Monday, November 21, 2016

Sayang yang Tersembunyi

Bagi sebagian orang, mungkin hal ini memang remeh. Namun bagiku hal ini  sangat luar biasa.

Kenalkan, dia adalah  manusia yang sampai saat ini setia menjadi bapakku, keberadaannya di sampingku membuatku terjaga dan tentu saja aku amat bahagia, memiliki bapak yang luar biasa.

Izinkan aku berbagi kisah tentang sebuah kasih sayang yang tersembunyi yang lahir dari seorang bapak yang sangat aku sayangi.

Beberpa pekan sebelumnya, aku dan bapak mengunjungi klinik untuk berobat, pada saat itu dokter menyarankan agar aku banyak makan buah dan sayur. Setelah konsultasi selesai, aku dan bapakkupun pulang.

_"Jangan makan Mie...."_ kata bapak mengulangi perkataan dokter.

_"Vi jarang makan mie ko Pak..."_ belaku.

Seiring bergantinya hari, sakitku mulai membaik, namun sebenarnya belum sepenuhnya pulih.

Sudah hampir satu bulan sakitku tak separah dulu, namun  qodarullah saat ini Dia mengujiku lagi dengan penyakit yang sama, namun kali ini aku hiarukan saja sakitku, karena aku tak mau  pergi ke tempat orang sakit lagi.

Aku hanya mengeluh kepada orangtuaku, bukan karena ingin kembali di obati, namun lebih kepada ingin diperhatikan dan dimanja oleh mereka hehe.

_"Vi sakit lagi..., tuh liat..."_ kataku dengan suara manja sambil memperlihatkan sakitku dihadapan orangtuaku.

Saat itu,aku dan orangtuaku sedang berada di ruang makan.

_"Umi... sakit..., kata dokter, vi harus banyak makan buah..."_ kataku lagi masih dengan nada manja.

Sementara itu, bapakku seolah tak perduli melihat kondisiku,  saat itu bapak hanya terdiam dan kembali melanjutkan  makan.

_"Benerkan Pak, kata dokter vi harus banyak makan buah?"_ tanyaku kepada bapak untuk meyakinkan umiku.

Bapak hanya mengangguk kala itu. Aku bertanya pada bapak karena sebulan sebelumnya bapakklah lah mengantarku ke klinik.

_"Yasudah, nanti beli buah, di kulkas juga sudah ada sayur tinggal dimasak saja nanti"_ jawab umiku tenang.

Sebenarnya, aku sudah sangat senang sudah mengadukan keluh kesahku pada orangtuaku, tentu pada  saat itu aku tak memikirkan apakah aku dibelikan buah atau tidak, karena bagiku, cukup melihat mereka khawatir kepadaku saja sudah bahagia hehe. Itu tandanya mereka sayang padaku.

Akupun kembali ke kamar,melakukan aktifitas seperti biasa.

Hingga tak berapa lama kemudian, bapak memanggilku sebanyak tiga kali panggilan. Ada saat-saat dimana aku malas jika dipanggil orangtua,  Aku memang suka malas jika dipanggil orangtua :'), kalau mereka memanggil tiga kali baru aku menemuinya, karena aku mengartikan jika panggilan sudah mencapai tiga kali panggilan itu tandanya panggilan itu penting. Harusnya cukup dengan  satu panggilan aku sudah datang menemui panggilan mereka, namun inilah kekuranganku. Maafkan aku ya Allah...,(Jangan ditiru ya)

_"Ada apa Pak...?"_ tanyaku sambil berjalan dengan sempoyongan.

Jarak antara kamarku dan ruang TV sebenarnya tak begitu jauh, namun karena aku sedikit malas berjalan jadi seolah amat jauh.

Berapa detik kemudian, akupun sampai, dan tahukah Apa yang aku saksikan kala itu?  apa yang aku saksikan kala itu  sungguh membuatku amat bahagia sekaligus haru.

_"Ini buah..."_ kata bapak sambil mengupas buah harummanis.

_"Bapak beli buah???"_ tanyaku tak percaya.

_"Iya hehehe di pasar sabut"_ jawab bapak sambil tertawa menghilangkan malu.

Bapak tidak biasa belanja di pasar sabut,biasanya di pasar yang lebih lengkap. Namun karena di bandingkan pasar yang lebih lengkap, pasar sabut lebih dekat dengan rumah.

_"Asikk...."_ suaraku bahagia sambil memilih buah yang akan dikupas.

Pada saat itu,aku ingin mengucapkan kata terimakasih kepada bapak, namun sayang lidahku terlalu kelu, hanya air mata kebahagiaan yang tak terlihat saja yang mewakili  betapa aku sangat bahagia memiliki Bapak yang mempunyai kasih sayang tiada tara.

Lihat Fren...
Kasih syaangnya tersembunyi,
Namun aku merasakannya tiada henti,
Ia seolah tak peduli,
Namun hatinya tersayat manakala anaknya tersakiti,

Jangan anggap bapakmu tak peduli,
Karena sesungguhnya ia lebih peduli,

Mulai saat ini...
Cobalah mengerti setiap gerak-gerik bapak yang tersebunyi,
Karena, didalam ketersembunyiannya, terdapat kasih sayangnya.

Aku sayang bapak, what about you?

Sunday, November 20, 2016

Teladan Sahabat Syurga



Persahabatannya murni semurni emas yang masih trsimpan di bumi  yang terdalam,

Karena kemurnian itulah, persahabatan mereka sampai syurga,

Lebih mementingkan saudaranya dibandingkan dirinya,
Mengedepankan urusan saudaranya dibandingkan urusan dirinya,
Memberi makan saudaranya sama seperti memberi makan dirinya,

Pantas seorang Nabi sekalipun memujinya.

Ialah Anshar dan Muhajirin.
Persahabatan mereka mewangi,
Persahabatan mereka abadi.
Adakah persahabatan semacam mereka di masa  kini?

Ahh...
Aku tak boleh berandai,
Karena semuanya bisa saja terjadi jika kita sendiri yang memulai.

Pun tak bisa seperti mereka,
Pun masa nya tak sama,
Namun....
Secuil raga ini akan berusaha,
Menemukan dan menumbuhkan sabahat yang setia,
Bukan hanya setia di dunia, melainkan sampai syurga.

Sahabatku,
Pegang erat tanganku,
Mari contoh persahabatan Sabahat Muhammad yang membuatku selalu terpukau,

Semuanya atas  izin-Nya,
Bismillah...
Saksikan Allah...
Kan ku temui, sahabat seperti mereka sekalipun pasti tak sama. Namun tetap akan ku cari.  Sampai  persahabatan yang ku temui mencapai syurga Aamiin.

Pandeglang, 21 November 2016 04:16 Wib

Thursday, November 17, 2016

#Cerpen Dua Perjuanga(2)

Tak disangka, dibelahan bumi lain diapun sedang berjuang untuk meminta restu. Mungkin ini skenario yang Dia berikan padaku. Orangtuaku dan orangtua dia meragukan niat baik kami.  Pada saat itu cukup Dia sebagai pemberi keputusan terbaik.

_"Hanif ingin membantu perempuan yang dengan menikah, pahalanya lebih besar Yah"_ Suara hanif masih lembut _"Ayah mungkin lebih tahu daripada hanif, Ibu apalagi, Bu... banyak keutamaan wanita yang kebanyakan keutamaan itu ada setelah wanita itu menikah"_ lanjut hanif.

_"Ternyata... anak Ibu sudah dewasa juga yah hehehe, anakku, bukan ibumu melarang kamu menikah, namun lihat kamu sekarang, apa yang kamu punya?"_ tanya ibunya dengan nada khawatir.

_"Bu, hanif yakin wanita pilihan hanif tidak penuntut, karena hanif kenal betul dengan calon pilihan hanif ini..."_ jelas hanif dengan nada meyakinkan.

Suasananya cukup tegang, karena pada saat itu, tak secuil kalimatpun yang terlontar dari mulut ayahnya. Sejak awal perbincangan dimulai, hanya Ibunya dan dia yang selalu mendominasi.

Apa yang menyebabkan ayahnya terdiam?

_"Ibu kembalikan lagi pada ayahmu..."_ kata ibunya sambil berjalan ke dapur untuk mengambil teh untuk ayahnya.

Sebelum beberapa kalimat  akan  diucapkan kepada ayahnya, beberapa menit terakhir, tak henti-hentinya dia meminta pertolongan pada Allah agar dimudahkan dalam berucap.

Pintar sekali dia, dia meyakinkan kedua orangtuanya dengan mengatakan bawa dia amat kenal betul denganku, padahal kapan aku bertemu dengannya?

Ragaku dan dia memang belum bertemu, namun di langit sana,  keyakinanku dan keyakinannya saling menyapa dan mungkin saling bergandengan melawan keragu-raguan yang menerpa.

_"Bagaimana Yah?"_ tanya hanif penuh harap.

_"Gaji kamu berapa?"_ ayahnya balik bertanya

_"750ribu sebulan"_ Jawab hanif tegang.

_"Biaya kuliahmu?"_ tanya ayahnya lagi.

_"Sudahlah Yah, jangan hitung-hitungan seperti ini, urusan itu hal belakangan, yang terpenting ridho ayah dulu..."_ suara hanif pasrah.

Aku mengerti bagaimana perasaan ayahnya kala itu, kekhawatiran-kekhawatiran akan hal-hal yang belum pasti terjadi sudah melanda pikirannya.

_"Yah..., percaya sama hanif..."_ suara hanif sambil bergetar.

Bagaimana ayahnya mau percaya? Anaknya yang umurnya baru menginjak kepala dua dan kuliahpun masih semester tengah memutuskan untuk   menikah. Tentu Ayahnya khawatir bukan hanya kepada anaknya, namun beliaupun memikirkan bagimana kelak istri anaknya makan.

Lagi-lagi, soal ekonomi yang dipermasalahkan. Antara orangtuaku dan orangtua dia, mereka mempunyai pikiran yang sama.

Bukankah ini berat? Aku dan dia meyakinkan orangtua akan niat baik kami. Namun semuanya nampak terlihat, amat sulitnya ridho didapat.

Baiklah..., usahaku dan usaha dia rasanya teramat sangat, sekarang... aku dan dia tinggal  berharap, semoga Dia yang Maha Hebat memberikan keputusan yang maslahat.

2 Guru Sekaligus (Kehiupan dan guru Jurusan Kerumahtanggaan (GJKT))

Banyak panggilan-panggilan atau isitilah yang bisa disematkan kepada sosok yang satu ini. Ada ibu, mami,umi,ami, bunda atau apapun namanya. Dan aku memanggil sosok ini dengan sebutan umi.

Dari umi aku banyak belajar. Harus ku akui, selama aku SD,SMP,SMA, hingga Perguruan tinggi, sekitar 14 tahun kurang lebih aku mengenyam pendidikan, hanya saat ini yang walaupun  belum sampai satu bulan aku benar-benar merasakan bagaimana nikmatnya pendidikan.

Siapa gurunya? Umiku.
Belum genap sebulan aku putuskan untuk di rumah sembari menunggu hari yang kata orang disebut hari  bahagia (wisuda).

Dari sinilah aku mulai mendapatkan Mata kuliah (MK) Kerumahtanggaan.

Tidak ku temui didikan ini  baik di SD sampai perguruan tinggi sekalipun. Aku menemui didikan ini di dalam rumah. Siapa gurunya? Umiku.

Jika aku ditanya, _"Pada saat kapan kamu merasakan nikmatnya hidup?"_, aku akan menjawab,aku merasakan bagaimana betapa hidup ini nikmat ialah pada saat sekarang, saat dimana umiku benar-benar menjadi guruku.

Nikmat yang bagaimana? Tentu nikmat yang bukan sembarang nikmat. Tapi karena  nikmat inilah yang nanti akan menyelamatkanku di akhirat.

Umiku memang hebat. Belum genap sebulan aku tinggal di rumah, ia sudah  mengajarkanku banyak hal.

Selama aku belajar di rumah, banyak ku temui hal-hal yang tidak di pelajari di dunia pendidikan luar.

Banyak ku temui setiap yayasan atau sekolah mempunyai visi dan misi, namun kadang visi dan misi itu hanya sekedar di hafal atau hanya tempelan,dan hanya secuil yang dilaksanakan.

Tidak demikian dengan umiku, sekalipun umi tidak memberitahu visi dan misinya dengan gamblang kepadaku. Namun... dari perlakuannya padaku, visi dan misinya nampak dan akupun ingin dan ingin mewujudkan visi dan misinya bersama-sama.

Dari umi aku banyak belajar. Ialah guru kehidupanku sebenarnya. Kalau bahasa inggrisnya bilang  _She Is The Real OF My Teacher_ (kalau slaah tolong dibenarkan hehe).

Dari umi aku belajar masak, dari umi aku belajar mengaji, dari umi aku belajar sabar, dari umi aku belajar ikhlas, dari umi aku belajar hemat, dari umi aku belajar menjadi umi, dari umi aku belajar menjadi istri, dari umi aku belajar menjadi anak, dari umi aku belajar menjadi  manusia yang berguna, dari umi...  dari umi... dan dari umi aku belajar segalanya.

Teman... aku beritahu satu hal, jika umimu masih ada, jangan sia-siakan keberadaannya, belajarlah padanya, karena tak aku temui guru yang paling ikhlas selain umiku. Memang banyak guru yang kutemui merekapun ikhlas, namun tetap saja, ikhlas yang benar-benar  murni itu hadir dari umiku.

Kenapa harus ikhlas? Karena bagiku... setiap ilmu yang diberikan dengan sebenar-benarnya ikhlas, maka... ilmu itu akan membekas. Siapa yang pernah meraskaan apa yang aku alami?

Aku sangat suka bahasa arab sekalipin sungguh aku tak bisa bahasa arab, aku sangat suka bahasa inggris sekalipun aku tak bisa bahasa inggris. Namun karena dulu  dua guruku mengajarkannya dengan ikhlas, pelajaran yang mereka ajari saat kecil dulu  sampai saat ini masih membekas.

Begitupun umiku, ia mengajariku masak dengan ikhlas, ia memberiku nasihat dengan ikhlas. Ia mengajariku segalanya dengan ikhlas Dan sampai saat ini masih membekas.

Sungguh... jika kalian ingin mengetahui bagaimana seorang pendidik ikhlas mengajarkan ilmunya, rasakanlah ilmu yang ia berikan. Tentu seorang guru yang memberi ilmu tanpa keikhlasan ilmu yang diberikan hanya sekedar mampir dan setelah itu pergi kalaupun ada, mungkin hanya serpihan-sepihannya saja.

Teman, carilah guru yang bukan hanya pintar tapi juga ikhlas mengajarkan. Insya Allah, ilmu yang diberikan membekas dalam ingatan.
Karena guru yang ikhlas orientasinya bukan balasan dari sanjungan manusia yang terbatas, namun ia mengharapkan hadiah dari  Allah yang  memiliki sebaik-baik  balasan.

Akhir kata, aku ingin sedikit mengingatkan.
Begini....
Teman,
Janganlah kita pura-pura tutup mata akan hal ini. Kita mempunyai sebuah kewajiban,  salah satu kewajiban yang harus dilakukan selama hidup ialah, berbakti kepada kedua orangtua selama orangtua itu tidak mengajak kepada kemunkaran, betul?

Terkhusus untuk perempuan, jangan sia-siakan kesempatan emas ini kawan, belajarlah pada umimu, karena dari umimu ilmu keikhlasan didapat.

Namun jika umimu sudah Allah panggil, jangan bersedih ya, doakan umimu dengan sebenar-benarnya doa. Dan jangan lupa mintalah pada Allah agar Allah pertemukan dengan guru-guru yang mengajarkan ilmunya dengan ikhlas.

Guru kehidupan yaa umiku...
Guru yang tak pernah bosan mendidik...
Guru yang selalu bahagia melihat keberhasilan muridnya.
Ialah umiku, guru yang memiliki keikhlasan yang tanpa batas...


Hari ini... Hari lahirmu...
Kupersembahkan tulisan ini untuk umiku...
Terimakasih umi sudah menjadi guru kehidupanku...
Semoga Allah selalu menjagamu.
Aku anakmu mencintaimu. Kananga, 17 November 2016 21:31 Wib

Saturday, November 12, 2016

Aku dan Tukang Mie Ayam

_"Aku berangkat dulu, Allasamu'alaikum...."_ salamku sambil mencium tangan Baba.

_"Ia, hati-hati"_ balas Baba.

Kenalkan, Aku seorang anak perempuan yang  hidup dipinggiran sungai kumuh yang ada di jakarta, antara sungai yang bau menyengat dan rumahku yang hanya sepetak hanya dipisahkan oleh jalan raya yang membentang hebat.

Lebar nian jalan raya yang ada didepan rumahku, lebarnya jalan raya mengalahkan lebarnya rumahku.

Oya, Babaku seorang penjual tukang mie ayam. Beliau biasa mangkal jam 5 sore sampai malam. Banyak yang bertanya kenapa tidak dari pagi saja jualannya, sebenarnya inginnya begitu, namun karena sewa tempatnya mahal jadi baba putuskan mencari sewa yang murah. Baba mangkal di depan toko tambal ban, toko tambal ban tutup sekitar jam 5 sore, jadi malamnya baba gunakan untuk jualan.

Aku sendiri seorang mahasiswi yang sedang sibuk skripsi, aku jarang membantu baba, karena selain aku malu, bukan karena jualan mie ayam, namun aku malu karena aku seorang  perempuan yang tak mau dipandang banyak lelaki lalu lalang. Sehingga aku hanya bantu baba sesekali saja, tidak sering. Dan syukurnya babaku megerti keadaanku.

Dimataku, baba adalah sosok yang pekerja keras, aku bangga miliki baba yang super baba hehehe...

Sekalipun pekerjaannya hanya seorang tukang mie ayam, yang kadang... suka tak habis semua, namun baba tak pernah menampakkan ketiakpunyaan uang untuk biaya kuliahku.

Rasanya... saat aku butuh uang untuk ini dan itu, baba selalu bilang ada, walaupun aku tahu, untung jualan mie ayam tak seberapa.

Aku tak tahu darimana baba mendapatkan uang, karena setiap aku butuh uang untuk biaya kuliah, baba selalu berusaha mengadakan.

Kadang... ingin rasanya aku peluk baba, air mata ini sudah bosan aku teteskan melihat perjuangan baba.

Sekarang, rambut baba sudah memutih, otot-otot yang dulu kekar kini mulai lunglai, kerutan wajah tanda lelah sudah tersirat jelas di wajahnya.

Aku suka kasihan melihat baba duduk menunggu pembeli yang tak kunjung datang, terlebih jika musim hujan.

Banjir, dingin, angin, semua baba hadapi demi menghidupi keluarga.

Aku melihat dipundaknya banyak beban, namun ketegaran yang dipancarkan diwajahnya selalu membuatku tenang.

Baba... aku sayang baba, saat ini aku belum bisa bahagiakan baba, maafkan aku yang selalu merepotkanmu, izinkan aku anak perempuanmu satu-satunya menjadi anak yang berbakti kepada baba. Doakan anakmu yang sedang berusaha menjadi wanita yang shalihah, wanita yang bidadari syurgapun cemburu padanya.

Aku bangga menjadi anak baba, aku tak malu punya baba yang hanya penjual mie ayam. Pokoknya aku beryukur karena Allah berikan baba yang amat hebat dimataku. Dari baba aku belajar banyak hal.

Baba...
Setitik perjuangan baba berlipat pahala di sisi-Nya.
Setetes peluh yang keluar demi menghidupi keluarga, Allah tak akan pernah lupa.
Tetaplah menjadi baba kebangganku dan mama.

Selamat hari baba...
Semoga Allah selalu menjaga dan bersama baba selalu. Aku sayang baba....

Friday, November 11, 2016

Gue Rela Mati !

_"Cukup Dan, gue gak mau dengerin alasan lo lagi, pokoknya kita putus!"_ teriak Sela sambil pergi meninggalkan dani.

_"Biar gue jelasin La, jangan percaya sama Rizki dan geng nya itu, mereka sengaja fitnah gue biar gue putus sama lo..."_ jelas dani sambil mengejar Sela.

Pernikahan mereka sudah di depan mata, namun karena fitnah yang rizki berikan kepada dani, hubungan dani dan sela berada di ujung tanduk. Rizki tak menyangka bahwa fitnahnya berhasil, ia sangat bahagia sampai kebahagiaannya tak bisa diuangkap dengan kata.

_"Jangan kambing hitamkan rizki dan, justru karena rizki gue tau kelakuan lo selama ini gimana...!"_ bentak sela pada dani.

_"Sel!" Sambil memegang tangan sela dengan erat _" gue calon suami lo, dan lo harus percaya sama gue"_ lanjut dani dengan mata nanar.

_"gue engga akan percaya sama orang yang udah bohongin gue dan!"_ sambil berusaha melepas tangannya dari tangan dani.

_"Lo harus percaya sama gue Sel, gue rela mati jika kematian membuat lo percaya sama gue"_ suara dani parau.

_"Dan, mau lo mati atau engga gue tetep gak percaya!"_ kali ini sela meninggalkan dani dengan berlari.

_"Selaa!....sela!"_ teriak dani.

Sela tak menggubris panggilan dani, sampai tak lama terdengar teriakan dani berbarengan dengan suara mobil yang begitu terdengar cepat.

"Danii!..."_ suara sela kaget sambil dan dengan segera menoleh ke arah belakang.

Tiba-tiba kaki sela lemas menyaksikan dani calon suaminya mengeluarkan darah segar.

_"Daniiiiiii......."_teriak sela hebat.

Sementara itu, mobil yang menabrak Dani kabur begitu saja seperti di sinetron-sinetron pada umumnya.

_"Daniii... bangunnn, gue maafin lo dan gue percaya sala lo...." suara sela disertai tangisan yang bercampur aduk menjadi satu.

_"Dani.... maafin gue...."suara sela sambil menangis sambil merangkul dani calon suaminya.

Tidak ada gerakan yang berarti, dani tak sadarkan diri. Hingga tak lama bantuan datang menghampiri.

Kala itu, sela diam seribu bahasa, sebenarnya ia sangat menyesal namun ia tak bisa berucap apa-apa, hanya isakan tangis yang terdengar.

Dani dilarikan ke rumah sakit, sela dengan setia menunggu hasil permeriksaan dokter. Tak lama dokterpun keluar dan mengabarkan kabar duka yang mendalam.

_"Daniii.... maafin guee....."_ sambil memeluk jasad dani yang kala itu darah masih keluar dari telinga dan mulut dani.

Dani pergi untuk selamanya, dan pernikahan yang mereka berdua rancang sejak dua bulan kemarin kandas ditelan maut yang menyapa.

Hikmah:

Terkadang, kita lebih percaya omongan orang lain dibandingkan dengan orang yang dekat dengan kita. Ini percis salah satu sifat remaja. Mereka akan lebih percaya omongan teman sebayanya dibandingkan dengan orangtuanya.

Fren, memaafkan orang itu amat berat terlebih orang yang melakukan kesalahan ialah orang yang amat dekat dengan kita. Tapi coba lihat, Sang Maha Segalanya saja selalu membuka pintu maaf, kenapa kita yang memiliki berjuta kekurangan masih berat untuk memaafkan?

Maafkanlah sekalipun seseorang itu pernah membuat dada begitu sesak. Karena bagaimanapun dengan memaafkan tak lama ketenangan akan menyapa.

Al-Qur'an memang benar, _"fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan_"

Kenapa bisa begitu? Karena dengan fitnah bukan hanya pembunuhan saja yang akan terjadi, namun kebencian pasti akan setia menghampiri.

Terimakasih sudah mau membaca cerita sebelum tidur. Cukup sekian dan terimakasih.��

Siap-Siap Hijrah #Part1

Aku tidak mau masuk syurga sendiri, maka dari itu izinkan aku yang masih banyak kekurangan ini sedikit bercerita.

Iya, sedikit saja, aku ingin bercerita bagaimana nikmatnya belajar menjadi wanita shalihah sekalipun dalam perjalanannya tertatih.

Bukan, aku bukan pamer melainkan aku ingin setiap goresan tintaku Dia berikan kebaikan, sehingga setiap yang membacanya mudah-mudahan mendapatkan kebaikan pula. Allahumma Aamiin.

Bukankah jika kita menulis dengan hati ikut andil didalamnya maka tulisan itu akan masuk kedalam hati para pembacanya?, maka saksikanlahlah Allah ku... bimbinglah aku agar setiap tulisan yang aku tulis Engkau anugerahi kebaikan yang tiada tara.

Saudariku... inilah perjalanan hijrahku, mungkin sebagian pembaca tahu siapa diriku sebelumnya, namun semakin berjalannya waktu, semakin lelahnya mencari, akhirnya aku putuskan untuk berhijrah sekalipun sungguh tetesan air mata kadang selalu menemani.

Saudariku yang sangat aku cintai karena Allah, aku ingin bertanya satu hal pada dirimu. Sebenanrnya... apa yang Engkau cari di dunia ini?

Sedikit banyak aku membaca betapa perempuan amat hina di bumi sebelum Islam datang. Sedih hati ini membaca bagaimana hinanya perlakuan yang diberikan laki-laki kepada perempuan sebelum datangnya Islam.

Aku sangat beryukur, Allah memberiku kesempatan untuk lahir dalam lingkungan Islam.

Hadirnya Islam di muka bumi membuat kita (muslimah) dimuliakan.

Allah menurunkan perintah berhijab untuk memuliakan wanita dan agar mudah dikenali.

Saudariku..., tak mudah mendapatkan hidayah-Nya kecuali atas kehendak-Nya. Amat banyak orang yang mengatakan mereka belum berhijab karena belum dapat hidayah.

Hey..., hidayah itu dicari bukan datang sendiri. Allah akan memberikan hidayah kepada mereka-mereka yang berusaha mencarinya.

Banyak wanita muslim yang bilamana ditanyakan terkait pentingnya hijab tidak tahu bahkan dengan sengaja untuk tidak mau tahu, padahal sungguh!!!, rasanya tidak ada alasan untuk mengatakan tidak tahu karena teknologi sudah canggih dan banyak buku-buku yang menjelaskan betapa pentingnya berhijab.

Tak terbayang bagaimana jadinya di akhirat kelak, manakala Allah menanyakan mengapa dulu di dunia tidak berhijab dengan sempurna dan kita menjawab tidak tahu, apa tidak malu?

Saudariku... tentu aku sendiri mungkin tidak lebih baik darimu. Aku hanya wanita akhir zaman yang berusaha menjadi wanita yang bidadaripun cemburu padanya.

Aku masih sering tobat sambal, aku masih sering maksiat, aku masih sering berbohong pada diriku sendiri, padahal bisa dibilang jilbabku sudah sempurna, namun aku yakin dengan kita memantapkan hati kita untuk  berhijrah, Allah tak akan pernah meninggalkan kita sekalipun kita sering bermaksiat kepada-Nya.

Aku pernah memiliki masa lalu yang kelam, aku sendiri pernah berpikiran untuk terus berada di masa kelam itu dengan berdalih, aku bukan orang baik dan tak pantas menjadi orang baik.

Namun... bukankah seorang penjahat memiliki masa depan sebagaimana orang baik memiliki masa lalu?

Jangan... jagan pernah takut untuk berhijrah, karena Nabi kitapun pernah berhijrah. Karena... Khalifah umarpun pernah berhijrah, karena.... khalid bin walid pun pernah berhijrah, karena... Hindun binti Utbah pun pernah berhijrah, karena... Abu Sufyan pun pernah berhijrah.

Saatnya berhijrah, jangan... jangan tunggu besok apalagi lusa. Berhijrahlah detik ini juga! Karena waktu berjalan begitu amat cepat.

Saudariku..., aku tunggu kamu di sini. Ditempat penghijrahan yang mudah-mudahan Allah ridhoi.

Thursday, November 3, 2016

Abdi Anak Geng Masjid, What About You? (2)

Karena saya menjanjikan akan share lanjutan pada  malam hari, tadi disalah satu group yang saya ikuti ada yang nagih pakai tanda tanya besar warna merah tiga pula, padahal baru magrib dan tentu harus baca dulu tafsirnya, tapi saya sangat senang ternyata ada yang perhatian juga dengan tulisan saya, ^_^.

Baik saya lanjutkan, dimulai dari Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa 'Umar memerintahkan Abu Musa al-Asy'ari  agar melaporkan kepadanya apa yang ia ambil dan yang ia berikan dalam satu lembaran kulit yang disamak. Sementara Abu Musa mempunyai sekretaris beragama Nasrani, dan ia pun melaporkan hal itu kepadanya. 'Umar pun kagum (atas isi laporan  itu) seraya mengatakan, _"Sesungguhnya isi lembaran itu benar-benar rapi."_

[Pada kesempatan lain, _"Umar berkata mepada sekretaris Abu Musa itu], Apakah engkau bisa membaca surat yang datang  dari Syam untuk kami di masjid?"_ Abu Musa menjawab, _"Ia tidak bisa (masuk mesjid)."_ Umar bertanya, _"Apakah ia sedang junub?"_ Abu Musa Menjawab, "Tidak, tetapi ia Nasrani."_

Abu Musa mengatakan, _"Mengetahui hal itu, beliau menghardikku dan memukul pahaku. Kemudian beliau mengatakan, _"Usirlah ia."_ Kemudian beliau membaca Q.s Al-Maidah _Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi teman dekatmu"_.

Jika boleh berandai... andai saat ini  sosok umar ada di jakarta pasti... ahh sudahlah saya tak boleh berandai. _Pamali_ kalau  bahasa sudanya. 

Dalam kajian bersama geng masjid, dibahas juga _asbabun nuzulnya_ Q.s Al-Maidah ayat 51 sampai 53 tersebut. Yang dimana Abdullah bin Ubay bin Salul (Sang Gerbong Munafik) menjadi aktor utama hehe...

Tulisan ini tidak membahas sebab turunnya ayat tersebut, karena cukup banyak dan saya sarankan mending baca langsung aja biar lebih ngena.

Intinya sih, mereka-mereka yaitu Yahudi dan Nasrani sangat berani bertindak sekalipun mereka berada pada posisi yang salah. Hadeh... -_- dasar yah mereka, memang dari dulu selalu bertingkah -_-

Kembali kepada cerita di atas, coba perhatikan kisah umar tadi, dalam kisah terdebut seorang yang beragama Nasrani memiliki kinerja yang luar biasa, namun karena ia Nasrani, dengan segera Umar menyuruh untuk mengusir Orang Nasrani tersebut dan langsung membacakan Surat Al-Maidah.

Gampangnya begini, menjadikan teman saja Allah melarang bagimana menjadikan sosok pemimpin?

Ayo buka lagi Qur'annya, baca dengan seksama kata _"Janganlah"_ memiliki makna yang mendalam jika di kaji dalam bahasa Arab.

Gini-gini saya pernah belajar bahasa Arab loh sekalipun secuil hehe, dalam bahasa arab lafadz _"La"_ memiliki arti yang berbeda-beda, ada yang maknanya _'tidak'_ ada pula yang _'jangan'_ _wallahu'alam.

Silakan Arab Lovers ditambahkan saya takut salah soalnya. hehe.

Dalam Surat Al-Maidah tersebut Allah jelas melarang_"Janganlah berteman"_

Kita mau nurut sama siapa? Sama Allah atau sama yang lain?

Kami (Geng masjid) mengangguk-angguk dan memdengarkan dengan khidmat apa-apa yang disampaikan oleh pemateri.

Jujur, saya senang melihat reaksi  ibu-ibu geng masjid ketika dijelaskan ayat tersebut, mungkin ada saja sebagian ibu-ibu yang tadinya acuh namun  setelah mendengar penjelasan bapakke, seolah hatinya tergerakkan untuk mulai peduli melihat permasalahan ummat saat ini.

_"Apa yang harus kita lakukan, kita tidak tinggal di Jakarta..?"_ Celetuk salah sati ibu geng masjid.

Perlu diketahui, pada saat itu bapakke mengambil contoh Pak Ahok. (Maaf ya pak jadi bahan percontohan hehe)

_"Kita hanya mampu mendoakan karena kita tidak terlibat dalam pemilu di DKI.."_ jawab salah satu ibu geng masjid.

Thats right!, saya sendiri bukan orang Jakarte tapi semasa kuliah merasakan sih  bagaimana manis pahitnya hidup di Jakarta hehe.

Tugas kita yaa doakan yang terbaik untuk saudara muslim kita yang saat ini sedang melawan kemungkaran di Jakarta.

Jangan merasa kita tidak tinggal di jakarta kita biasa saja, Oh tidak bisaa..., pernah dengarkan bahwa antara satu muslim dengan satu muslim yang lain bersaudara, jika satu muslim itu sakit muslim yang lainpun merasakannya.

Siapa kita? Pemuda!, (biasanya jargon ini digunakan saat-saat aksi di jalanan hehe)  kita masih muda loh, apa yang kita lakukan menghadapi permasalahan ummat saat ini, mungkin tulisan ini merupakan salah satu ikhtiar saya menyadarkan saudara muslim dimana saja berada untuk mulai sama-sama peduli terhadap permasalahan yang ada.

Lihat...., mereka ibu-ibu geng masjid saja sudah memiliki peran, yah peran mereka mendoakan, lantas peran kita apa fren?

Baiklah, dipenghujung tulisan ini, saya akan memberikan sebuah kalimat teman saya. Kalau kata teman saya _" mulailah di lingkungan kamu berada, gunakan yang kamu punya dan lakukan yang kamu bisa"_

Wallahu'alam.