Monday, October 31, 2016

Menuju Mahlighai

Sudah penasaran yah? (Iya aja biar cepat ��). Alhamdulillah sepertinya sekarang saatnya aku menulis apa yang telah aku janjikan kemarin.

Sebelumnya, aku  peringati lagi, tulisan ini aku khususkan untuk mereka yang sedang menanti ��, sedang taaruf ☺️ (ciee yang merasa lagi senyum-senyum sendiri hehe), atau yang sudah mulai menuju proses khitbah dan menikah ��. Satu lagi, cocok juga buat yang jomblo ��, jika pembaca tidak termasuk kriteria di atas, tidak usah baca tapi boleh juga baca buat pembelajaran atau jika aku salah bisa diluruskan ��.

Bismillah...

Di malam yang gelap (memang malam gelap ya ��), aku mendapatkan sebuah pesan. Pesan tersebut sebenarnya masuk sekitar jam 9 malam kalau tidak salah, karena sudah tidur aku membuka pesan sekitar pukul 3 dini hari. Sekilas, aku tidak tahu siapa orang ini, dia sampai menelfon via _WA_ sekitar 7 kali. Setelah aku buka pesannya, dia juga mengirim _voice note_ memperkenalkan diri. Tiba-tiba dia memberikan aku beberapa pertanyaan dan pertanyaan itu bagiku sangat berat aku menjawabnya. Tapi seberat-berat pertanyaan pasti akan aku jawab sekalipun hanya  pakai huruf A hehe. 

Selanjutnya, _chat_ antara aku dan dia berlanjut,  dia menanyakan hubunganku  dengan seseorang tentu aku sendiri kaget, kenapa dia tiba-tiba bertanya kepadaku? Karena tingkat kekepoan ku rendah, aku jawab saja setiap pertanyaannya. Terakhir... akupun akhirnya tahu ternyata orang yang saat itu menghubungiku sedang proses taaruf dengan temanku.

Oalah pantas, ternyata dia sedang mencari info tentang si dia.  Sempat dia akan mundur, namun sebagai seorang teman si dia, aku berusaha membuat dia terus maju, aku tidak mau proses taaruf mereka kandas karena aku (hadehhh dasar aku memang yah ...  ��)

Sejurus kemudian, aku berusaha yakinkan dia kalau si dia cocok dan pantas untuknya. Alhamdulillah sepertinya sampai saat ini proses taaruf mereka masih berjalan, aku doakan semoga prosesnya dipercepat dan diberkahi, karena kita tahu kalau syaiton benar-benar musuh yang nyata ��.

Begini fren, dalam proses taaruf, penting bagi kita mencari informasi tentang si dia kepada teman dekatnya. Sebenarnya dalam kisah ini aku sendiri bingung kenapa dia menanyakan kepadaku, padahal aku merasa antara aku dan si dia biasa-biasa saja. Tapi aku tidak mau seudzon hehehe... mungkin dia bertanya kepadaku karena aku teman si dia.

Lanjut yah....
Telingaku semakin besar saja ini, karena sudah banyak menampung curhatan orang ��.

Ada lagi kisah, ada seorang teman yang cukup dekat denganku bercerita. Tahu tidak? Tiba-tiba tidak ada angin dan tidak ada hujan, dia _chat_ aku, ternyata dia sudah tak kuat ingin bercerita hehe. Dan yang tahu saat ini dia sedang proses taaruf baru orangtuanya, perantara, dan aku. Kenapa mesti aku? (Mungkin dia ingin membuatku baper ��) saat ini dia sedang proses taaruf juga, dan tak lama akan menikah insya Allah ☺️(semoga dilancarkan aamiin��) dia bercerita kepadaku bagaimana si dia menanyakan terkait mahar kepadanya. Dia ingin sebuah buku yang didalamnya membahas tentang tauhid, kata dia tidak usah baru, bekas juga tidak apa-apa yang penting tidak memberatkan si dia. Singkat cerita dia tidak memaksa si dia untuk memberikan maharnya itu yang penting apa yang si dia mampu, dia akan menerima dengan lapang. Karena kata dia, dia membaca hadis terkait mahar yang setelah akupun mendengar hadis ini, aku salut sekali dengan mereka. Dan tahu tidak? Ternyata, saat dia bertanya terkait kitab itu, si dia sudah pernah membacanya bahkan bisa dibilang sudah paham. Ini nih yang membuatku _baper_ �� kata dia _"Fren, tidak apa-apa tidak ada bukunya, biar nanti suami saja yang menjelaskan hehe, begininih nikmatnya mepunyai suami yang pintar agamanya, mereka bisa mengajari istrinya hihihi"_ aku balas dengan senyuman saja, padahal dalam hati ini entah apa yang terjadi. Aku merasa sih seperti ada suara petir yang terus menggelegar. Hehehe

Begini fren, sebenarnya pintar agama saja tidak cukup, satu yang penting juga ialah, pentnig juga bagi kita memiliki pasangan yang sudah paham sunnah dan punya visi yang sama. Sekufulah intinya.

Dan lagi, temanku yang satu ini, benar-benar menjaga komunikasi dengan si dia, dia berusaha untuk menghindar manakala si dia _wapri_, kalau sifatnya tidak pribadi, dia langsung bilang ke si dia untuk dibicarkan ke perantara saja, jangan langsung ke dia. Masya Allah kan ��.

Ada satu cerita lagi nih, ini juga temanku bahkan sangat  dekat, aku sendiri sudah anggap dia sebagai kakak keduaku, ketika proses taaruf aku juga diberitahu olehnya, padahal yang baru tahu hanya perantaranya, dan  keluarganya. Betapa istimewanya berarti aku dimatanya (jadi terhura eh terharu ��).

Dia benar-benar menjaga komunikasi bersama si dia. Bahkan saat proses _nadzor_, dia mengintruksikan untuk menelfon kakaknya saja. Sangking tidak mau ada komunikasi dengan si dia. Kalaupun komunikasi mereka lakukan di public maksudnya di group yang banyak orang (group panitia walimahan hehehe ) Dan tahu tidak? Kata dia, pertama kali dia _chat personal_ bersama si dia, saat malamnya menjelang hari H, pada saat itu juga karena memang ada hal yang amat penting, sehingga menyebabkan dia _chat personal_ kepada si dia.

Aku selalu ingat perkataan dia _"fren, kakak tidak mau proses taaruf kakak tergores oleh nafsu"_

Jleb.... (hatiku tertusuk ulah bicaranya ��).

Dia benar-benar menjaga proses taarufnya sampai hari H. Dan tentu saja prosesnya cukup cepat. Karena lagi, dia takut hatinya ternodai.

Nanti di lanjut insya Allah...
Assalamu'alaikum...��.

Sunday, October 30, 2016

Kita Anak Geng Masjid What About You?


Tak terasa ternyata hari ini hari ahad, pantas saja bapak membangunkanku lebih semangat.

Alhamdulillah, ibu-ibu yang datang pengajian subuh tadi bertambah walaupun bertambahnya tidak signifikan hehehe, jika pekan kemarin yang hadir cuma berlima termasuk aku. Hari ini jumlahnya ada sepuluh, termasuk aku, adikku dan bappakku.

Seperti biasa, aku berjalan menyusuri jalan lagi-lagi  sendiri  :') di subuh yang buta menuju masjid kampungku. Udaranya segar dingin dan sejuk. Kalau kata seorang ulama nih kenapa pada waktu  subuh udaranya masih sejuk, itu  tidak lain karena  udara subuh belum tercampur dengan nafas orang-orang munfaik. Orang-orang munafik mungkin  kalau jam segitu masih menganyam bulu mata  alias tidur hehhe. (Wallahua'lam).

Tak henti-hentinya aku ulang disetiap episode kalimat ini. Jadi mohon maaf jika bosan hehehe. Tafsir yang digunakan dalam setiap kajian kami (Geng masjid) adalah tafsir Ibnu Katsir. Oya, episode kedua kemarin aku belum sempat membahas initnya yaitu tentang sholawat dan hijab. Dan sepertinya  episode tiga ini pula akan bahas awalnya dulu karena aku  belum sempat  meminta kitabnya sama Bapak. Sempat sih tadi pagi nyari, tapi qodarullah belum nemu dan alhasil akupun kembali kuliah, kuliah yang bagiku benar-benar kuliah hahaha. MKnya (Mata kuliah) dari pagi sampe mau tidur lagi. Maklumlah jurusannya memang belum ada di Universitan Negeri. Jurusan kerumahtanggaan wkwkwk.

Baik-baik kita lanjut ya, pembahasan tadi pagi masih surat Al-Ahzab namun beda ayat dari pembahasan kemarin. Tadi pagi kami (Geng masjid) membahas Q.s Al-Ahzab ayat 60 sampai 68.

Tahu tidak? Tidak tahu yah ��. Pada saat kajian subuh kali ini, entah mengapa aku bergetar dan menangis kala bapak menjelaskan orang munafik, kiamat dan neraka.

Apalagi saat bapak menjelaskan hadis nabi yang ketika itu malaikat turun menyerupai pemuda yang gagah menanyakan perihal hari kiamat kepada Nabi. Saat bapak mempraktekan bagaimana malaikat menempel dengan paha nabi, tiba-tiba aku rindu Muhammad Saw. Rindu sekaligus malu :') saat bapak praktekan aku tiba-tiba berandai bagaimana jika pada saat itu aku yang ada di depan Muhammad, apa yang aku katakan :'). Ya Rabb sampaikanlah rindu ini kepada Nabi-Mu Muhammad Saw.

Dalam kajian subuh kali ini, Bapak juga menjelaskan bagaimana keadaan manusia di nereka yang meminta siksaan diberikan dua kali lipat kepada pemimpin yang menyesatkan mereka selama hidup di bumi dulu.

Tahu tidak? Engg tau yah ��. Dari setiap episode pasti ada saja pembahasan yang melipir ke arah penguasa. Dan lagi, sosok pemimpin kafir yang ngetren saat ini sering dijadikan contoh oleh bapak. Entah contoh dibagian munafiknya,kafirnya,  maupun kaum yahudi dan nasraninya.

Begini fren... Aku salut pada ibu-ibu yang ikut pengajian itu, sekalipun banyak cibiran yang mereka timpa, mulai dari disebut geng masjid lah, suka gosiplah de el el, tapi mereka tetap terus mengaji. Tapi nama geng masjid aku gunakan sebagai judul tulisanku hehehe.

Lagi, karena di daerahku juga sedang panas-panasnya pemilihan kepala daerah, sampe kita (Geng masjid) membahas bagaimaan kondisi politik di daerah kami sendiri.

Lihat fren,  mereka yang kebanyakan IRT, guru bahkan sudah ada janda yang sudah tua saja masih mau memikirkan kondisi umat di lingungannya bahkan mereka  tidak malu untuk mengkaji  tafsir sekalipun bisa dibilang terlambat. Tapi sebenarnya tidak ada kata terlambat untuk mengkaji Al-Qur'an. Betul tidak?��

Aku sendiri merasa malu juga sebenarnya,umurku sudah kepala dua, dan baru beberapa ayat saja yang aku kaji. 21 tahun  9 bulan kemarin aku gunakan untuk apa? :')

Insya Allah penjelasannya menyusul ya soalnya harus buka tafsirnya dulu ��.

Namun pada intinya, pagi ini kembali aku dapat pelajaran dari mereka (ibu-ibu geng masjid)

Aku jadi lebih ingin semangat lagi mengkaji Al-Qur'an, benar apa yang dikatakan salah satu ibu geng masjid, betapa banyak manusia yang hatam Al-Quran namun tidak sedikitpun mengkajinya. Padahal yang aku rasakan sendiri nih, baru membahas beberapa ayat dari Al-Quran entah mengapa  pasti aku ingin menangis terus, menangis karena kenapa tidak dari dulu aku mengkajinya dan menangis karena takut sama Azab Allah :').

Pesan hari ini... tidak ada kata terlambat... tidak ada kata terlambat... dan tidak ada kata terlambat.

Umurku tinggal menghitung tahun atau mungkin bulan atau mungkin pekan atau mungkin hari atau mugkin jam atau mungkin menit atau mungkin detik ��...  kematian selalu mengintai tak henti. Semoga Allah berikan aku dan setiap orang yang mau mengkaji Al-Quran semangat yang menggebu agar aku dan orang yang mau mengkaji Al-Quran pun bisa mengajak orang lain. Aamiin.

Tahu tidak? Engga tau yah �� kenapa aku suka greget tatkala dapat ilmu rasanya pengen terus dibagi, atau di sisi lain kadang ada rasa keengganan untuk mencari ilmu. Aku pernah baca seorang sahabat Nabi nih jika dia mendapat ilmu, selain beliau amalakan, beliau juga segera berbagi ilmu kepada oranglain. Makannya tidak secuil ilmupun merka punya kecuali mereka bagi kepada oranglain. Karena apa? Karena di akhirat kelak pasti Allah akan tanya ilmu yang kita dapat apakah sudah dibagikan kepada oranglain. Berangkat dari situ  kadang aku takut untuk mencari ilmu tapi disisi lain tanpa ilmu aku buta. Makannya nih, tadi pagi aku dapat ilmu terkait Qs.Al-Ahzab, semoga Allah ridhoi aku bagi.

Begini fren... Aku tidak bangga kepada mereka yang sering mengikuti majelis ilmu sana sini  namun tak secuilpun mereka bagi, yang aku banggakan ialah mereka yang sering menghadiri majelis ilmu dan apa yang mereka dapat mereka  bagi. Kalau kata teman, jangan pelit ilmu vi, tapi ya mau bagaimana kadang aku lupa saking lamanya di pendam di otak :').

Terakhir, aku akan memberi satu pesan yang didapat dari seorang teman yang luar bisa. Beliau bilang begini... _"Berbagilah karena dengan berbagi kita akan mendapatkan dampak yang luar biasa"_

Beliau sudah buktikan dan  mendapatkan dampaknya, jika beliau berbagi bisa ke Tukri semoga dengan berbagi akupun bisa ke tanah Syam hehehe.... aamiin.

Kampung kelahiran, 2016  wallahua'lam

Saturday, October 29, 2016

The Power Of Respon

Saya punya teman, jika orang-orang ogah (read:tidak mau) di manfaatkan orang, namun temanku yang satu ini malah senang dimanfaatkan orang. Sebenarnya beliau bukan hanya teman tapi sekaligus salah satu guru kehidupanku.

Pernah dulu, aku bertanya kepada beliau _"Kakak mau saja dimanfaatkan orang hehe, kalau vi mah engga mau"_. Lalu,  apa jawaban beliau?

_"Tidak apa-apa, kakak malah senang dimanfaatin orang itu tandanya kaka bermanfaat hehe"_

Begitulah, banyak aku temui selama aku hidup 22 tahun ini, hanya segelintir orang yang mau dimanfaatkan orang, kebanyakan manusia yang aku temui tidak mau dimanfaatkan orang maunya dia yang manfaatkan orang.

Dari situ aku belajar untuk rela dimanfaatkan orang. Tidak memikirkan untung ruginya, beliau  teman sekaligus guru kehidipanku menanamkan  dalam mindsetnya, jika ia dimanfaatkan orang itu tandanya ia bermanfaat untuk oranglain. Bukankah sebaik manusia ialah orang yang bermanfaat untuk orang lain?

Dari beliau aku belajar untuk lapang dan ikhlas manakala aku dimanfaatkan oleh orang lain.

Kala aku merasa aku dimanfaatkan orang, kadang hatiku menggerutu _"Mau-maunya gue dimanfaatin oleh si A"_ namun, jika ingat beliau, aku kembali ingat bahwa sudah sepatutnya aku dimanfaatkan oleh orang lain, bukankah aku ingin menjadi sebaik-baik manusia?.

Ada lagi, aku punya teman dalam sebuah group WA, temanku itu kerjaannya kasih jempol terus, pernah aku share tulisan panjang tak lama ia kasih jempol, apa maksudnya? Kapan dia bacanya?.

Akhirnya semakin berjalannya waktu, akupu mengambil pelajaran dari mereka berdua, dengan kita dimanfaatkan orang, maka orang yang memanfaatkan kita akan percaya kepada kita, kalau sudah percayakan pasti orang tersebut akan memanfaatkan kita lagi, dari situ  tak lama mereka pasti akan sadar, bahwa orang yang dimanfaatkan olehnya ternyata tulus mau membantunya, dari situ akan timbul rasa empati yang mendalam, insya Allah. Dan dengan kita memberikan  respon  disebuah group entah itu jempol dan sejenisnya, orang yang share akan merasa senang, itu menandakan   mereka merasa dihargai.

Ini ceritaku, Ada seorang teman yang share di sebuah group, teman itu bertanya namun tidak ada satupun yang respon, akhirnya akupun meresponnya sekalipun dalam respon yang aku berikan tidak cukup banyak membantu. Tak lama, teman yang share pertanyaan tersebut mengrim pesan pribadi kepadaku. Apa isi pesan pribadinya? Yups, dia mengucapkan kata terimakasih kepadaku karena aku telah merespon pertanyaannya di group.

Fren... untuk berbuat baik itu sebenarnya gampang, ingat saja rumus ini, Allah akan mencatat amal baik dan buruk kita walaupun hanya sekecil biji zarrah.

The power of respon aku menyebutnya. Jika teman pertama, respon yang dia berikan ialah  mau direpotkan oleh orang lain, dan teman kedua, respon yang dia berikan  ialah sebuah simbol tanda mengharhgai setiap share yang diberikan temannya.

Kenapa aku tidak bisa seperti mereka? Yah... akupun harus bisa seperti mereka, mereka memanfaatkan hal-hal kecil untuk kebaikan dunia dan akhirat kenapa akupun tak melakukan hal yang sama?

Sudah..., jangan pikirkan untuk ruginya untuk kita, jangan pula mengharapkan balasan-balasan yang setimpal. Intinya berikan respon terbaik untuk saudara kita. Karena bisa jadi jalan menuju syurga atau malah kita masuk syurga ada pada respon yang  pernah kita berikan kepada teman kita. Bisa jadi kan? Kita mau masuk syurga dari sebelah pintu mana? Pintu solat yaaa perbanyak dan perbaiki solat, pintu kebaikan yaaa haruslah banyak-banyak berbuat baik.

Yakinkan saja pada diri, setiap secuil perbuatan yang kita lakukan, secuil perbuatan itu semuanya akan  tercatat. 

Aku ingatkan lagi, Kekuatan respon itu sangat-sangat bermanfaat ternyata. Aku sendiri sekarang merasakannya. Tidak percaya? Buktikan dari sekarang. Insya allah manfaat  the power of kepepet akan kita rasa.

Wallahua'lam.

Hanya Sekilas

Sebenarnya..., sudah lama ingin aku tuliskan, namun setiap kali hendak menulis, hati ini selalu bilang _'tahan dulu... tahan dulu..."_ alhasil baru sekarang aku beranikan untuk menulis.

Sebelumnya, aku ingatkan kepada siapa saja yang membaca tulisan amatiran ini, adakalanya seorang penulis menulis untuk menasihati dan mengingatkan dirinya sendiri. Jadi aku menulis inipun sebagai pengingat dan nasihat untukku.

Dalam tulisan kali ini aku akan sedikit bercerita. Jadi.... dulu, saat di kampus aku dan dua sahabatku sering solat berjamaah, dan karena mereka berdua sudah paham akan rapihnya barisan shoff, antara kakiku dan kaki mereka benar-benar nempel, karena aku tahu kalau nda nempel ada syaiton yang menempati, dan jika mereka atau kadang aku duluan shalat, setelah wudhu selesai aku tinggal tepuk pundaknya dan melaksanakan solat berjamaah bersama dengan sejajar antara aku dan imam. Ingat yah, kalau solat antara perempuan itu sejajar anatra imam dan makmum, PR para pembaca, aku tugaskan untuk mencari hadis terkait ini yah hehe biar engga ikut-ikutan dan asal bilang bid'ah kepada mereka yang solatnya sejajar hehehe (biasanya yaa  begitu, suka bilang bid'ah ini dan itu tapi ternyata mereka sendiri yang tidak tahu dalilnya hadehhh ) wallahu'alam.

Lanjut... lanjut..., pernah kejadian yang aku alami sendiri nih, saat salah satu temanku solat, aku menepuk pundaknya, sekilas aku liat wajahnya tersenyum, setelah solat dia bilang padaku _"Mi, ko kamu tepuk pundak aku, kan aku pengen ketawa"_ sambil sedikit tertawa.

Pikirku dalam hati _"lah ko pengen ketawa ?_"

Akhirnya akupun menjelaskan, jika kita ingin solat berjamaah dengan teman yang sedang solat kita tepuk pundaknya tanda kita berjamaah dengannya. Setelah aku jelaskan, diapun berucap _"Ohhh aku baru tahu Mi hihi...."_ lagi-lagi hatiku berbisik _"Lah... suah 21 tahun hidup di bumi, ngapain aja Bu...."_, namun dari kejadian itu akupun tersadarkan bahwasanya masih banyak manusia khususnya orang islam sendiri yang kadang tidak tahu masalah tata cara solat yang benar dan sebagainya, padahal paaan kita tahu solat merupakan amalan yang pertama kali dihisab.

Ada lagi nih cerita, waktu itu aku solat di salah satu musola stasiun yang ada di jakarta, dengan segera setelah aku wudhu dan di musola qodarullah ada yang sedang solat, aku segera tepuk pelan-pelan pundaknya dan segera menempelkan kakiku dengan kakinya, namun apa yang terjadi?, saat aku tempelkan kakikku kepada kakikknya, dia menghindar, akupun kembali menempelkan kakikku dengan kakinya, lagi, diapun menghindar, dan yang ketiga kalinya karena penasaran, aku kembali tempelkan kakikku dengan kakinya dan diapun kemabli menghindar dan terdengar ada suara gerutu dari mulutnya menandakan kekesalan. Kembali hatiku berucap _"waduh kenapa ini orang, kan kalau solat kakinya harus menempel tapi kenapa dia marah ya?_" (padahal saat itu aku lagi solat, maafkan aku ya Allah jadi engga khusyu )
Akhirnya, akupun menyerah dan solat tanpa nempel dengan kakinya, pada saat itu tetap saja aku berniat berjamaah dengannya sekalipun dianya seperti itu.
Jika diceritakan semuanya pasti bakalan sampe ratusan bahkan ribuan kertas hehehe, setelah ini aku akan jelaskan intinya.

Yah, inti dari cerita di atas, semoga Allah mudahkan aku untuk menulisnya ya Fren.

Nanti akan aku lanjutkan insya Allah.

Assalamu'alaikum

Wallahu'alam.

NB:  (bukan merk sepatu ya hehe )

#Jika pada belum tahu, kenapa aku sering tuliskan  kata wallahu'alam dalam setiap tulisan yang berbau pendapat atau yang berbau bau agama dan sejensinya? Karena.... kata wallahu'alam merupakan kalimat yang sangat disukai Khalifah Ali, dalam setiap ucapannya, beliau selalu ucapkan kalimat wallahu'alam. Intinya sih aku tegaskan, seorang khalifah Ali saja yang ilmunya bisa dibilang seluas samudera  mengatakan kalimat wallahu'alam, lah kita? Ilmunnya yang masih setitik tinta di kertas putih hehe masa tidak  ucapkan kalimat itu?

Thursday, October 27, 2016

Kangen Ya ? :D

Siapa yang pernah kangen?
Kangen yang beneran bukan bohongan.
Emang ada ya kangen bohongan? hehehe

Tentu setiap kita pasti pernah mengalamai kekangenan yang mendalam, benerkan?

Apa respon teman manakala kita kangen nih terus kita chat orang yang kita kangenin dan orang yang kita kangeni berucap "kangen ya? :D"

Kalau aku sendiri nih setelah orang yang kita kangeni berucap demikian, aku tidak lanjutkan chat dengannya. Karena apa? Karena malu.

Itu responku aku tidak tahu respon teman-teman bagaimana, tergantung selerakan? Hehehe

Siapakah orang yang aku kangeni sehingga dengan beraninya aku chat orang itu sekalipun aku sendiri tidak tahu apa yang harus aku katakan?

Aku kangen sama sahabatku. Karena aku malu bilangnya jadilah ku tuliskan saja di sini.

Tempe gak? Eh maksudnya tahu gak? Hehehe...

Enaknya jadi penulis itu, kita bisa bebas berekspresi hihihi...

Aku tidak bisa mengucapkan rasa kangen kepada temanku, namun dengan dituliskan, setidaknya rasa kangen kan terobati. Tinggal mention deh orang yang kita kangenin.

Tentu aku sudah azamkan dalam diri setiap tulisan yang aku tulis setidaknya ada secuil manfaat yang bisa orang ambil, disinilah beratnya.

Banyak yan aku ingin tulis, tapi takut tidak bermanfaat. Allahumma baa'id. Semoga setiap tulisan yang aku tulis Allah selipkan kebermanfaatan dari  setiap huruf dan angkanya aamiin :')

Baiklah, saat ini aku kangen mereka. Mereka adalah sahabatku. Apa yang aku kangenin dari mereka?

Disinlah aku akan bercerita. Aku punya teman satu kampus, satu jurusan kadang sering satu kelas. Dua orang sebut saja mereka mawar dan melati hihihi... aku mulai dekat dengan mereka ketika mereka putuskan untuk berhijrah, aku sangat senanggggg sekali bisa berteman dengan mereka. Awalnya nih saat aku maba, di kampusku mungkin satu angkatan yang hijabnya gondrong cuma aku, aku sangat merasakan bagaimana sorotan-sorotan mata-mata memandang. Well karena aku orangnya PD pake baju juga suka warnanya ga nyambung (saking PDnya :')) alhasil pandangan-pandangan itu aku abaikan saja. Alhamdillaah saat ini di kampusku sudah banyakkkk akhwat yang berjilbab gondrong alhamdulillah ... :)

Lanjut nih... tadinya mawar dan melati punya geng, aku sendiri selama di kampus membaur ke semua geng, waktu itu aku punya teman luamayan dekat,  kenapa dekat? Karena waktu itu kan ada MK matematika sedangkan aku fobia angka, akhirnya setiap ada tugas aku selalu SMSin dia, datang ke kampus cepat hanya untuk di ajarin sama dia :') (sangking takutnya ama angka kali bagipun kadang suka lupa wkwkwk)

Lanjut ke pembahasan kangen yah, singkat cerita, mawar melatai perlahan mulai tak sering kumpul dengan gengnya dan akupun mulai dekat dengan mereka hingga sekarang :') 

Di kampus, aku, mawar dan melati punya sebutan, anak kampus panggil kami *Geng Baitullah kita bertiga aaminin aja daripada geng motor wkwkwk...

Aku kagum pada mereka berdua, karena aku sendiri menyaksikan bagaimana proses penghijrahannya, semoga Allah istiqomahkan mereka, aku dan mereka-mereka yang memutuskan untuk berhijrah.

Lalu, bagian mana yang di kangenin? Judulnyakan kangen ko melebar?

Sabar...sabar, maklumi saja yah, aku memang orangnya suka melebar kemana-mana kalau bercerita . Hihihi

Ini nih yang intinya.

Aku kangen saat-saat aku, mawar dan melati jalan bareng. Yah... kalau jalan nih, aku di tengah mereka di kanan dan kiriku.

Sepanjang perjalanan kadang kita bertiga tertawa bersama, dan diperjalanan itu pula kita saling bercerita.

Ini tidak bohong yah aku serius...
Entah mengapa... setiap aku dekat dan jalan bersama mereka, aku selalu ingat Allah :') sungguh... :')

Apa ini yang dinamakan sebagai sahabat dunia dan akhirat? :')

Sekarang... aku jarang jalan bareng sama mereka karena masa kuliah S1 sudah habis, alhasil sekarang aku kangen jalan bareng degan mereka deh.

Fren... carilah sahabat yang jika engkau dekat dengan mereka, mereka mengingatkanmu akan Allah.

Aku kangen mereka, semoga Allah jaga mereka, aku mencintai mereka karena Allah :') aku mencintai mereka karena Allah... :') aku mencintai mereka karena Allah :')

Sunday, October 23, 2016

Fren... Bolehkah Aku Bercerita Lagi?

Sehari saja aku tak menjelajahi bumi bagai setahun yang aku rasa.

Hari ini aku kembali menyaksikan pertempuran yang amat dahsyat. Yah, antara tentara Allah dan Syetan yang terlaknat.

5000 pasukan melawan 100.000 pasukan, aku teringat akan perang badar dulu, dimana tentara Syetan lebih banyak daripada tentara Allah.

Namun aku akui, banyak belum tentu menang dan sedikit belum tentu kalah. Lihat... hanya 5000 namun jika 5000 pasukan bersabar akan bertambah lebih banyak banyak dan banyak lagi.

Fren... pasti kalian tidak tau bagaimana keadaan muslim yang sekarang sedang berperang disana.

Sini..., aku akan beri tahu bagaimana mereka semua berjuang mati-matian memperjuangkan diinullah.

Mereka semua sudah merasakan apa yang dijelaskan dalam Al-Qur'an. Kelaparan, ketakutan, kekurangan harta, buah-buahan dan makanan. Semua itu telah mereka alami saat ini. 

Sampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.

Lihat... Allah akan memberikan kabar gembira kepada mereka-mereka yang sabar. Sabar dari apa? Dari kelaparan, kekurangan harta, ketakutan dan kekurangan makanan.

Fren... kalian tau, kadang aku ingin menghujat diriku sendiri, ingin memarahi, memukul bahkan mencaci maki. Kenapa? Karena kelalain masih menjadi teman sehari-hari. Aku belum 'siap-siap' menghadapi era yang pasti hebat. Sementara tak bisa dipungkiri dari lubuk hatiku yang paling dalam... aku mengetahui akan kejadian besar itu sebentar lagi akan terjadi.

Fren... aku malu pada mereka. Sungguh aku sangat malu. Mereka sudah menggadaikan kebahagiaan dunia untuk akhirat sementara aku belum siap-siap.

Mau hafalan Qur'an saja masih banyak alasan, mau solat tahajud saja  mata kadang memilih untuk terpejam, solat sunnah saja kadang aku sedikit abaikan. Bagaimana mau menjadi penduduk langit?

Sementata mereka.... tilawah mereka semakin kencang bahkan mengalahkan suara bom-bom yang melesat kencang, solat tahajud mereka lebih khusyu padahal mereka sedang menjadi penjaga di perbatasan. Solah sunnah yang kadang aku abaikan bagi mereka solat sunnah merupakan amalan yang menguatkan.

Allah... perjalanan hari ini membuatku malu sungguh :')

Aku iri kepada mereka :') semoga akupun bisa seperti mereka yang meletakkan dunia hanya di genggaman sementata akhirat di hati.

Jaga mereka ya Allah, semoga pertempuran kali ini Engkau berikan kemenangan kepada mereka yang memperjuangkan agama-Mu. Aamiin.

Bumi Allah, 2016

Sunday, October 9, 2016

Abdi Anak Geng Masjid, What About You? (1)

Sebelum ke pembahasan inti, izinkan saya memberitahu sekilas asal muasal penyebutan "Geng Masjid".

Sebenarnya istilah geng masjid dipakai oleh mereka-mereka yang tidak pergi ke masjid untuk menyebut mereka-mereka yang pergi ke masjid.

Siapa mereka-mereka itu? Mereka-mereka itu adalah sebagian kecil ibu rumah tangga yang setiap subuh ahad pergi ke masjid untuk mengkaji Tafsir Al-Qur'an.

Setiap subuh ahad jika aku di rumah, bapak selalu menggangguku, mengetuk pintu kamar dengan hebat, memanggil-manggil namaku dengan nada khas, aargggh aku tak mau diganggu, aku masih ingin bergelut dengan pulau impian -_-, namun jika aku tidak bangun nanti aku kena semprot bapak hehehe... alhirnya dengan sedikit keterpaksaan akupun terbangun dengan badan yang masih  sempoyongan menuju tempat wudhu. Brrrrrrrrrr dinginnya _nauzubillah_, subuh buta harus terbangun dan pergi ke masjid itu rasanya.... (ah sudahlah),  ditambah angin sepoy yang menghampiriku menambah hawa dingin menyergapku. Aahh di sepanjang perjalanan hanya beberapa pintu yang terbuka dan itu juga bapak-bapak yang hendak pergi ke masjid, sunyi.... hanya suara jangkrik mengaji.

Sampailah aku di masjid dan bertemu dengan ibu-ibu geng masjid hehe.

Ada sekitar 6 sampai 7 yang datang kala itu, mereka diantaranya ibu rumah tangga , janda juga ada, satu dan dua  lagi aku dan kadang adikku yang masih muda hehe.

Setiap ahad pagi, bapakku yang mengisi kajian jadi... mau tidak mau aku harus hadir, kata bapak begini _"masa bapak suruh ibu-ibu datang sementara dari keluarga bapak sendiri engga ada yang ngaji"_

Mungkin itu sekilas perkenalan geng masjidnya yah, oya tafsir yang di kaji oleh kita-kita (Geng Masjid) ialah tafsir ibnu katsir.

Sebelum mulai, kadang bapak selalu ingatkan bahwa mengkaji Al-Qur'an itu penting, mau bagaimana kita hidup jika  kita tidak mengkaji Al-Quran yang mana Al-Qur'an itu merupakan  pedoman hidup.

Bahasan pagi ini tentang ayat yang sekarang lagi heboh-hebohnya dibahas. Sudah tahukah?

Ya benar, Q.s Al-Maidah ayat 51.

Ada sebagian ibu-ibu yang hadir tidak tahu, namun karena kajian itu ibu-ibu yang gaptekpun bisa tahu kondisi saat ini hehe...

Disini saya tahu, teman-teman orang sibuk yang pasti banyak sekali kerjaan yang menumpuk sehingga tak sempat mengkaji Al-Qur'an, maka dari itu, izinkan saya orang yang awan ini memberi secuil ilmu terkait ayat Al-Maidah ayat 51-53 ini, mudah-mudahan Allah perkenankan. Agar apa? Agar kita paham, jadi jangan ikut-ikutan.

Sebelumnyah terimakasih pak Ahok karena statement bapak, kami dari Geng masjid membahas Q.s Al-Maidah yang bapak sebutkan. Semog Bapak mendapat hidayah. Aamiin.

Belanjut nanti malam (Insya Allah ^_^)....

Saturday, October 8, 2016

Bersyukurlah

Tidak ada yang kebetulan yang ada hanya qodarullah, kalimat ini sering aku tuliskan sebagai pengingat khususnya untukku.

Salah satu nikmat yang kadang kita sering lupakan adalah nikmat kesehatan. Betapa banyak orang yang menginginkan sehat namun Allah berikan cobaan sakit. Bersyukurlah fren, karena sampai detik ini Dia masih memberikan nikmat sehat kepada kita _Alhamdulillah..._

Pernah dengar?  satu cara agar kita ingat kepada Allah ialah dengan cara tafakur, merenung, atau mengambil sebuah hikmah dari setiap kejadian.

Pernah dengan tafakur alam? Atau muhasabah? Yah, salah satu alasan para  pendaki gunung naik gunung  ialah untuk bertafakur, dan salah satu alasan mereka-mereka yang semangat dan giat mengikuti pelatihan-pelatihan karena didalam pelatihan tersebut sering diselipkan muhasabah.

Jika para pendaki gunung benar-benar mempunyai niat untuk bertafakur, tentu dengan pulangnya dari pendakian, akan ada perubahan  kearah yang lebih baik dan bersyukur, pun mereka-mereka yang ikut pelatihan, setelah ikut pelatihan pasti ada ghirah (semangat) baru untuk melangkah ke arah yang lebih baik dan bersyukur pula. Wallahu'alam.

Karena bagaimana tidak bersyukur sedang mereka berusaha untuk merenuug dan mentafakurki akan kekuasaan  Allah SWT.

Hari ini, Aku mendapat sebuah pelajaran yang karena itu, akupun merenung, dan hatiku berguncang hebat. Aku mendapat sebuah cerita yang seolah cerita tersebut menampar wajahku.

Mungkin bagi sebagian orang ceritanya biasa-biasa saja, namun karena setelah aku mendengar cerita tersebut aku merenung, timbullah rasa kesyukuran yang tiada tara.

Allah... terimakasih karena Engkau masih memberikan nikmat sehat kepadaku manusia akhir zaman yang sering melalaikan panggilan_Mu. :')

Cerita yang aku dapat merupakan cerita nyata yang tak dibuat-buat. Sebut saja dia fulanah, ia mempunyai semangat yang amat besar untuk belajar.

Namun sayang, sejak SMP ia ditimpa sakit, dan sampai menginjak bangku kuliah ia tetap sakit.

Sebulan terakhir ini, keadaannya memburuk, sampai saat ini dokter yang menanganinya tidat tahu penyakit yang ia derita karena penyakit yang terbilang sungguh aneh.

Sebenarnya,  ada satu obat namun obat itu hanya ada di luar negeri (Singapura), obat tersebut tidak menyembuhkan namun hanya bisa memperlambat tersebarnya penyakit.

Dari dulu ia cacat, ketika menginjak Sekolah Dasar saja ia sudah 4 kali pindah sekolah karena malu di lecehkan teman-temannya. Ibunya sendiri sudah putus asa, namun ia tetap semangat ingin terus melanjutkan sekolahnya, hingga akhirnya ia mendapat beasiswa di bangku kuliah, sekarang ia baru semester awal namun karena penyakitnya semakin parah, ia tidak kuliah selama sebulan.

Jika melihat keadaannya, mungkin aku akan menangis karena dalam cerita yang aku dengar saja aku merasa sangat prihatin.

_"Dia ingin lanjut S2..."_

Kata inilah yang membuatku menangis. Dia yang Allah berikan cobaan berupa sakit yang hebat saja masih memiliki semangat untuk belajar, sedangkan aku? Yang Allah berikan nikmat sehat, fisik sempurna dan tentunya akal yang cemerlang dengan seenaknya berleha-leha menikmati hidup. :')

Dia yang dari SMP sudah diberikan cobaan berupa sakit saja bertahan bahkan semangat untuk belajar. Sedangkan aku? Yang sejak lahir sampai saat ini diberikan nikmat sehat seolah acuh bahkan malas untuk belajar.

Harusnya aku bersyukur karena Allah memberikan nikmat sehat kepadaku dengan semangat belajar mencari ilmu, Tak terbayang jika Allah cabut nikmat sehat ini dariku.

Aku sering sepelekan nikmat sehat ini, padahal dengan nikmat sehat yang Allah berikan aku bisa melakukan akrifitas-aktifitas yang semestinya bermanfaat untukku dan untuk orang-orang disekitarku.

Dari cerita yang kudengar akupun tersadarkan sekaligus diingatkan, bahwa betapa berharganya nikmat sehat yang Allah berikan kepadaku. Tak terbayang jika Dia mencabutnya dariku _allahumma ba'iid_

Malam ini ada satu doaku, 
_"Ya Allah semoga  fulanah dalam cerita  tadi diberikan kesabaran dan keikhlasan serta kesembuhan, karena berkat dia, Aku diingatkan untuk bersyukur kepada_Mu. Aamiin"_.    

Sudah bersykur malam ini?

Bersyukurlah... sebelum terlambat. _Alhamdulillah..._ _Alhamdulillah_... _Alhamdulillah..._

Terimakasih ya Rabb... atas nikmat sehat yang sampai malam ini Engkau berikan kepadaku :')

Bumi,8/10/16 21:01 Wib.

Friday, October 7, 2016

Insert Bukan Paste lagi


Jika kemarin-kemarin ibuku selalu rempong dengan kata paste, di tugasnya kali ini, ibuku harus membuat banyak format untuk laporannya.

Dari sore sampai malam ibuku mengerjakan tugasnya, aku ingin membantu namun tak bisa dipugkiri karena dibangku kuliah aku tidak belajar cara membuat Rpp dan sejenisnya, jadi otakku sedikit gelap. Tak mengapa, setidaknya aku bisa membatu  secara teknisnya.

Yah, membuat format-format yang dalam ms.word ada di insert.

Akan aku berikan sedikit percakapan yang kalimatnya itu-itu saja.

"De...."
"De..."
"De..."

Aku tak menghitung berapa kali ibuku memanggilku. Saat aku menghadapnya, pertanyaan yang sebenarnya bagiku sangat sepele namun sepertinya bagi ibuku sangat rumit.

"Tambah kolom bagaimana?" (Padahal cukup tekan enter -_-)

"Ko hurufnya jadi besar, padahal umi engga tekan tombol apa-apa" (padahal tidak mungkin hurufnya menjadi besar sendiri kecuali ada tuyul yang mainin hehe -_-)

"Cara save file gimana?" (Padahal baru tadi sore di ajarin -_-)

"De, kolomnya ko nambah?" (Padahal tinggal blok dan hapus -_-"

Dan masih... masih banyak lagi yang aku tak sebutkan.

Lihat... sepelekan?
Namun tidak bagi ibuku.

Aku sadari, aku menjadi seperti ini tahu ini dan itu, salahsatunya karena melalui wasilah mereka (orangtua) menyekolahkanku.

Jadi, sudah selayaknya aku bantu mereka dengan mengajarkan apa yang aku dapat.

Aku jadi berpikir, saat aku sedang berada di tanah rantau, mereka minta tolong pada siapa ya?

Aku masih punya hutang pada ibuku, aku berjanji mau mengajarinya bagaimana buka email dan main wifi via laptop. Semoga Allah izinkan.

Sepele? Iya, bagi kita itu sepele. Tapi belum tentu bagi mereka.

Oya, jangan lupa untuk berbagi ilmu,  sekalipun hanya memberi secuil ilmi yang kita beri tak apleah daripada tak memberi sama sekali.

Pernah dengar? Seorang sahabat Nabi akan merasa gelisah manakala mereka mendapat ilmu namun tidak segera dibagikan.

Bagaimana dengan kita? Kita punya ilmu banyak namun ditimbun sendiri.

Ingat fren, ilmu yang kita miliki akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.

Berangkat dari situlah, aku tergerak membuat chanel telegram yang isinya selain tulisanku, ebook yang aku miliki.

Buat apa? Yaa buat bagi-bagi ilmu. Siapa tau dari tulisan atau ebook yang kita berikan ada hati orang yang tergerakkan untuk berbuat baik lagi.

Setiap hari nulis terus, gak ada kerjaan lain apa?
Hey fren, aku menemukan tugasku disini, tugas untuk mengenalkan "Dia" Sang Maha Pencipta.^_^

Ku sadari aku tak punya banyak harta untuk diberi, namun aku punya sedikit goresan amatiran yang bisa ku bagi.

Semoga bermanfaat fren. ^_^

Bumi, 7 Oktoner 2016

Thursday, October 6, 2016

Baru Tak Ade Pulsa

     

Pernah merasakan tidak punya pulsa? Atau.... paket data mati serasa hidup sepi?

Saya pernah merasakan bagaimana nikmatnya  pulsa tak ade atau paket data abis habis hehe...

Bukan curhat, namun dari kejadian tadi siang ada sedikit pelajaran yang ingin saya bagikan.

Qodarullah karena lagi di kampung selain limit sinyal, pulsa internet dan pulsa telvon habis, sebenarnya ada konter namun karena malas berpakaian ini dan itu alhasil nitip saja ke adik yang akan keluar untuk sekolah.

Pagi.... duha... menjelang zuhur... zuhur... pulsa tak kunjung datang, tangan sudah gatal ingin membuka wa, maklumlah karena kebanyakan info penting ada di Wa. Namun pulsa tak kunjung datang.

Setelah check and richek ternyata sedang ada gangguan, akhirnya sayapun meminta adik yang ada di kota untuk dibeilkan pulsa. Dan alhamdulillah magrib tadi saya bisa buka WA kembali.

Saya termenung, dari pagi sampai sore saja kegalauan melanda karena paket data mati, bagaimana jika seterusnya?.

Saya jadi ingat masa depan, bagaimana nanti akan ada masa dimana dunia kembali ke masa lalu. Masa di mana listrik dan semacamnya tak ade. 

Yups, akan ada masa di masa depan semua teknologi akan mati. Tidak ada yang namanya listrik, alat eletronik akan mati, dan bumipun kembali gelap.

Sedikit saya sambungkan ke hadis nabi yang beliau menganjurkan kita untuk latihan berkuda dan memanah.

Setiap perkataan nabi pasti memiliki tujuan. Nanti akan ada masa di masa depan semua peralatan canggih tak akan berfungsi, semua peralatan perang tak lagi berguna. Tank, pesawat tempur dan sejenisnya.

Semua akan kembali... yah kembali ke masa bumi masih alami.

Jujur saya tak bohong, ketika paket data mati hidup terasa sendiri hehe..., baru paket data mati saja hati sedikit resah bagaimana jika semuanya tak berfungsi? (Lampu, intrnet dll).

Saat ini mungkin jika paket data mati, saya bisa beralih ke yang lain, main laptop, atau  jalan-jalan naik motor bekeliling kampung. Namun jika masa itu tiba, masa dimana semua akan kembali ke masa lalu apa yang harus dilakukan?

Sudah saatnya saya latihan untuk tidak bergantung kepada hal-hal yang berbau teknologi. Karena jika tak dilatih sekarang, kedepan mungkin hidup saya sedikit sengsara, karena biasa ada ini dan itu ehhh nantimah tak ade.

Saya sangat senang pernah menjadi anak pramuka, karena disana saya dilatih untuk survivel di alam. Ayo ikutan pramuka hehe... (bukan promosi)

Saya senang pernah menjadi anggun (anak gunung) karena disana saya dilatih untuk bertahan hidup dengan bahan seadanya hehe... (lagi2 bukan promosi)

Dan saya senang bertemu dengan orang-orang yang ilmunya luar biasa  terlebih ilmu agama. Karena disana saya dikenalkan bagiamana menjadi manusia yang selalu siap menghadapi kehidupan yang akan datang.

Saatnya saya siap-siap...
Baru tak ada pulsa saja  sudah sedikit galau menghadapi hidup hehe

Saatnya siap-siap...
Karena pintu gerbang masa depan sesunggguhnya sudah dibuka lebar-lebar.

Saatnya siap-siap...
Karena kalau tak sekarang kapan lagi?

Wallahu'alam.

Bumi,06102016 21:40 Wib

Tuesday, October 4, 2016

Jangan Berandai

Jika hidupku 1000 tahu.
Ingin rasanya ku cicipi semuanya!

Aku ingin menjadi orang miskin.

Aku ingin menjadi orang kaya.

Miskin dan kaya keduanya pasangan yang membahana.

Andai aku jadi seorang sopir, pemulung, pengamen, pedagang kaki 5, pesuruh, pembantu, dan masih banyak lagi.

Andai aku jadi seorang jutawan, hartawan, pengusaha sukses, pendidik handal, investor, dan masih banyak lagi.

Aku ingin cicipi semuanya!, namun nyatanya aku tak bisa karena hidupku tak lama.

Hanya ada secuil peran yang aku alami,
Yah...
Hanya secuil tak lebih.

Hidup ini amat singkat,
Peranku tak banyak karena umurku terbatas.

Setengah abad bisa kurang syukur-syukur lebih.

50 tahun!, yah hanya 50 tahun.

Tinggal menghitung tahun aku hidup di bumi.

Setelah itu, aku akan pergi ke alam yang abadi.

Andai... andai ku bisa cicipi semua peran, pasti... yah sungguh pasti tak akan ada rasa sombong menghampiri.

Hey Vi kenapa kamu berandai?

Agamau tak membolehkan berandai-andai.

Karena semuanya sudah ditentukan oleh Sang Maha Handal.

Yah tak ada kata andai yang ada hanya Qodarullah.

Sudah...
Saatnya bangun jangan berandai.

Bumi, 5 Oktober 2016 10:20 Wib

Hanya Secuil Kalimat

Tidak... tidak ada kata yang aku tulis.

Ide segunung bahkan tak lama lagi mencapai langit, namun tetap saja aku bingung kata apa yang harus ku tulis.

Setiap huruf bermain di kepalaku, setiap ide berlari kesana kemari tinggal aku ambil dan ditorehkan lewat tulisan. Namun lagi, saat ini aku malas untuk menulis. Benar-benar malas.

Sebenarnya aku benci dengan posisi yang saat ini aku jejaki, rasa malas mulai bersemayam di hati.

Malas merupakan musuh yang membuat pikiranku mati. Malas yang membuatku enggan untuk menulis sebuah hikmah yang hakiki.

Bagaimana nasibku nanti?

Tapi..., aku ingat seorang yang  aku kagumi, ia seolah tak pernah malas untuk menulis sekalipun tangannya tak berfungsi dengan semestinya. Aku ingat seorang guru  yang mengatakan tuliskan apa yang ada dipikiranmu, jangan... jangan pikrikan apakah tulisan kita bagus atau sebaliknya, tapi... tuliskan saja apa yang ada di kepalamu saat ini. Lalu Aku ingat pula seorang ulama yang mengatakan bahwa rasa malas merupakan musuh sekaligus penyakit para pencari ilmu, maka dari itu sekuat tenaga berusahalah untuk melawan rasa malas itu. Aah.... aku seorang pencari ilmu, harusnya aku tak boleh malas, harusnya malas tak boleh berteman denganku.

Baik...baik... akan ku coba untuk melepaskan kemalasanku sekalipun sulitnya tak bisa ku ungkap dengan kata.

Sekalipun tak ada kalimat indah yang ku buat, bagiku tak mengapa... yah ... tak mengapa, semoga saja besok atau sejam kemudian bahkan sepuluh menit kedepan, rasa malas yang sedari tadi menyergapku akan pergi dengan membawa rasa malu dan memyesal karena ia pernah menghinggapi hati orang yang tak menantikan kehadirannya.

Siapakah orang yang tak merindukan kemalasan bersemayam di hatinya?
Iya, Aku!, aku seorang pencari ilmu jadi... aku tak butuh rasa malas hinggap di hatiku buat apa? Tak ada untungnya ku pelihara rasa malas.

Pun saat ini rasa malas menghampiri, namun izinkan aku memberi secul kalimat yang semoga dengan kalimat itu ada hikmah yang terselip.

Secuil kalimat itu ialah... Bye Malas, please don't come back again!.

Jkt, 4 Oktober 2016 21:38 WIB