Wednesday, January 31, 2018

*Aku Berubah?*

*Aku Berubah?*

Oleh: @khansa_saf

Aku melangkah begitu payah,
Seolah mantap tapi dalam segumpal daging masih terselip sifat munafik, 
Aku yakin, Jalanku menuju  ridho-Nya begitu sulit.

Bumbu dan lubang selama diperjalanan...  Membuatku mabuk kepayang,
Bukan cacian  atau kebencian yang menerjang,
Tapi...  Keinginan dipandang menjadi cobaan teramat besar.

Begitu banyak manusia yang gagal,  bukan karena ia tak kuat menahan cobaan serta siksaan,  tapi... Karena niat yang mulai kotor. 

Aku yakin,  setiap insan pasti inginkan perubahan menuju kebaikam,
Karenanya,  segala macam cara ia kerjakan. 

Tak bisa dipungkiri,  berubah itu gampang,  yang tak gampang ialah bertahan dalam perubahan.

Kini...
Sang Penggenggam Keridhoan telah memberi kesempatan kepadaku yang ingin berubah.

Semoga ia luruskan setiap niat yang kukerjakan,
Membuang sifat kemunafikan,
Serta,  Ia istiqomahkan  dalam setiap bait kebaikan. 

15 Jumada 1439 H

#khansasaf
#BeAGoodMuslimah
#puisi

MATERI RABU 3

*MATERI RABU 3*

*HUKUM HAID DAN NIFAS*

*Definisi Nifas*

_Diambil dari buku Minhajul Muslim Oleh Syekh Abu Bakar Jabir al-Jaza'iri (Pengajar tetap di Masjid Nabawi)_

Nifas adalah darah yang keluar dari vagina setelah melahirkan,  dan tidak ada batas minimalnya. Sehingga kapan saja wanita yang sedang nifas melihat darah nifasnya telah berhenti,  hendaklah ia mandi dan melakukan shalat,  kecuali bersetubuh,  di mana perbuatan itu merupakan perbuatan yang dimakruhkan bagi wanita karena alasan kebersihannya sebelum masa nifasnya genap 40 hari serta dikhawatirkan menimbulkan rasa sakit pada wanita. Sedangkan batas maksimalnya adalah 40 hari,  berdasarkan keterangan yang dituturkan oleh Ummu Salamah seraya berkata, _"Para wanita yang sedang nifas berdiam diri selama 40 hari. "_ ia berkata, _" Aku pernah bertanya kepada Rasulullah, "Berapa lamakau wanita yang habis melahirkan harus berdiam diri?"_ Brliau menjawab, _" 40 hari,  kecuali jika ia melihat darah nifasnya telah berhenti sebelum itu. "_

Menurut hadis ini,  bahwa jika wanita yang sedang bernifas telah menjalani masa nifasnya selama 40 hari,  hendaklah ia mandi menunaikan shalat serta berpuasa,  meskipun belum suci,  hanya saja wanita yang belum suci dihukumi sebagaimana layaknya wanita yang istihadhah.

Sebagian ulama berpendapat bahwa wanita yang sedang nifas hendaklah berdiam diri selama 50 atau 60 hari. Adapun batasan berdiam diri selama 40 hari dimaksudkan semata-mata sebagai bentuk kehati-hatian terhadap agamanya. 

Wallahua'lam.

@khansa_saf

Www.khansasaf.blogspot.com

https://t.me/joinchat/AAAAAD-lrDTK9rc1my7Lag

#BeAGoodMuslimah/GM

_*Amdin*_

Tuesday, January 30, 2018

MATERI SELASA 6

*MATERI SELASA 6.

*Wanita Hendaknya Menepati Janji*
(Q. S Al-Baqarah: 83)

_Diambil dari Al-Qur'an Cardoba Spesial For Muslimah_

Sesungguhnya perjanjian Allah dengan Bani Israil mengandung kaidah-kaidah yang tetap.  Kaidah-kaidah itu juga dibawa oleh Islam,  lalu mereka mengingkari dan menolaknya. Perjanjian pertama menyangkut akidah,  yakni tauhid yang bersifat mutlak bahwa mereka tidak menyembah selain Allah. Selanjutnya merekapun diperintahkan untuk berbuat baik kepada orang tua,  kerabat,  anak yatim,  dan orang-orang miskin. Perjanjian ini juga berisi seruan kepada manusia agar berkata baik kepada manusia,  terutama amar ma'ruf dan nahi munka. Demikian juga dengan kewajiban salat dan zakat. Semua ini merupakan kaidah-kaidah Islam.

Melalui ayat ini Allah Swt mengingatkan Bani Israil terhadap apa yang telah Dia perintahkan kepada mereka dan pengambilan janji oleh-Nya atas hal-hal tersebut dari mereka. Akan tetapi mereka berpaling dari semua itu dan menentang secara sengaja dan direncanakan,  sedang mereka mengetahui dan mengingat hal itu.

Hak yang paling utama bagi Allah Swt adalah agar kita menyembah dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun,  karena untuk itulah Allah menciptakan kita. Kemudian berikutnya adalah hak terhadap makhluk  dan yang paling dikuatkan dan harus ditunaikan adalah hak kedua orang tua.

Kemudian berikutnya hak anak-anak kecil yang tidak punya orang tua yang menanggung hidup mereka.  Hak orang-orang miskin yang tidak menjumpai apa yang mereka belanjakan bagi diri mereka sendiri dan keluarganya. Kemudian yang terakhir adalah hak untuk melakukan amar ma'ruf nahi munkar tentunya dengan cara-cara yang ma'ruf.

Dengan demikian,  umat diberi kepercayaan oleh Allah Swt utnuk mengerjakan perintah-perintah Allah yang tidak bisa dikerjakan oleh umat-umat sebelumnya.

(Ibnu Katsir,  Tafsir Al-Quranil Azim,  Jilid 1, 1996: 124).

Wallahua'lam.

@khansa_saf

Www.khansasaf.blogspot.com

https://t.me/joinchat/AAAAAD-lrDTK9rc1my7Lag

#BeAGoodMuslimah/GM

_*Admin*_

Monday, January 29, 2018

MATERI 7 SENIN PART2

*MATERI 7 SENIN*

_*AL-ABBAS IBN UBADAH IBN NADHLAH (SAKSI DUA BAIAT AQABAH #2)*_

Diambil dari buku : Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi
(Muhammad Raji Hasan Kinas)

Ibn Jarir mengutip sebuah riwayat dari Muhammad ibn Ishaq dari Ashim ibn Umar ibn Qatadah yang berkumpul untuk membaiat Rasulullah Saw.  Al-Abbas ibn Ubadah ibn Nadhlah al-Anshari berkata, _"Wahai kaum Khazraj,  apakah kalian mengetahui bahwa kalian akan mengucapkan sumpah setia kepada laki-laki ini?"_
Mereka menjawab dengan penuh keyakinan, _"Ya, kami tahu."_

Al-Abbas ibn Ubadah mengingatkan dan menjelaskan kepada mereka tentang apa yang mereka lakukan, _"Sesungguhnya kalian akan mengucapkan sumpah setia kepadanya untuk selalu melindunginya; kalian akan mengucapkan baiat untuk berperang dengan siapa yang memeranginya. Jika kalian merasa bahwa kalian akan ditimpa musibah dan kehancuran,  atau bahwa para pemimpin kalian akan terbunuh akibat baiat ini,  batalkan baiat kalian sekarang juga. Demi Allah,  jika kalian merasa seperti itu,  sungguh itu merupakan Kehinaan dunia dan akhirat.  Namun,  jika kalian merasa bahwa kalian mampu memenuhi sumpah setia kalian kepadanya walaupun harus kehilangan harta dan ditinggal mati oleh para pemimpin kalian maka peganglah janji kalian dan bawalah dia bersama kalian.  Demi Allah,  sesungguhnya itu merupakan kebaikan dunia dan akhirat. "_

Penduduk Yatsrib yang hendak berbaiat kepada Nabi Saw itu telah mengetahui konsekuensi dari sumpah setia mereka.  Keimanan dan keyakinan telah merasuk dan tumbuh semakin kuat dalam hati mereka. Tekad mereka telah bulat untuk membela dan melindungi Muhammad.  Mereka berkata, _"Kami akan memenuhi sumpah setia kami walaupun harta kami musnah dan para pemimpin kami terbunuh. "_

Kemudian mereka menghadap Rasulullah dan bertanya, _"Wahai Rasulullah,  apa hak kami jika kami memenuhi janji setia kami?"_

Rasul menjawab dengan tegas _" Syurga"_.

_"Ulurkan tanganmu."_ Dan Rasulullah mengukuhkan tangannya,  lalu mereka menyatakan sumpah setia kepadanya. 

Ashim ibn Umar ibn Qatadah berkata _"Demi Allah,  al-Abbas mengatakan seperti itu semata-mata untuk menegaskan janji kaum Anshar dan meminta kesungguhan mereka untuk melindungi Rasulullah Saw."_

Abdullah ibn Abu Bakr,  r.a berkata, _"Demi Allah,  ucapan al-Abbas dimaksudkan agar mereka dapat menunggu sampai malam. Mereka sebenarnya mengharapkan kehadiran Abdullah ibn Ubay ibn Salul agar kesepakatan dan janji setia itu lebih kuat. Dan Allah mengetahui apa yang ada dibalik itu"_

Tuntas berbaiat dan menyalami Rasulullah,  termasuk juga para wanita,  Rasulullah bersabda,_"Pergilah kalian dan persiapan kendaraan kalian."_

Kemudian al-Abbas ibn Ubadah ibn Qatadah berkata _"Wahai Rasulullah  demi zat yang mengutusmu dengan kebenaran,  jika kau berkehendak,  besok kami akan menyerang penduduk Mina dengan pedang-pedang kami. "_

Rasulullah tersenyum senang melihat semangat juang para pengikut barunya itu,  dan berkata menenangkan mereka, _"Bersabarlah,  kami tidak diutus dan diperintahkan untuk melakukan kekerasan seperti itu.  Pergilah dan pulanglah ke tenda-tenda kalian."_

Al-Abbas ibn Ubadah tidak ikut pulang ke Madinah,  tetapi menetap di Makkah bersama Rasulullah Saw sampai beliau hijrah ke Madinah. Karena itulah ia dikenal sebagai sahabat Anshar yang berhijrah (Muhajirin). 

Di Madinah,  Rasulullah mempersaudarakan al-Abbas dengan Utsman ibn Mazhum. Al-Abbas tidak ikut serta dalam perang Badar.  Barulah saat perang Uhud ia bergabung dengan pasukan muslim disertai semangat besar untuk mengganti pahala yang ia luputkan saat perang Babar. Dalam perang itu,  ia gugur sebagai syahid. Semoga Allah merahmatinya.

Wallahua'lam.

@khansa_saf

Www.khansasaf.blogspot.com

https://t.me/joinchat/AAAAAD-lrDTfyEA_CUZHgA

#BeAGoodMuslimah/GM

_*Admin*_

Thursday, January 11, 2018

*MATERI KAMIS*

*MATERI KAMIS*

*Seputar Kepenulisan*

*Satu Langkah Merubah Peradaban*

Oleh: @khansa_saf

Bismillah...
Sebelum melanjutkan membaca,  daripada sia-sia,  alangkah lebih baiknya teliti dengan saksama, karena tulisan ini saya khususkan bagi mereka yang mau membuat sejarah melalui satu langkah yang penuh perjuangan.

Apakah satu langkah itu?  Sebelum saya sebutkan,  sebaiknya coba kita renungkan sama-sama,  kembalikan ingatan kita pada masa di mana pena menjadi sebuah senjata

Tahukah?  Bagaimana jadinya jika pada masa pembukaan Al-Qur'an tidak ada satu orang pun yang menuliskan,  bagaimana nasib kita?  Jika seandainya Al-Qur'an,  firman Allah yang Mulia hanya di hafal  tanpa ada bekas dalam sebuah kertas.

Namun,  melalui karunia-Nya,  melalui nikmat akal-Nya,  melalui kekuasaan-Nya,  Allah abadikan Al-Qur'an dengan ada orang yang diamanahkan untuk menuliskan agar Al-Qur'an  bisa dinikmati serta dipelajari oleh ummat di masa yang akan datang. 

Dapat kita sama - sama simpulkan betapa tulisan amat dahsyat pengaruhnya dalam kehidupan kita,  bukan?.

Lantas,  saat ini,  izinkan saya bertanya. Masih ragukah untuk menulis?  Kenapa mesti ragu?  Bukankah ada banyak peradaban yang maju karena sebuah tulisan? 

Atau bukan ragu,  tapi malu?  Hey...  Untuk apa malu?  Malulah pada tempatnya!  Jangan sampai malumu mengalahkan potensimu. 

Ada banyak dari kita yang sebenarnya bisa menulis namun karena sebuah malu,  tulisan yang bisajadi bertabur manfaat melebur begitu saja.

Tidakkah sayang dengan akal serta pikiran yang Allah amanahkan pada kita?

Allah memberikan segala kelebihan pada manusia melebihi makhluk apapun salahsatu alasannya agar dengan kelebihan tersebut kita bisa menjadi sebaik-baik manusia.

Bukankah sebaik-baik manusia adalah bermanfaat untuk orang lain? 

Sekarang,  mulailah coba menulis sepatah dua patah kata dengan diniatkan untuk kebaikan.  Jangan dulu diniatkan untuk merubah peradaban,  tapi niatkan dulu untuk kebaikan. 

Insya Allah dengan sendirinya,  Allah sendiri yang akan menggerakkan hati kita.

Saat ini,  ada satu langkah yang sebenarnya amat penting dan bermakna bukan hanya bagi dirinya tapi bagi kehidupan sekitarnya.  Tahukah?  Satu langkah yang bermakna itu ialah menulis.

Teman...
Mulailah menulis saat ini juga,
Karena jika sebuah penyesalan ada di awal saya yakin,  setiap orang pasti berkeinginan untuk menulis sebagai ladang kebaikannya baik di masa kini mau pun masa yang akan datang,  namun sayang sebuah penyesalan itu ada di akhir hingga hanya sedikit orang yang memutuskan jalan menulis sebagai ladang untuk berbuat kebaikan.

Wallahua'lam

#BeAGoodMuslimah/GM

_*ADMIN*_