Selasa 15
Januari 2013
Hampir satu
bulan aku mencari seorang teman untuk membantukku mengerjakan tugas lapangan
sebagai bahan untuk UAS. Waktu itu aku tidak ikut terjun kelapangan bersama
teman kelasku karena pada waktu pas pelaksanaannya, aku juga mengikuti kegiatan
yang sudah lama direncanakan, dan waktu itu berpas-pasan dengan kerja
kelompokku itu. dan anehnya dari sekian banyak temanku di kelas tidak ada satu
oarng pun yang mau mengantarku ke suatu tempat itu. Ada rasa kecewa meggelayut
di hati, aku sangat berharap ada satu atau dua teman kelasku yang mau
membantuku, tapi kenyataannya tidak ada. Selain Dari teman kelasku aku mencoba
menghubungi teman SMA dulu untuk mau membantuku, satu persatu aku hubungi tapi
teman SMAku tidak ada yang bisa membantuku, ada begitu banyak alasan yang
mereka kemukakan, tapi ada satu orang teman yang mau membantu, aku sangat
senang sekali ketika itu, tapi ketika waktu yang telah ditentukan semakin dekat,
dia membatalkannya dengan alasan ternyata hari yang telah disepakati itu dia
gunakan untuk pulang kampung, walaupun kegagalan sudah dua kali terjadi, tapi
aku tetap optimis bahwa aku yakin aku bisa menemukan teman yang mau
membantukku, hari ujianpun semakin mendekat tapi sampai sejauh itu aku belum
bisa menemukan teman yang aku harapkan itu, pada suatu hari aku menceritakan
keluh kesahku kepada teman kossan ku, dan ternyata dia mau membantukku dan mau
mengantarku ke tempat yang akan aku jadikan bahan untuk ujian akhir, dengan
segera aku mengucap syukur karena keoptimisanku
akhirnya di dengar olehNya, namun pada hari yang sudah di tentukan, kembali hal
itu terjadi dia yang menolongku itu kembali membatalkan, dengan alasan ternyata
dia masih ada pekerjaan. aku hanya bisa menghela nafas panjang ketika itu
”
optimis...optimis...kamu sedang di uji...” bisik hatiku.
Hari demi
hari aku terus berpikir bagaimana aku bisa ke tempat itu, sampai pada suatu
waktu aku memutuskan mengajak seorang teman yang baru aku kenal beberapa hari
itupun belum pernah bertatapmuka, aku mencoba memberanikan diri untuk mengirim pesan
kepadanya, waktu itu aku tidak menghiraukan lagi dia teman atau bukan temanku,
yang jelas pikirku ketika itu dia mau
membantuku. Dengan rasa deg degan aku bertanya kepadanya melalui SMS, akumasih
ingat ketika itu aku sedang belajar bahasa inggris, aku menghiraukan teman-temanku
yang sedang presentasi di depan kelas, yang kuperhatikan saat itu balasan dari
anak yang baru saja aku kenal itu.memang
ada secebis harapan dia mau membantuku, tapi rasanya tidak mungkin karena aku
baru kenal beberapa hari dengannya itupun tak sengaja di group FB. Tak lama kemudian hpku berbunyi, aku langsung
membuka pesan dari anak yang baru ku kenal itu. Dari situ aku menceritakan
semua problem yang kualami, kubicarakan
kepadanya layaknya teman yang terpisah
sekian lama kembali bertemu. Aku tidak tahu bagaimana respon dia ketika membaca
pesanku itu.
Tak di
sangka-sangka dia yang baru beberapa hari aku kenal itu mau menolongku,
seketika saja mataku berkaca tanpa dikomandoi olehku. SMSan pun terus berjalan
sampai pada akhir-akhir sms, kembali kegagalan itu datang, ketika aku dan dia
membicarakan waktu untuk pergi ke tempat itu, ternyata di waktu yang sama dia mempunyai kegiatan yang sifatnya emergency. Dengan menghela
nafas panjang dan dengan hati sedikit kecewa aku berkata “ terimakasih sudah
mau membantu” . aku mulai putus asa karena waktu Uas tinggal dua minggu lagi,
Karena sudah tidak tahan lagi akhirnya aku benar-benar menangis di hadapanNya,
hanya satu doaku ketika itu “ YA ALLAH KIRIMKAN ORANG YANG BAIK YANG MAU MENOLONGKU
!” sambil terus menangis. tangisanku ketikaitu benar-benar histeris, karena
dari banyaknya teman yang aku miliki tidak ada satupun hatinya terketuk dan mau
membantukku, mengingat kegagalanku yang sebelum-sebelumnya, kembali aku
menangis disujudNya.setelah puas aku menangis,karena waktu itu hujan turun
lebat akupun melampiaskan kesedihanku dengan makan menggunakan sambal yang sangat
sangat pedas.
“ tenang ...
tenang... ada ALLAH” kembali hati kecilku berbisik. Setelah mengingat semua
kejadian yang kualami aku sedikit termenung dan mulai pasrah dengan UAS yang
tinggal dua minggu lagi.semua urusan aku pasrahkan kepadaNya, karena dengan
begitu hatiku sedikit tenang. Ketika aku
sedang termenung, tiba-tiba hpku berdering dan tak kusangka dia anak yang baru aku kenal itu mau membantuku. Aku
sudah menanyakanbeberapa kali kalimat ini ” kaka bener mau membantu ?” karena
hatiku sudah yakin, akhirnya ada rona bahagia terpancar di wajahku. Tadinya aku
tidak percaya dia mau menolongku, tapi membaca pesan dari dia, ada secebis keyakinan
yang menyangkut di hatiku, akhirnya Akupun mendapatkan seseorang yang mau
menolongku.
Dari sekian banyak kegagalan yang
kualami, pada akhirnya ada keberhasilan yang ku dapat, walaupun di tengah
perjalanannya begitu sakit, dan hampir mundur untuk mencari, tapi Dia langsung
mengirimkan seseorang yang baik untukku.
Dari kisahku, aku dapat menyimpulkan entah benar atau
salah yang jelas ini pendapatku “ di sebut teman jika dia mau menolong kita di
kala kita sedang membutuhkan pertolongannya, 1000 orang teman akan kalah dengan
1 orang yang bukan teman tapi dia mau
menolong kita ketika kita benar-benar berada dalam kesulitan”. walaupun
dia baru aku kenal dan belum tentu aku bertemu dengannya, tapi karena dia
mengerti makna teman dan memahami perasaan orang lain yang sangat membutuhkan
pertolongan, dia mau menolongku, percuma saja kita mempunyai banyak teman tapi
dikala kita membutuhkan pertolongannya dia tidak bisa menolong kita. itu
namanya bukan teman! Saya ingin seperti
dia yang menolong saya, walaupun dia tidak kenal dengan saya tapi ketika
mendengar problem saya dia mau menolong saya. Hanya sedikit orang yang
menggunkan hati nuraninya dengan benar, walaupun setiap orang mempunyai hati
nurani, hanya segelintir orang yang tahu pemakaiannya.dan sekarang saya mencoba
ingin memiliki sifat seperti dia yang
walaupun bukan teman kita tapi ketika meminta pertolongan kepada kita kita mau menolongnya, memang sulit untuk di
praktikan tapi sedikit-demi sedikit saya yakin saya juga akan memiliki sifat
seperti dia.Saya ucapkan terimakasih kepada dia yang sudah mau menolong saya,
kebaikan yang dia berikan tidak akan pernah saya lupakan, karena dia
benar-benar telah membantu saya, terimakasih atas semuanya, tentunya adanya dia
menolongku karena atas izin Allah, atas skenario terindah dari Allah, atas
takdir Allah.Semoga Allah membalas kebaikan dia.