Thursday, November 3, 2016

Abdi Anak Geng Masjid, What About You? (2)

Karena saya menjanjikan akan share lanjutan pada  malam hari, tadi disalah satu group yang saya ikuti ada yang nagih pakai tanda tanya besar warna merah tiga pula, padahal baru magrib dan tentu harus baca dulu tafsirnya, tapi saya sangat senang ternyata ada yang perhatian juga dengan tulisan saya, ^_^.

Baik saya lanjutkan, dimulai dari Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa 'Umar memerintahkan Abu Musa al-Asy'ari  agar melaporkan kepadanya apa yang ia ambil dan yang ia berikan dalam satu lembaran kulit yang disamak. Sementara Abu Musa mempunyai sekretaris beragama Nasrani, dan ia pun melaporkan hal itu kepadanya. 'Umar pun kagum (atas isi laporan  itu) seraya mengatakan, _"Sesungguhnya isi lembaran itu benar-benar rapi."_

[Pada kesempatan lain, _"Umar berkata mepada sekretaris Abu Musa itu], Apakah engkau bisa membaca surat yang datang  dari Syam untuk kami di masjid?"_ Abu Musa menjawab, _"Ia tidak bisa (masuk mesjid)."_ Umar bertanya, _"Apakah ia sedang junub?"_ Abu Musa Menjawab, "Tidak, tetapi ia Nasrani."_

Abu Musa mengatakan, _"Mengetahui hal itu, beliau menghardikku dan memukul pahaku. Kemudian beliau mengatakan, _"Usirlah ia."_ Kemudian beliau membaca Q.s Al-Maidah _Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi teman dekatmu"_.

Jika boleh berandai... andai saat ini  sosok umar ada di jakarta pasti... ahh sudahlah saya tak boleh berandai. _Pamali_ kalau  bahasa sudanya. 

Dalam kajian bersama geng masjid, dibahas juga _asbabun nuzulnya_ Q.s Al-Maidah ayat 51 sampai 53 tersebut. Yang dimana Abdullah bin Ubay bin Salul (Sang Gerbong Munafik) menjadi aktor utama hehe...

Tulisan ini tidak membahas sebab turunnya ayat tersebut, karena cukup banyak dan saya sarankan mending baca langsung aja biar lebih ngena.

Intinya sih, mereka-mereka yaitu Yahudi dan Nasrani sangat berani bertindak sekalipun mereka berada pada posisi yang salah. Hadeh... -_- dasar yah mereka, memang dari dulu selalu bertingkah -_-

Kembali kepada cerita di atas, coba perhatikan kisah umar tadi, dalam kisah terdebut seorang yang beragama Nasrani memiliki kinerja yang luar biasa, namun karena ia Nasrani, dengan segera Umar menyuruh untuk mengusir Orang Nasrani tersebut dan langsung membacakan Surat Al-Maidah.

Gampangnya begini, menjadikan teman saja Allah melarang bagimana menjadikan sosok pemimpin?

Ayo buka lagi Qur'annya, baca dengan seksama kata _"Janganlah"_ memiliki makna yang mendalam jika di kaji dalam bahasa Arab.

Gini-gini saya pernah belajar bahasa Arab loh sekalipun secuil hehe, dalam bahasa arab lafadz _"La"_ memiliki arti yang berbeda-beda, ada yang maknanya _'tidak'_ ada pula yang _'jangan'_ _wallahu'alam.

Silakan Arab Lovers ditambahkan saya takut salah soalnya. hehe.

Dalam Surat Al-Maidah tersebut Allah jelas melarang_"Janganlah berteman"_

Kita mau nurut sama siapa? Sama Allah atau sama yang lain?

Kami (Geng masjid) mengangguk-angguk dan memdengarkan dengan khidmat apa-apa yang disampaikan oleh pemateri.

Jujur, saya senang melihat reaksi  ibu-ibu geng masjid ketika dijelaskan ayat tersebut, mungkin ada saja sebagian ibu-ibu yang tadinya acuh namun  setelah mendengar penjelasan bapakke, seolah hatinya tergerakkan untuk mulai peduli melihat permasalahan ummat saat ini.

_"Apa yang harus kita lakukan, kita tidak tinggal di Jakarta..?"_ Celetuk salah sati ibu geng masjid.

Perlu diketahui, pada saat itu bapakke mengambil contoh Pak Ahok. (Maaf ya pak jadi bahan percontohan hehe)

_"Kita hanya mampu mendoakan karena kita tidak terlibat dalam pemilu di DKI.."_ jawab salah satu ibu geng masjid.

Thats right!, saya sendiri bukan orang Jakarte tapi semasa kuliah merasakan sih  bagaimana manis pahitnya hidup di Jakarta hehe.

Tugas kita yaa doakan yang terbaik untuk saudara muslim kita yang saat ini sedang melawan kemungkaran di Jakarta.

Jangan merasa kita tidak tinggal di jakarta kita biasa saja, Oh tidak bisaa..., pernah dengarkan bahwa antara satu muslim dengan satu muslim yang lain bersaudara, jika satu muslim itu sakit muslim yang lainpun merasakannya.

Siapa kita? Pemuda!, (biasanya jargon ini digunakan saat-saat aksi di jalanan hehe)  kita masih muda loh, apa yang kita lakukan menghadapi permasalahan ummat saat ini, mungkin tulisan ini merupakan salah satu ikhtiar saya menyadarkan saudara muslim dimana saja berada untuk mulai sama-sama peduli terhadap permasalahan yang ada.

Lihat...., mereka ibu-ibu geng masjid saja sudah memiliki peran, yah peran mereka mendoakan, lantas peran kita apa fren?

Baiklah, dipenghujung tulisan ini, saya akan memberikan sebuah kalimat teman saya. Kalau kata teman saya _" mulailah di lingkungan kamu berada, gunakan yang kamu punya dan lakukan yang kamu bisa"_

Wallahu'alam.

No comments:

Post a Comment