Qur'an itu merupakan  pedoman hidup.

Bahasan pagi ini tentang ayat yang sekarang lagi heboh-hebohnya dibahas. Sudah tahukah?

Ya benar, Q.s Al-Maidah ayat 51.

Ada sebagian ibu-ibu yang hadir tidak tahu, namun karena kajian itu ibu-ibu yang gaptekpun bisa tahu kondisi saat ini hehe...

Disini saya tahu, teman-teman orang sibuk yang pasti banyak sekali kerjaan yang menumpuk sehingga tak sempat mengkaji Al-Qur'an, maka dari itu, izinkan saya orang yang awan ini memberi secuil ilmu terkait ayat Al-Maidah ayat 51-53 ini, mudah-mudahan Allah perkenankan. Agar apa? Agar kita paham, jadi jangan ikut-ikutan.

Sebelumnyah terimakasih pak Ahok karena statement bapak, kami dari Geng masjid membahas Q.s Al-Maidah yang bapak sebutkan. Semog Bapak mendapat hidayah. Aamiin.

Belanjut nanti malam (Insya Allah ^_^)....

Saturday, October 8, 2016

Bersyukurlah

Tidak ada yang kebetulan yang ada hanya qodarullah, kalimat ini sering aku tuliskan sebagai pengingat khususnya untukku.

Salah satu nikmat yang kadang kita sering lupakan adalah nikmat kesehatan. Betapa banyak orang yang menginginkan sehat namun Allah berikan cobaan sakit. Bersyukurlah fren, karena sampai detik ini Dia masih memberikan nikmat sehat kepada kita _Alhamdulillah..._

Pernah dengar?  satu cara agar kita ingat kepada Allah ialah dengan cara tafakur, merenung, atau mengambil sebuah hikmah dari setiap kejadian.

Pernah dengan tafakur alam? Atau muhasabah? Yah, salah satu alasan para  pendaki gunung naik gunung  ialah untuk bertafakur, dan salah satu alasan mereka-mereka yang semangat dan giat mengikuti pelatihan-pelatihan karena didalam pelatihan tersebut sering diselipkan muhasabah.

Jika para pendaki gunung benar-benar mempunyai niat untuk bertafakur, tentu dengan pulangnya dari pendakian, akan ada perubahan  kearah yang lebih baik dan bersyukur, pun mereka-mereka yang ikut pelatihan, setelah ikut pelatihan pasti ada ghirah (semangat) baru untuk melangkah ke arah yang lebih baik dan bersyukur pula. Wallahu'alam.

Karena bagaimana tidak bersyukur sedang mereka berusaha untuk merenuug dan mentafakurki akan kekuasaan  Allah SWT.

Hari ini, Aku mendapat sebuah pelajaran yang karena itu, akupun merenung, dan hatiku berguncang hebat. Aku mendapat sebuah cerita yang seolah cerita tersebut menampar wajahku.

Mungkin bagi sebagian orang ceritanya biasa-biasa saja, namun karena setelah aku mendengar cerita tersebut aku merenung, timbullah rasa kesyukuran yang tiada tara.

Allah... terimakasih karena Engkau masih memberikan nikmat sehat kepadaku manusia akhir zaman yang sering melalaikan panggilan_Mu. :')

Cerita yang aku dapat merupakan cerita nyata yang tak dibuat-buat. Sebut saja dia fulanah, ia mempunyai semangat yang amat besar untuk belajar.

Namun sayang, sejak SMP ia ditimpa sakit, dan sampai menginjak bangku kuliah ia tetap sakit.

Sebulan terakhir ini, keadaannya memburuk, sampai saat ini dokter yang menanganinya tidat tahu penyakit yang ia derita karena penyakit yang terbilang sungguh aneh.

Sebenarnya,  ada satu obat namun obat itu hanya ada di luar negeri (Singapura), obat tersebut tidak menyembuhkan namun hanya bisa memperlambat tersebarnya penyakit.

Dari dulu ia cacat, ketika menginjak Sekolah Dasar saja ia sudah 4 kali pindah sekolah karena malu di lecehkan teman-temannya. Ibunya sendiri sudah putus asa, namun ia tetap semangat ingin terus melanjutkan sekolahnya, hingga akhirnya ia mendapat beasiswa di bangku kuliah, sekarang ia baru semester awal namun karena penyakitnya semakin parah, ia tidak kuliah selama sebulan.

Jika melihat keadaannya, mungkin aku akan menangis karena dalam cerita yang aku dengar saja aku merasa sangat prihatin.

_"Dia ingin lanjut S2..."_

Kata inilah yang membuatku menangis. Dia yang Allah berikan cobaan berupa sakit yang hebat saja masih memiliki semangat untuk belajar, sedangkan aku? Yang Allah berikan nikmat sehat, fisik sempurna dan tentunya akal yang cemerlang dengan seenaknya berleha-leha menikmati hidup. :')

Dia yang dari SMP sudah diberikan cobaan berupa sakit saja bertahan bahkan semangat untuk belajar. Sedangkan aku? Yang sejak lahir sampai saat ini diberikan nikmat sehat seolah acuh bahkan malas untuk belajar.

Harusnya aku bersyukur karena Allah memberikan nikmat sehat kepadaku dengan semangat belajar mencari ilmu, Tak terbayang jika Allah cabut nikmat sehat ini dariku.

Aku sering sepelekan nikmat sehat ini, padahal dengan nikmat sehat yang Allah berikan aku bisa melakukan akrifitas-aktifitas yang semestinya bermanfaat untukku dan untuk orang-orang disekitarku.

Dari cerita yang kudengar akupun tersadarkan sekaligus diingatkan, bahwa betapa berharganya nikmat sehat yang Allah berikan kepadaku. Tak terbayang jika Dia mencabutnya dariku _allahumma ba'iid_

Malam ini ada satu doaku, 
_"Ya Allah semoga  fulanah dalam cerita  tadi diberikan kesabaran dan keikhlasan serta kesembuhan, karena berkat dia, Aku diingatkan untuk bersyukur kepada_Mu. Aamiin"_.    

Sudah bersykur malam ini?

Bersyukurlah... sebelum terlambat. _Alhamdulillah..._ _Alhamdulillah_... _Alhamdulillah..._

Terimakasih ya Rabb... atas nikmat sehat yang sampai malam ini Engkau berikan kepadaku :')

Bumi,8/10/16 21:01 Wib.

Friday, October 7, 2016

Insert Bukan Paste lagi


Jika kemarin-kemarin ibuku selalu rempong dengan kata paste, di tugasnya kali ini, ibuku harus membuat banyak format untuk laporannya.

Dari sore sampai malam ibuku mengerjakan tugasnya, aku ingin membantu namun tak bisa dipugkiri karena dibangku kuliah aku tidak belajar cara membuat Rpp dan sejenisnya, jadi otakku sedikit gelap. Tak mengapa, setidaknya aku bisa membatu  secara teknisnya.

Yah, membuat format-format yang dalam ms.word ada di insert.

Akan aku berikan sedikit percakapan yang kalimatnya itu-itu saja.

"De...."
"De..."
"De..."

Aku tak menghitung berapa kali ibuku memanggilku. Saat aku menghadapnya, pertanyaan yang sebenarnya bagiku sangat sepele namun sepertinya bagi ibuku sangat rumit.

"Tambah kolom bagaimana?" (Padahal cukup tekan enter -_-)

"Ko hurufnya jadi besar, padahal umi engga tekan tombol apa-apa" (padahal tidak mungkin hurufnya menjadi besar sendiri kecuali ada tuyul yang mainin hehe -_-)

"Cara save file gimana?" (Padahal baru tadi sore di ajarin -_-)

"De, kolomnya ko nambah?" (Padahal tinggal blok dan hapus -_-"

Dan masih... masih banyak lagi yang aku tak sebutkan.

Lihat... sepelekan?
Namun tidak bagi ibuku.

Aku sadari, aku menjadi seperti ini tahu ini dan itu, salahsatunya karena melalui wasilah mereka (orangtua) menyekolahkanku.

Jadi, sudah selayaknya aku bantu mereka dengan mengajarkan apa yang aku dapat.

Aku jadi berpikir, saat aku sedang berada di tanah rantau, mereka minta tolong pada siapa ya?

Aku masih punya hutang pada ibuku, aku berjanji mau mengajarinya bagaimana buka email dan main wifi via laptop. Semoga Allah izinkan.

Sepele? Iya, bagi kita itu sepele. Tapi belum tentu bagi mereka.

Oya, jangan lupa untuk berbagi ilmu,  sekalipun hanya memberi secuil ilmi yang kita beri tak apleah daripada tak memberi sama sekali.

Pernah dengar? Seorang sahabat Nabi akan merasa gelisah manakala mereka mendapat ilmu namun tidak segera dibagikan.

Bagaimana dengan kita? Kita punya ilmu banyak namun ditimbun sendiri.

Ingat fren, ilmu yang kita miliki akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.

Berangkat dari situlah, aku tergerak membuat chanel telegram yang isinya selain tulisanku, ebook yang aku miliki.

Buat apa? Yaa buat bagi-bagi ilmu. Siapa tau dari tulisan atau ebook yang kita berikan ada hati orang yang tergerakkan untuk berbuat baik lagi.

Setiap hari nulis terus, gak ada kerjaan lain apa?
Hey fren, aku menemukan tugasku disini, tugas untuk mengenalkan "Dia" Sang Maha Pencipta.^_^

Ku sadari aku tak punya banyak harta untuk diberi, namun aku punya sedikit goresan amatiran yang bisa ku bagi.

Semoga bermanfaat fren. ^_^

Bumi, 7 Oktoner 2016

Thursday, October 6, 2016

Baru Tak Ade Pulsa

     

Pernah merasakan tidak punya pulsa? Atau.... paket data mati serasa hidup sepi?

Saya pernah merasakan bagaimana nikmatnya  pulsa tak ade atau paket data abis habis hehe...

Bukan curhat, namun dari kejadian tadi siang ada sedikit pelajaran yang ingin saya bagikan.

Qodarullah karena lagi di kampung selain limit sinyal, pulsa internet dan pulsa telvon habis, sebenarnya ada konter namun karena malas berpakaian ini dan itu alhasil nitip saja ke adik yang akan keluar untuk sekolah.

Pagi.... duha... menjelang zuhur... zuhur... pulsa tak kunjung datang, tangan sudah gatal ingin membuka wa, maklumlah karena kebanyakan info penting ada di Wa. Namun pulsa tak kunjung datang.

Setelah check and richek ternyata sedang ada gangguan, akhirnya sayapun meminta adik yang ada di kota untuk dibeilkan pulsa. Dan alhamdulillah magrib tadi saya bisa buka WA kembali.

Saya termenung, dari pagi sampai sore saja kegalauan melanda karena paket data mati, bagaimana jika seterusnya?.

Saya jadi ingat masa depan, bagaimana nanti akan ada masa dimana dunia kembali ke masa lalu. Masa di mana listrik dan semacamnya tak ade. 

Yups, akan ada masa di masa depan semua teknologi akan mati. Tidak ada yang namanya listrik, alat eletronik akan mati, dan bumipun kembali gelap.

Sedikit saya sambungkan ke hadis nabi yang beliau menganjurkan kita untuk latihan berkuda dan memanah.

Setiap perkataan nabi pasti memiliki tujuan. Nanti akan ada masa di masa depan semua peralatan canggih tak akan berfungsi, semua peralatan perang tak lagi berguna. Tank, pesawat tempur dan sejenisnya.

Semua akan kembali... yah kembali ke masa bumi masih alami.

Jujur saya tak bohong, ketika paket data mati hidup terasa sendiri hehe..., baru paket data mati saja hati sedikit resah bagaimana jika semuanya tak berfungsi? (Lampu, intrnet dll).

Saat ini mungkin jika paket data mati, saya bisa beralih ke yang lain, main laptop, atau  jalan-jalan naik motor bekeliling kampung. Namun jika masa itu tiba, masa dimana semua akan kembali ke masa lalu apa yang harus dilakukan?

Sudah saatnya saya latihan untuk tidak bergantung kepada hal-hal yang berbau teknologi. Karena jika tak dilatih sekarang, kedepan mungkin hidup saya sedikit sengsara, karena biasa ada ini dan itu ehhh nantimah tak ade.

Saya sangat senang pernah menjadi anak pramuka, karena disana saya dilatih untuk survivel di alam. Ayo ikutan pramuka hehe... (bukan promosi)

Saya senang pernah menjadi anggun (anak gunung) karena disana saya dilatih untuk bertahan hidup dengan bahan seadanya hehe... (lagi2 bukan promosi)

Dan saya senang bertemu dengan orang-orang yang ilmunya luar biasa  terlebih ilmu agama. Karena disana saya dikenalkan bagiamana menjadi manusia yang selalu siap menghadapi kehidupan yang akan datang.

Saatnya saya siap-siap...
Baru tak ada pulsa saja  sudah sedikit galau menghadapi hidup hehe

Saatnya siap-siap...
Karena pintu gerbang masa depan sesunggguhnya sudah dibuka lebar-lebar.

Saatnya siap-siap...
Karena kalau tak sekarang kapan lagi?

Wallahu'alam.

Bumi,06102016 21:40 Wib

Tuesday, October 4, 2016

Jangan Berandai

Jika hidupku 1000 tahu.
Ingin rasanya ku cicipi semuanya!

Aku ingin menjadi orang miskin.

Aku ingin menjadi orang kaya.

Miskin dan kaya keduanya pasangan yang membahana.

Andai aku jadi seorang sopir, pemulung, pengamen, pedagang kaki 5, pesuruh, pembantu, dan masih banyak lagi.

Andai aku jadi seorang jutawan, hartawan, pengusaha sukses, pendidik handal, investor, dan masih banyak lagi.

Aku ingin cicipi semuanya!, namun nyatanya aku tak bisa karena hidupku tak lama.

Hanya ada secuil peran yang aku alami,
Yah...
Hanya secuil tak lebih.

Hidup ini amat singkat,
Peranku tak banyak karena umurku terbatas.

Setengah abad bisa kurang syukur-syukur lebih.

50 tahun!, yah hanya 50 tahun.

Tinggal menghitung tahun aku hidup di bumi.

Setelah itu, aku akan pergi ke alam yang abadi.

Andai... andai ku bisa cicipi semua peran, pasti... yah sungguh pasti tak akan ada rasa sombong menghampiri.

Hey Vi kenapa kamu berandai?

Agamau tak membolehkan berandai-andai.

Karena semuanya sudah ditentukan oleh Sang Maha Handal.

Yah tak ada kata andai yang ada hanya Qodarullah.

Sudah...
Saatnya bangun jangan berandai.

Bumi, 5 Oktober 2016 10:20 Wib

Hanya Secuil Kalimat

Tidak... tidak ada kata yang aku tulis.

Ide segunung bahkan tak lama lagi mencapai langit, namun tetap saja aku bingung kata apa yang harus ku tulis.

Setiap huruf bermain di kepalaku, setiap ide berlari kesana kemari tinggal aku ambil dan ditorehkan lewat tulisan. Namun lagi, saat ini aku malas untuk menulis. Benar-benar malas.

Sebenarnya aku benci dengan posisi yang saat ini aku jejaki, rasa malas mulai bersemayam di hati.

Malas merupakan musuh yang membuat pikiranku mati. Malas yang membuatku enggan untuk menulis sebuah hikmah yang hakiki.

Bagaimana nasibku nanti?

Tapi..., aku ingat seorang yang  aku kagumi, ia seolah tak pernah malas untuk menulis sekalipun tangannya tak berfungsi dengan semestinya. Aku ingat seorang guru  yang mengatakan tuliskan apa yang ada dipikiranmu, jangan... jangan pikrikan apakah tulisan kita bagus atau sebaliknya, tapi... tuliskan saja apa yang ada di kepalamu saat ini. Lalu Aku ingat pula seorang ulama yang mengatakan bahwa rasa malas merupakan musuh sekaligus penyakit para pencari ilmu, maka dari itu sekuat tenaga berusahalah untuk melawan rasa malas itu. Aah.... aku seorang pencari ilmu, harusnya aku tak boleh malas, harusnya malas tak boleh berteman denganku.

Baik...baik... akan ku coba untuk melepaskan kemalasanku sekalipun sulitnya tak bisa ku ungkap dengan kata.

Sekalipun tak ada kalimat indah yang ku buat, bagiku tak mengapa... yah ... tak mengapa, semoga saja besok atau sejam kemudian bahkan sepuluh menit kedepan, rasa malas yang sedari tadi menyergapku akan pergi dengan membawa rasa malu dan memyesal karena ia pernah menghinggapi hati orang yang tak menantikan kehadirannya.

Siapakah orang yang tak merindukan kemalasan bersemayam di hatinya?
Iya, Aku!, aku seorang pencari ilmu jadi... aku tak butuh rasa malas hinggap di hatiku buat apa? Tak ada untungnya ku pelihara rasa malas.

Pun saat ini rasa malas menghampiri, namun izinkan aku memberi secul kalimat yang semoga dengan kalimat itu ada hikmah yang terselip.

Secuil kalimat itu ialah... Bye Malas, please don't come back again!.

Jkt, 4 Oktober 2016 21:38 WIB

Sunday, September 25, 2016

Info Lomba

Kamu ingin belajar nulis? Coba saja ikutan lomba ini :) sebenarnya kunci bisa nulis itu satu, jangan cuma bicara pengen nulis tapi engga nulis-nulis hehe... jika ingin bisa menulis maka menulislah (action), takut jelek? Saya lebih menyukai tulisan jelek daripada engga nulis sama sekali hehe... dalam proses belajar kata seorang teman, jangan pikirkan tulisan kita jelek apa ndanya yang penting nulis aja dulu ^_^. Oya saya tunggu karyamu di sini :)

Wednesday, September 21, 2016

Perjalanan Cintaku Part1

Untuk menjadi sekuntum bunga yang indah, bagus dan banyak diminati  tentu pemeliharaannya tidaklah mudah. Akan banyak halang dan rintang yang akan dihadapi oleh sang pemelihara bunga, mulai dari bagaimana menyiram menanam, menjaga hingga bagaimana memetik bunga. Semua itu perlu orang-orang yang mempunyai keahlian sajalah yang bisa memeliharanya. Tak jarang, selama proses pemeliharaannya ada saja hambatan-hambatan yang dihadapi. Mulai dari bagaimana menghadapi hama-hama yang datang agar bunga yang dipelihara tetap tumbuh dengan indah, bagaimana menghadapi pergantian musim yang tentu sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan bunga yang sedang dipelihara. Semua hambatan itu lagi-lagi tidak bisa dihadi kecuali   oleh pemelihara yang benar-benar ahli dalam memelihara bunga tersebut.

Kadang, tidak semua pemelihara mampu menghadapi ujian itu, ada saja pemelihara yang lalai untuk menyirami bunga setiap sore, hingga hasilnya bunga yang diimpikan tidak tumbuh dengan sempurna, ada juga pemelihara yang perhatiannya mulai memudar terhadap bunga tersebut dikarenakan ketidaksabaran dalam menunggu mekarnya bunga, hingga hasilnya bunga yang diimipikan layu dan mati, dan ada juga pemelihara yang benar-benar istiqomah menjaga bunganya, walau masalah dan hambatan silih berganti, namun pemelihara itu tetap menjaga bunganya, hingga bunga tersebut tumbuh dengan sangat indah dan subur, sehingga banyak orang yang ketika melihat bunga itu merasa kagum terhadap keindahannya. Tentu, tidak selamanya bunga yang indah, mekar dan dan indah dinikmati oleh pemeliharanya saja, akan tiba masanya bunga akan dipetik dan dibeli oleh seorang pembeli. Disaat seperti itulah, perlu ketegasan, keberanian, keteguhan dan keputusan terbaik sang pemelihara. Karena semua itu menentukan nasib bunga, jika sang pemelihara memberikan bunganya kepada seorang pembeli yang hanya ingin menikmati keindahan bunganya hanya sesaat tentu akan sangat percuma sang pemelihara menjaga bunga tersebut, karena bunga yang dijaganya selama ini diberikan kepada pembeli yang hanya ingin melihat keindahannya saja. Namun jika sang pemelihara meberikan bunganya kepada seorang pembeli yang bukan hanya ingin menikmati keindahannya saja melainkan juga ingin memeliharanya dengan  baik, tentu tidaklah percuma sang pemelihara menjaga dan merawar bunga sedari awal bunga itu tumbuh, karena pada akhirnya bunga itu diberikan kepada pembeli yang benar-benar ingin merawat dan menjaga bunga tersebut.

Sang pemelihara bunga itu ialah orangtua kita, bunga adalah kita, dan pembeli adalah orang yang kelak akan menjadi imam kita menuju syurga_Nya.

Tidak mudah merawat seorang anak wanita, karena merawat seorang anak wanita adalah amanah dan tanggungjawan yang Allah berikan kepada orangtua yang benar-benar sianp menanggung semua risiko. Hanya ada dua kategori "berhasil" atau "gagal". Jika berhasil, tentu Allah akan memberikan balasan yang amat besar berupa dijauhkannya sentuhan api neraka. Ini sesuai hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Aisyah R.a Nabi Saw bersabda _"Barangsiapa yang diuji dengan diberikan anak perempuan lalu ia berbuat baik kepada mereka, niscaya mereka akan menjadi tirai baginya (untuk tidak tersentuh) api neraka."_ namun jika gagal, tentu dosalah yang orangtua dapat.

Dan butuh keistiqomahan yang luar biasa untuk menjadi seorang wanita yang ingin derajaynya lebih tinggi dari bidadari syurga, sebenarnya siapa wanita yang bisa derajatnya lebih tinggi dari bidadari syurga? Ialah wanita shalihah, ialah wanita yang bahkan bidadari syurgapun bisa cemburu kepada wanita shalihah, karena memang sebaik-baik perhiasan dunia ialah wanita shalihah. Namun tentu tidak semudah membalikan telapak tangan untuk menjadi wanita shalihah, butuh iman, ilmu dan keistiqomahan yang luar biasa agar gelar wanita shalihah bisa didapat. Syarat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat ialah dengan menjalankan perintah_Nya dan menjauhi larangn_Nya, jika kedua hal ini dilakukan oleh seorang wanita, insya Allah gelar wanita shalihah akan tersemat di dadanya.

Begitupun seorang lelaki yang akan berniat menikahi seorang wanita yang kelak akan menjadi pendamping hidupnya, butuh keberanian, niat, serta kekuatan yang besar untuk bisa meluluhkan bukan hanya wanita yang akan dinikahi melainkan orangtua yang dengan ridho_Nya Allahpun akan meridhoi. Lalu, dengan apa seorang lelaki bisa meluluhkan hati seorang wanita dan walinya? Tentu dengan  agamanya, karena dengan agama seorang lelaki akan belajar menjadi seorang pemimpin yang sejadi.

Jadilah pemelihara bunga yang baik agar menghasilkan  bunga yang indah sehingga pembeli tak kecewa.

Jadilah pemelihara yang baik...
Jadilah bunga yang indah...
Dan jadilah pembeli yang bertanggungjawab atas apa yang telah dibelinya.

Wallahu'alam.

Wednesday, September 14, 2016

Bagian Dari Mimpi

Dalam kertas murahan aku menulis mimpi besar. _"Menjadi Pemateri Kepenulisan_". Kala itu aku sendiri sedikit pesimis, bagaimana mau jadi pemateri sementara diri masih fakir ilmu. Namun aku tulis saja keinginan itu  toh bukankah kita boleh  punya mimpi?

Sejurus kemudian, mimpi itu jadi nyata.

Aku ragu, namun aku harus coba karena semua memang karena ulahku yang dikehendaki-Nya.

Pasti ada timbul satu pertanyaan.  Bagaimana untuk menggapai mimpi sementara diri merasa belum mumpuni?

Teman... Pernah dengar? Dia sesuai prasangka hamba-Nya, dan kalian tau? Dia sangat menyukai orang yang mempunyai azzam yang kuat dan berusaha untuk mencapai itu.

Untuk menggapai mimpi yang ku tulis, tidak semudah mengangkat telur ceplok ke mangkok. Ada bumbu-bumbu pengorbanan disana.

Banyak pengorbanan yang sudah aku lakukan. Waktu, pikiran dan perasaan...

Waktu, mungkin diluaran sana banyak yang bertanya bagaimana cara agar  bisa setiap hari menulis, aku jawab. Caranya dengan menulis setiap hari dan sediakan waktu khusus untuk menulis. Yaa aku harus mengorbankan beberapa jam waktu tidurku untuk menuis. Entah menulis apa, sekalipun hanya huruf "A" bagiku sudah menulis, karena aku selalu tegaskan dalam diriku _"Lo harus nulis tiap hari!"_.

Berpikir. Kalian kira menulis tak butuh berpikir? Kalian kira menulis hanya tinggal ting... Maka jadilah tulisan. Menulis butuh berpikir kawan! Menulis itu tidak seinstan mie instan, se instan mie instan saja masih ada proses-proses yang lain. Bagaimana dengan menulis? Tanpa berpikir memang bisa nulis? Tentu tidak kan? Maka dari itu teman... Jika kalian putuskan untuk menulis, berpikirlah... Bukankah banyak ayat-ayat cinta-Nya yang mengharuskan  kita untuk berpikir?

Perasaan, bagiku ini yang amat berat. Kadang jika suasana hati sedang dilanda pilu perasaan pilu mewarnai pikiran sehingga tulisan yang dihasilkan tentang kepiluan, atau jika hati sedang berbunga perasaan bahagia mewarnai pikiran sehibgga tulisan yang dihasilkan tentang kebahagiaan. Namun dari semua perasaan, ada satu perasaan yang amat aku senangi. Dan hampir setiap aku menulis, perasaan itu mewarnai hatiku. Karena perasaan itulah aku mulai menulis.

Masih banyak pengorbanan-pengorbanan yang sudak aku lakukan, aku tak menuliskan semua karena ditakutkan akan panjang mengalahkan gerbong KRL.

Ini bagian dari mimpiku, aku hanya berpesan. Jika kita putuskan untuk bermimpi. Berusahalah dengan sekuat tenaga untuk menggapainya. Pasti akan ada saja rasa pesimis menghadang, bagiku itu wajar. Jadikanlah rasa pesimis hanya sebagai bumbu penyedap keberhasilan jangan dijadikan bumbu andalan.

Sejak pertama kali ku tulis mimpi-mimpi itu... Aku punya satu mimpi besar yang sampai saat ini aku masih belajar dan belajar untuk mengejar. Bagiku itu mimpi mulia, yah... Mimpi yang mudah-mudahan karena mimpi itu aku bisa menjadi sebaik-baik  manusia.

Teman... Mari sama-sama saling mendoakan agar Dia merestui setiap mimpi yang kita goreskan dengan tinta peradaban yang kita punya.

Selamat merajut mimpi Fren ^_^

Bumi, 14/09/16 23:28 WIB

Friday, September 9, 2016

Perjalanan Spiritual

Sepertinya sudah saatnya aku bangkit karena  melalui kesempatan yang diberikan oleh_Nya aku bisa berkunjung ke salah satu penjuru bumi yang dari perjalanan itu aku tersadarkan.

Selama dua hari satu malam Dia seolah berkata kepadaku bahwa aku tak boleh terus-terusan terbuai oleh nafsu.

Perjalanan yang sungguh membuatku malu.

Diperjalanan kala itu, Dia menunjukkan kebesaran-Nya. Mungkin jika pada saat itu tiba waktuku untuk mati, aku akan mati, namun karena belum waktunya, Dia menyelamatkanku dari tabrakan maut.

Bahaya itu ada di depan mataku, bahkan aku sendiri menyaksikan bagaimana truk itu mundur tanpa kendali. Qodarullah, disaat truk itu mundur karena rem blong, mobil yang aku tumpangi segera melewatinya dengan mengambil jalan berlawanan untuk menghindar. Jika terlambat satu menit saja, mungkin mobil yang aku tumpangi terperosok ke jurang. Namun, lagi-lagi Dia menunjukkan kebesaran-Nya dengan menyelamatkanku.

Aku baru saja menyaksikan truk yang mundur tanpa kendali menabrak mobil yang di belakanhgnya, sesaat itu aku termenung dan hati kecilku berbisik lirih "Engkau selamat Vi karena Dia yang menyelamatkan mu".

Yah..., aku selamat dari bahaya maut itu. Belum selesai pikiranku melanglangbuana membayangkan jika aku mati, Dia kembali mengirmkan sebuah ujian yang membuatku bingung apa yang seharusnya aku perbuat.

Tibalah aku disalah satu tempat penjuru bumi. Kala itu aku tetap bersikeras untuk berangkat menuju tempat utama dengan bermodalkan nekad. Sekalipun sudah dijelaskan bahwasanya jika perjalanan diteruskan pada saat itu juga akan membahayakan semua, namun aku tetap meminta untuk pergi kesana.

Sebenarnya bukan aku yang  berseikeras untuk pergi ke sana, yang tetap berseikeras untuk melanjutkan  ialah salah satu temanku. Bayangkan, untuk menuju tempat tujuan butuh waktu dua sampai tiga jam, pihak yang aku temui yang ada di kota bukan tidak mau mengantar namun khawatir akan risiko yang ada nantinya. Jalannya berkelok-kelok, jika malam kabut mulai turun, dan pada saat itu hujan turun dengan lumayan lebat. Pihak yang mengantar namanya Agus, aku menyebutnya ustadz Agus. Beliau menjelaskan dengan lembut  akan bahayanya jika perjalanan tetap dilanjutkan. Namun temanku tetap nekad ingin melanjutkan. Alhasil sekitar pukul empat dari kota akupun melajutkan perkalanan ke tempat tujuan utama.

Perjalananku di sambut oleh hujan yang lumayan lebat, pada saat itu firasatku sudah mulai tak tenang, aku sendiri melihat wajah ustadz agus dan satu temannya yang mengendarai mobil namanya ustadz johan menggambarkan kekhawatiran yang tajam, namun tetap saja dihadapanku mereka menampakkan wajah tenang seolah tak akan terjadi apa-apa.

Jalanan mulai gelap, rumah-rumah mulai jarang terlihat. Dan tibalah aku memasuki area yang ustadz agus dan johan bilang "area ...." jalannya sempit dan menanjak, hujan turun semakin lebat, hawa dingin sudah mulai memasuki setiap sudut mobil, kabut mulai berdatangan, dan qodarullah pada saat itu azan magrib berkumandang. Magrib yang bagiku amat mencekam. Namun ada sedikit ketenangan menghangatkan hati karena pada saat itu lantunan Al-Quran surat Al-Baqarah  diputar sebagai pemecah sepi.

#bersambung

Telegram: @PendudukLangit

Wednesday, August 31, 2016

Tuliskan Namanya! ^_^

Ini bukan edisi baper (Sungguh!), tapi ini tentang sebuah harapan dan mimpi. Setiap kita pasti memiliki harapan bukan? Dan setiap kita juga pasti mempunyai mimpi.
Tulisan ini aku buat karena terinspirasi dari seseorang, sebenarnya sudah beberapa hari kebelakang aku ingin menulis terkait soal ini, namun karena belum sempat dan malam ini aku sempat, akhirnya aku putuskan untuk menumpahkan ide cemerlang malam ini.

Aku sangat senang jika seseorang bercerita kepadaku, itu tandanya, mereka percaya kepadaku :) , begitupun temanku yang satu ini. Ia bercerita kisah cintanya hanya kepada tiga orang yang amat penitng baginya, salah satu dari tiga orang itu adalah aku. Soo bagi kalian yang ingin bercerita, cerita saja kepadaku, dijamin aku termasuk manusia yang suka jaga rahasia, cerita kalian tidak akan di beberkan kemana-mana, karena aku type orang yang tidak mau tau urusan orang kecuali orang itu menyerahkan urusannya kepadaku baru aku kepo hehehe, paling cerita kalian hanya dituliskan seperti ini, bukan tidak ada maksud aku menuliskannya, aku berharap dari tulisanku ada saja orang yang dapat mengambil pelajaran.

Ceritanya begini, dia temanku itu saat ini sedang berbunga-bunga sepertinya ^_^, karena orang yang ia tuliskan namanaya  mendatangi rumahnya. Waah semoga aku segera nyusul kawan :’) ( baper). Dengan malu ia bercerita bahwa ada seorang laki-laki yang hendak melamarnya. Mendengar itu, aku ikut bahagia, haru, sedih pokoknya campur aduk menjadi es campur (saking bahagianya). Di akhir, dengan malu-malu ia mengatakan itu.... iya mengatakan bahwa laki-laki yang hendak melamarnya ialah orang yang ia tulis namanya.

Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah fren... ^_^
Tuliskan namnaya saat ini juga!, bukankah itu merupakan salah satu mimpi?
Tuliskan saja namanya, dan biarkan skenario-Nya yang mempertemukan.
Jika tidak sesuai, jangan sedih, toh itu hanya mimpi kan?
Menyalahi taqdir?
Bagiku tidak, tulis saja namanya, toh jodoh itu bukan datang sendiri namun di cari.
Jalan menjemput jodoh Allah sudah persiapkan, tinggal kita memilih mau jalan yang mana.
Jika ada yang bilang, sudahlah jodoh itu di tngan Tuhan. Iyasih di tangan tuhan, tapi kalau kita tidak mengambilnya, akan tetap di tangan Tuhan dong..., ingat Fren... rizki saja di cari, jodoh apalgi.

Teman yang aku sayangi menuliskan laki-laki impiannya dalam sebuah kertas, setelah itu ia pasrahkan kepada-Nya, tentu pasti dan memang pasti ada saja untaian doa mengarah ke nama itu, al hasil,  Allah mengabulkan mimpinya! Laki-laki yang ia tuliskan namanya di sebuah kertas datang menyapanya. Rabbi... indah sekali skenario-Mu ^_^

Akhirnya, akupun ingin menulis satu nama dalam kertas harapanku, namnaya juga mimpi, jadi bagiku tak masalah kan? hehehe...

Teman, tuliskan namanya sekarang!, tunggu apalagi? Kita lihat... bagaimana skenario-Nya berjalan. ^_^

Namun ingat!!!, ini hanya sebuah mimpi dan harapan, jika suatu hari mimpi itu tak nyata, jangan berkecil hati yah namanya juga mimpi :D

Selamat menulis namanya di kertas harapan yang saat ini kita punya :)

Bumi Allah, 2016

Wallahu’alam