Wednesday, August 31, 2016

Tuliskan Namanya! ^_^

Ini bukan edisi baper (Sungguh!), tapi ini tentang sebuah harapan dan mimpi. Setiap kita pasti memiliki harapan bukan? Dan setiap kita juga pasti mempunyai mimpi.
Tulisan ini aku buat karena terinspirasi dari seseorang, sebenarnya sudah beberapa hari kebelakang aku ingin menulis terkait soal ini, namun karena belum sempat dan malam ini aku sempat, akhirnya aku putuskan untuk menumpahkan ide cemerlang malam ini.

Aku sangat senang jika seseorang bercerita kepadaku, itu tandanya, mereka percaya kepadaku :) , begitupun temanku yang satu ini. Ia bercerita kisah cintanya hanya kepada tiga orang yang amat penitng baginya, salah satu dari tiga orang itu adalah aku. Soo bagi kalian yang ingin bercerita, cerita saja kepadaku, dijamin aku termasuk manusia yang suka jaga rahasia, cerita kalian tidak akan di beberkan kemana-mana, karena aku type orang yang tidak mau tau urusan orang kecuali orang itu menyerahkan urusannya kepadaku baru aku kepo hehehe, paling cerita kalian hanya dituliskan seperti ini, bukan tidak ada maksud aku menuliskannya, aku berharap dari tulisanku ada saja orang yang dapat mengambil pelajaran.

Ceritanya begini, dia temanku itu saat ini sedang berbunga-bunga sepertinya ^_^, karena orang yang ia tuliskan namanaya  mendatangi rumahnya. Waah semoga aku segera nyusul kawan :’) ( baper). Dengan malu ia bercerita bahwa ada seorang laki-laki yang hendak melamarnya. Mendengar itu, aku ikut bahagia, haru, sedih pokoknya campur aduk menjadi es campur (saking bahagianya). Di akhir, dengan malu-malu ia mengatakan itu.... iya mengatakan bahwa laki-laki yang hendak melamarnya ialah orang yang ia tulis namanya.

Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah fren... ^_^
Tuliskan namnaya saat ini juga!, bukankah itu merupakan salah satu mimpi?
Tuliskan saja namanya, dan biarkan skenario-Nya yang mempertemukan.
Jika tidak sesuai, jangan sedih, toh itu hanya mimpi kan?
Menyalahi taqdir?
Bagiku tidak, tulis saja namanya, toh jodoh itu bukan datang sendiri namun di cari.
Jalan menjemput jodoh Allah sudah persiapkan, tinggal kita memilih mau jalan yang mana.
Jika ada yang bilang, sudahlah jodoh itu di tngan Tuhan. Iyasih di tangan tuhan, tapi kalau kita tidak mengambilnya, akan tetap di tangan Tuhan dong..., ingat Fren... rizki saja di cari, jodoh apalgi.

Teman yang aku sayangi menuliskan laki-laki impiannya dalam sebuah kertas, setelah itu ia pasrahkan kepada-Nya, tentu pasti dan memang pasti ada saja untaian doa mengarah ke nama itu, al hasil,  Allah mengabulkan mimpinya! Laki-laki yang ia tuliskan namanya di sebuah kertas datang menyapanya. Rabbi... indah sekali skenario-Mu ^_^

Akhirnya, akupun ingin menulis satu nama dalam kertas harapanku, namnaya juga mimpi, jadi bagiku tak masalah kan? hehehe...

Teman, tuliskan namanya sekarang!, tunggu apalagi? Kita lihat... bagaimana skenario-Nya berjalan. ^_^

Namun ingat!!!, ini hanya sebuah mimpi dan harapan, jika suatu hari mimpi itu tak nyata, jangan berkecil hati yah namanya juga mimpi :D

Selamat menulis namanya di kertas harapan yang saat ini kita punya :)

Bumi Allah, 2016

Wallahu’alam

Yuk Berhijrah 


Di suatu Malam
“Teh...., ada temen aku yang mau berubah katanya...”
“berubah kaya gimana? Kaya power ranger aja...”
“berubah teh, pengen pakeannya gede”
“Yaudah, deketin orangnya dan minta nomor telvonnya biar teteh bantuin”

Di suatu Siang
Temanku sedang melaksanakan sidang skripsi, dan aku di luar menunggu sembari menulis surat untuknya, surat itu aku selipkan di dalam bungkus coklat yang nanti akan aku berikan. Dalam surat itu aku katakan pada temankku, jika Allah pertemukan kembali dengnnya, harapanku dia sudah memakai gamis dan kerudung rapi. Qodarullah, aku kembali dipertemukan dalam tempat yang sama namun dalam suasana yang berbeda, jika dulu aku menunggu dia keluar sidang, namun sekarang aku dan dia sama-sama menunggu temanku yang satunya selesai sidang, tadinya aku tak sadar, pas aku mulai perhatikan, ternyata dia yang biasa pakai celana jeans atau kadang-kadang rok, sekarang mengenakan gamis. Sontak aku kaget dan tertawa bahagia melihatnya, dan iapun malu-malu sekaligus berucap “Celananya kotor...., hmmm kalau surat-surat aku belum hafal...” katanya malu. Ya Rabb, aku merasa bahagia sekali, dalam surat itu aku tuliskan juga jika Allah taqirkan bertemu, dia sudah hafal Q.S Al-Ghosiyah dan Q.S Al-A’la, aku maklumi, karena jarak antara pembuatan surat dan pertemuanku dengannya hanya dua hari jadi tak maslaah bagiku, yang aku amat bahagia, kala itu dia mengenakan gamis, sekalipun mungkin hanya pada saat itu, wallahu’alam, namun aku berdoa semoga Allah selalu mengistiqomahkan-Nya.

Banyak yang ingin berhijra, dan sungguh aku terketuk untuk membantu mereka, sekalipun aku sendiri masih dalam proses penghijrahan, sekalipun aku sendiri belum bahkan masih jauh dari kata baik, namun entah mengapa Allah memberikan kesempatan kepadaku untuk selalu berbuat kebaikan. Alhamdulillah.
Saudariku, kau tau? Dimata kalian, mungkin aku orang baik, namun sungguh, aku malu bahkan tak pantas kata baik disematkan dalam diriku. Kalian melihatku baik, karena Allah menutup aib-aibku, sungguh... tak terbayang jika Allah membuka seluruh aibku, mungkin bahkan pasti, tak akan ada yang mau berteman atau mendekat denganku.

Pun aku sadari demikian, namun hatikku tergerakkkan untuk membantu saudari muslimku yang saat ini sedang mencari fitrah yang sesungguhnya. Jangan malu untuk berhijrah, cobalah mulai belajar untuk menghilangkan kalimat “Aku belum siap untuk berhijrah karena aku belum baik”. no...no...no..., jika menunggu baik, sampai kapan?

Camkan baik-baik, akhlakku masih kotor, pikiranku masih keruh, bahkan kadang dengan seenaknya aku melakukan maksiat sekalipun menyesal di akhir. Namun, terlepas dari itu semua, bukankah semuanya butuh proses?
Aku sering berdoa agar Allah memberikan hidayah-Nya kepada mereka-mereka yang ingin mendapatkan hidayah, semoga saja dengan doa itu, akan banyak orang yang  mendapat hidayah.

Saudariku...
Jika engkau merasa sendiri, aku siap menemani,
Jika engkau merasa malu, aku siap membantu dengan semampuku,
Jika engkau merasa mau namun belum mampu, tenang... ada aku yang siap menunggu.
Jika engkau merasa berat, ada tanganku yang siap merangkul degan erat.

Saudariku...
Aku menunggumu 
Mari sama-sama menggapai kemulian-Nya
Mari sama-sama menggapai ridho-Nya
Mari sama-sama berhijrah karena-Nya
Jangan sampai aku atau kamu masuk syurga sendiri tanpa sahabat yang menemani.

Sekali lagi... Aku tunggu engkau  di sini 

Bumi Allah, 2016

Friday, August 26, 2016

_Langit_

Berusaha untuk menolong ayah dan ibu dengan tidak bermaksiat kepada-Nya...
kala hati berdoa "Allahku... tegur aku jika aku mulai bermaksiat kepada-Mu..."
tatkala hati gusar melakukan suatu hal, itu merupakan suatu sinyal dan teguran dari Sang Maha Besar, agar dengan bergegas ku meninggalkannya. pun berat tapi... bukankah jalan masuk syurga penuh tantangan hebat? :')
Biarlah orang berkata apa, biarlah orang mencibir dengan berjuta gaya.
Tak masalah bagiku, selama masih ada Allah yang selalu menegurku, kenapa mesti takut? :')

https://telegram.me/pendudukLangit

Monday, August 22, 2016

Suara Qolbu

Hai teman,
bagaimana kabarmu?

Aku yakin engkau baik-baik saja, karena Allah sebaik-baik penjaga.

Teman... Kau tau? Hatiku kadang gundah memikirkanmu. Apakah engkau juga demikian?

Sejuta harapan aku tanam, namun rasa pesimis kadang tiba-tiba datang.

Apakah aku egois? Sepertinya tidak, karena aku manusia biasa yang punya  kesempatan untuk mempunyai  harapan.

Teman, semoga kegundahanku tidak membuat aku jauh dari-Nya.

Aku tidak bisa gambarkan betapa aku sangat memikirkanmu, biarlah kegundahan ini menjadi saksi atas rasa yang aku miliki terhadapmu.

Teman, kau tau? Kadang aku bertanya, apakah memang benar? Tapi aku sadari,  semuanya masih abu-abu belum terlihat secara nyata.

Biarlah rasa ini mengalir apa adanya,

Biarlah rasa ini tak perlu di ungkap dengan seucap kata.

Kadang, aku ingin mengintip masa depan, karena rasa penasaranku yang besar. Namun, disinlah ujian yang Dia berikan. Disinilah kekuasannya berperan.

Yah... Dialah  Allah maha penggenggam segalanya Maha mengetahui yang ghaib dan yang nyata.

Biarlah, cukup dengan tulisan ini menjadi saksi bahwa aku pernah menyimpan harapan besar kepadamu.

Semoga Allah menjagamu, menjagaku dan menjaga orang-orang yang memutuskan untuk mencinta karena-Nya.

Biarlah waktu yang nanti akan menjawab kemana cinta kita  berlabuh.

Apakah sesuai harapan atau sebaliknya?

Aku yakin kepada Sang Maha Gagah lagi perkasa, Dia mengetahui apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan.

Semoga Allah memberikan keputusan yang terbaik untuk kita, agar jika Dia taqdirkan kita tak bertemu,  kita bisa sabar dan yakin akan ketentuan-Nya yang pasti baik untuk setiap hamba-Nya.

Teman, jaga rasamu untuk orang yang kelak akan menjadi sahabat syurgamu nanti, seperti aku yang saat ini berusaha untuk melakukannya.

Bumi Allah, 2016

Sunday, August 21, 2016

Umi, Love You More

Sudah doakan orangtua hari ini?

Ada kejadian luar biasa hari ini, sungguh Allah memberikan kita pikiran agar kita mau berpikir. Dan setelah kita berpikir, kitapun akan yakin akan ketentuan-Nya.

Aahhh sarjana sudah di depan mata. Selama empat tahun lamanya aku meninggalkan tanah kelahiran serta orang-orang tercinta.

Saatnya aku kembali, kembali ke tanah asal dan mengabdi dengan penuh suka cita.

Tidak bisa di pungkiri, aku termasuk salah satu manusia yang kurang suka dengan beasiswa, mungkin kata orang alasanku  sepele, atau aku di anggap so kaya de el el.

Tapi percayalah, aku berpikir, setelah lulus nanti, jika selama kuliah aku mendapat beasiswa, pengabdianku lebih di fokuskan kepada rakyat tercinta. Karena uang mereka aku gunkan untuk biaya studiku. Lain halnya dengan biaya orangtua, pasca lulus dari kuliah, fokus dan tanggung jawab utamaku orangtuaku, karena merekalah yang menbiayaiku. Aku takut saja jika mendapat beasiswa aku tidak bisa amanah dan ilmu yang aku dapat tidak maksimal di bagikan kepada mereka-mereka rakyat tercinta. 😢 itu hanya pandanganku saja. Bukan berarti aku melarang beasiswa yah. Namun aku bangga kepada mereka-mereka yang mendapat beasiswa, itu tandanya mereka sudah siap membagikan ilmu yang mereka dapat kepada sesama.

Lupakan soal itu, kembali ke topik yang aku akan bahas kali ini.

Akupun pulang ke rumah untuk sekedar meminta restu kepada kedua orangtuaku.

_"Doakan anakmu yang akan sidang pekan depan ya Mi"_ Suaraku sambil mencium tangan umi sebelum kembali ke tanah rantau.

_"Iya..., umi selalu mendoakan"_ Jawab umi sambil mencium tanganku dengan penuh kasih sayang.

Sebelum aku pergi, di pagi harinya umi membeli ikan untuk di masak. Aku tak tau jika kala iti ternyata umi terkena cipratan minyak ikan yang amat panas sehingga mengenai sebagian tangan kanannya.

Kala itu, aku bilang kepada umi untuk tidak membawa bekal dengan beralasan tidak ada wadah tempat makannya. Seketika wajah umi sedikit murung dan berkata.

_"Umi sudah masak nasi banyak, umi sudah menggoreng ikan sampe tangan umi kena minyak... Nih"_ sambil memperlihatkan lukanya kepadaku.

_"Umi kena minyak?"_ tanyaku cemas.

Umi hanya mengangguk dengan terlihat wajah yang menahan rasa sakit.

Akhirnya, akupun membawa bekal makan walaupun hanya nasi dan ikan seadanya.

Umi memandangiku pergi, dan sungguh aku melihat kelelahan di wajahnya.

Allah...., lihat, umiku sudah mulai keriput,  Pekerjaannya banyak,
Dan... Sekarang umi sudah mulai sering mengeluh akan sakitnya.

Aku tak tega bilamana umi mengeluhkan sakit yang ia derita, sementara aku  tidak bisa berbuat apa-apa.

Andai saja rasa sakit itu bisa di pindahkan, pindahkanlah rasa sakit umi kepadaku...

Akupun pergi, dengan membawa kepiluan yang mendalam.

_"Mi... Doakan anakmu agar cepat selesai segala urusan di tanah rantau, setelah itu aku akan mengabdi kepadamu_"  hati kecilku berbisik.

Sebelum kembali ke rumah sementara di tanah rantau, aku mengikuti sebuah pelatihan menulis yang setelah pelatihan itu setiap peserta mendapat jatah makan. Nasi bungkus yang isianya lumayan enak dan membuat hati tergoda untuk memakannya. Namun aku teringat akan masakan umi yang aku jadikan bekal untuk di makan. Sehingga makanan yang enak iti aku tidak mengambilnya.

_"Kamu kenapa engga ambil?"_ tanya temanku kala itu

_"aku sudah di bekali mkan sama umi, aku mau makan yang umi aja"_ kataku ramah

Sempat ada beberapa teman yang memaksa, namun tetap aku tolak dengan alasan yang tidak membuat hati terluka.

Tibalah aku di ruamh sementara, dan akupun makan bekal yang umi siapkan untukku.

Walaupun hanya sederhana, tapi bagiku luar biasa.

Walaupun bumbunya sedikit tidak terasa, tapi dengan bumbu kasih sayang yang di berikan sehingga menjadi mantap yang dirasa.

Lihat... Ternyata umi sangat sayaaang padaku. Namum aku belum bisa membalas banyak untuknya.

Umi, tunggu aku, tak lama lagi aku akan mengabdi padamu.

Love you more forever.

Teman...

Hargailah jerih payah ibumu dengan sepenuh hati, karena  Dialah orang hebat yang tak pernah berhenti mendoakan kebaikan untukmu.

Pergaulilah dengan baik  dan sayangilah ibumu dengan penuh cinta dan kasih, karena Dialah salah satu orang hebat yang kita miliki.

Jika kita ingin menjadi orang hebat, ada satu syarat yang harus di penuhi.

Berbaktilah kepada orang hebat yang saat ini kamu miliki (umi dan bapak) agar kelak Allah akan kirimkan orang-orang hebat di sekelilingmu.

Wallahu'alam.

Mari berteman 🐬

Telegram :   PendudukLangit

IG : Khansa_saf

Blog : khansasaf.blogspot.com

Tuesday, August 16, 2016

Kak Eti Namanya

Kenalkan ia bernama  Kak Eti. Murid-muridnya sudah memiliki cucu, apalagi ia?

Kenapa aku panggil kakak? Padahal harusnya Nenek karena sudah tua, namun karena ia anak pramuka, panggilan kakak memang selalu pantas disematkan. Tidak memandang umur, jabatan dan lain-lain.

Aku kenal dengan ia di sebuah angkot jurusan pasar rebo-cibubur.berawal dari situlah aku mengenalnya.

Pun sudah tua, tapi kakinya masih kuat, wajahnya masih fresh, dan ucapannya masih terlihat tegas.

Aahh aku malu padanya, umurnya sudah sangat tuaa, namun semangat mencari ilmunya sungguh luar biasa.

Sebenarnya aku sedikit tak pede berkenalan dengannya, karena pada saat itu, ada sepotong kain yang menutup wajahku.

Ahh benar saja dugaanku, kata 'teroris'  sepertinya pantas di sematkan kepada mereka-mereka yang berusaha menjaga kehormatannya.

Akhirnya akupun berkesimpulan, bahwasanya  sebutan 'teroris' sudah sangat  mendarah daging di kalangan masyarakat luas. Ternyata Misi-misi orang yang membenci islam sepertinya berhasil. Iya berhasil membuat yang sebenarnya baik di mata Allah, namun di mata mereka (manusia) itu tidak baik sama sekali.

Aah sudahlah, aku tak mau bahas itu. Jika di bahas sangat panjang melebihi satu, dua, tiga panjangnya rel kereta api.

Aku akan bahas Ka Eti,   yang darinya aku ingin terus...terus...dan terus belajar tanpa memandang usia.

Ingatannya kuat, ia sangat cinta indonesia. Ia hafal semua lagu-lagu  daerah yang ada di nusantara, ia jago bahasa inggris karena ia sarjana bahasa inggris, ia mahir di hukum karena ia sarjana hukum, dan ia bisa dan menguasi kesenian dengan bermodalkan belajar otodidak.

Aku di buat malu, sungguh malu. Semuanya ia bisa. Sungguh aku tak bohong. Ia seorang penyiar radio, guru, teman, motivator aahhh setua itu, ia masih aktif bekerja.

Dan yang aku sulit untuk mempercayainya, di usia yang hampir satu abad. Ia kuliah bahasa arab di salah satu lembaga yang ada di jakarta. Kata ia "bahasa arab merupakan bahasa internasional"

Lihat kawan... Setua Ka Eti saja semangat belajarnya tinggi. Harusnya ia tinggal di rumah dan menghabisi masa tuanya dengan tenang di rumah bersama sanak famili. Namun ia gunakan masa tuanya dengan mencari ilmu, ilmu dan ilmu.

Beliau amat semangat mencari ilmu, sedangkan aku yang umurnya baru kepala dua  kadang suka malas-malasan... 😭

Sebenarnya masih banyak yang ingin aku sampaikan terkait kak Eti, namun karena hal lain, sepertinya dicukupkan.

Semoga Allah memberkahi serta memberi kesehatan kepada Ka Eti. Aamiin.

Tulisan ini sebenarnya  sebagai  cambukan untuk diriku, sekaligus sebagai penyemangat bagi diriku.

Memang benar apa yang islam ajarkan kepada kita, bahwa kita tidak boleh berhenti  menuntut ilmu. Tidak ada yang dapat menghentikan kita untuk mencari ilmu kecuali kematian menghampiri.

_"Tuntutlah ilmu mulai dari buaian sampai liang lahat_"

Semoga menginspirasi 😊

Posisi Nikmat

Aku sudah masuk ke dalam lubang kegundahan. Kenapa aku siap membantunya? Bukankah  Itu berarti aku harus berhubungan kembali dengan ia (Fahim)?.

Bagaimana memulainya kembali? Aku sudah berusaha menjauh serta melupakan ia.

Namun, karena kakak tersayang, aku harus kembali mendekat. Yah... Mendekat dengan sedekat-dekatnya.

Kalimat apa yang pertama kali akan aku suguhkan? Aarrghh...! Siapa yang mau menggantikan posisiku?

_"Tenang Ka, Nourma akan katakan sebenarnya, pada ka Fahim about your feel hihihi... Oya ka,  tau gak?_" kataku bertanya pada ka Jihan

_"Apa?_" Tanya Ka Jihan penasaran

_"Nourma selalu mendoakan kaka berjodoh dengan ka Fahim hihi..._" kataku semangat

_"Serius Ma?!, jangaaaannnnnn..."_ kata ka Jihan dengan menampakkan  ekspresi kaget sekaligus bahagia.

Aahhh sudah ku tebak, lihat! Wajahnya tersipu malu, rona bahagia menari-nari di wajahnya. Siapa yang tidak bahagia melihat kawannya bahagia?

Namun sungguh! Pada saat itu aku ingin menjerit..., :') ingin menjerit sekencang-kencangnya. Agar semua orang tau bahwa aku tak ingin rona bahagia yang terpancar di wajah kaka tersayang menghilang dan kembali tenggelam.

_"Kapan Nourma tidak serius ka?"_ tanyaku menggoda.

_"Jangannn bilangggggg...."_ Katanya lagi, kali ini aku melihat bahagia yang berlipat-lipat menghujani wajahnya.

_"Ka..., pokoknya Nourma akan bantuin kaka dengan kemampuan yang Nourma miliki saat ini_" kataku meyakinkan.

_"Tapi, sepertinya dia sudah punya calon Ma, dan pasti dia juga nyari calon yaaa kaya kamu, sama-sama aktif di bidang organisasi keagamaan, sedangkan kaka..._" kata ka jihan lesu.

Cukup!, aku tak mau mendengar lagi kata ia cocok denganku,  aku tak mau menbangun bahtera di atas cinta yang terluka.

_"Sstttt... Apaan sih ka,  enggak lah!, Nourma bilang, Ka Fahim cocok sama kakak, kan sebentar lagi kaka berubah hehehe mau jadi istri solehah kan? 😊"_kataku berusaha mengalihkan

_"hehehe..."_ tawanya penuh makna.

Tuhan...
Saksikan!
Dengan kemampuan yang Engkau berikan,

Aku akan membantu orang tersayang untuk mendapatkan laki-laki yang ia idamkan.

Apa aku egois?

Aku berusaha membantu  kaka tersayang untuk mendapatkan laki-laki yang di impikan.

Sementara, ia yang di impikam berusaha dengan segala kemampuan  untuk mendapatkanku yang di harapkan.

Entahlah, aku sendiri bingung apa yang seharusnya aku lakukan.

Bersambung
#4

Mari berteman 🐬

Telegram : PendudukLangit

Fb: Langit

Monday, August 15, 2016

Bahasa Hati


Peluh sudah  berjatuhan tak menentu, teriknya matahari menbuatku semakin semangat berjalan bergegas menuju pintu kereta.

Walaupun kala itu nafas beraturan tak menentu karena berjalan sedikit berlari mengejar kereta yang sebentar lagi akan melaju, namun tetap saja   rasa bahagia plus sumringah hadir menghiasi wajahku, tahu kenapa? Jawabannya karena AC kereta yang bagiku bak angin segar menyambutku.

_"Fyuh...!"_ suara temanku dengan irama nafas yang masih belum menentu.

_"Akhirnyaaaa...!"_ suaraku menggelegar, namun   hanya terdengar oleh temanku.

Keretapun melaju dengan ayu. Bagaimana tidak ayu? Lambat... Tapi pasti. Satu persatu  stasiun telah di lewati, selama itu tak jarang lidahku masih melafadzkan kalimat  illahi rabbi. Karena bagiku dimana saja kita berada jangan pernah lalai dari mengingat Ia Sang Maha Pemberi.

Suasananya, hanya terdengar suara kereta yang kencang melaju  dan beberapa suara-suara kecil yang menjadi satu.

Tak lama membisu, temanku membuka pembicaraan yang membuatku tersenyum penuh arti.

Sebelumnya, aku dan temanku sedang berdiskusi tentang sosok serta pengalaman masing-masing dalam hal menulis. Aku kira sudah tak ada lagi pembahasan, namun dengan temanku bercerita akan sulitnya menulis, akupun berusaha untuk mendengar dengan penuh cinta. Pun bisa saja bahkan sangat bisa kala itu aku tak bisa mejawab, namun dengan yakin aku mendengar setiap masalah yang ia keluhkan.

_"dulu aku sering menulis diary_" kata temanku membuka diskui. Sebut saja iya Milda.

_"kalau aku sering buat cerita"_ kataku tak mau kalah

_"kenapa ya, ketika kita menulis diary dan membacanya, seolah kita ikut terbawa suasana_" kata milda bertanya kepadaku dengan wajah serius.

Sebelum aku menjawab pertanyaannya, terlebih dahulu aku melelpaskan senyum kepadanya.

_"kamu mau tau kenapa da?"_ tanyaku menggoda

_"iya, emang kenapa?"_ tanyanya lagi.

_"itu karena ketika kamu menulis diary, ada campur tangan hati di dalmnya..."_

Dia mengangguk-angguk mendengar jawabanku.

_"bahasa hati itu lebih indah di bandingkan bahasa lidah da..."_ kataku sambil tersenyum _"jika saat ini kamu sulit untuk menulis, cobalah ajak  hatimu untuk ikut andil di dalamnya"_ lanjutku.

_"Ooh... Begtu ya"_

_" Iya..., coba kamu perhatikan tulisan diarymu da, kata-katanya kadang tidak beraturn, namun karena kamu mencurahkan isi hatimu, tulisan yang sebenarnya sederhana tapi bisa membuatmu menangis dan tertegun, kamu tau kenapa da?"_ tanyaku

_"karena ada hati yang ikut andil di dalamnya Vi..."_ kata milda mantap.

Beratus kata, kalimat bahkan  paragraf, jika di dalmnya hanya sekedar tulisan yang di tulis tanpa makna, bagiku  tulisan itu tak mengandung arti apa-apa.

Teman, jika engkau putuskan untuk menjadi seorang penulis, aku hanya ingin meberikan satu pesan untukmu _" Menulislah dengan hati ikut andil didalamnya, karena sekalipun tulisan kita bak piring pecah atau seperti benang woll yang tak beraturan, namun jika hati sudah ikut andil, aku yakin, tulisan itu akan membekas kepada siapa saja yang membacanya"_

_Langit_

Posisi Nikmat

Belum nafas ini kembali kesemula, kembali sang perntara bertanya akan kesiapanku, ia seolah yakin bahwa aku menerima ia (Fahim).

_"Beneran nih kamu menolak Ma?"_ tanya sang perantara sambil bercanda namun candanya mengandung keseriusan yang amat dalam.

_"Nourma tidak bisa Mba, ini keputusan Nourma, semoga Mba mengerti"_ jawabku yakin

Pertanyaan itu sudah tiga kali di lontarkan padaku, ia (Fahim) sangat mengharapkanku untuk menjadi pendampingnya, sebenarnya dari awal aku sudah menolaknya, dan untuk yang ketigakalinya, akupun kembali menolaknya.

Entahlah, ada apa dengan diriku, dia (Fahim) adalah laki-laki yang  soleh, sungguh tak bisa ku pungkiri, banyak yang kagum padanya, siapa yang tak mau mempunyai pendamping yang baik agamanya? Namun hati ini tetap tak menerimanya.

Semakin berjalannya waktu, akupun menemukan jawabannya, kenapa hati ini tak yakin menerimanya, itu karena salah satu orang yang aku sayangi menyimpan harapan besar padanya.

Tak bisa ku bayangkan jika aku menerimanya, bagaimana perasann kakak tersayang?

Ahh..., skenario-Nya menakjubkan. Setelah aku putuskan untuk menolaknya, tak berapa lama aku bertemu dengan kakak tersayang (Jihan), dari pertemuan itu, ia banyak bercerita tentang 'ia' padaku.

Kaget? Iya! Aku kaget mendengar semuanya!. Namun aku berusaha tenang dan bersikap  biasa di hadapannya. Aku berusaha menampakkan wajah yang amat antusias agar kakak yang ku sayang nyaman dan hangat bercerita padaku.

_"Nourma siap bantu kaka..."_ kataku semangat.

_"Bantu ngapain???"_ tanyanya antusias diiringi rasa malu.

_"Bantu nanyain Ke Ka Fahimlah.."_ kataku santai.

_"Emang dia mau jawab?, kemarin aja Kepsuk bertanya kepada dia, dan sepertinya dia udah punya calon Ma..."_ kata Ka Jihan terdengar patah arang.

"Kepsuk" beliau adalah guruku dan ka Jihan juga, tapi aku sudah menganggap kepsuk sebagai kakak dan bapak keduaku.

_"Kata siapa sudah punya calon? Belum ko"_ kataku meyakinkan

_"Kamu ko tau?"_ tanya ka Jihan penasaran

_"Taulah, Noruma tau banyak tentang Ka Fahim..."_ kataku dengan nada sombong

Setelah aku berucap, Aku melihat wajah kakak tersayang memancarkan harapan yang mendalam, yah... Secercah harapan untuk bersama ia  ada di wajahnya.

Tuhan...
Bukankah indah membahagiakan orang?

Lihat...
Kakak tersayang kembali tersenyum dengan harapan yang mengiringi senyumnya.

Aku ingin membuat ia selalu tersenyum bahagia...

Namun aku tau jawaban  yang akan datang  tak sesuai harapnya.

Aku terjebak!
Terjebak di lingkaran cinta yang menbuat banyak orang terluka.

Bersambung
#3

Mari berteman 🐬

Telegram: PendudukLangit

Fb: Langit

Sunday, August 14, 2016

Sama-sama Nulis

Kita sama-sama menulis, dengan menggunakan huruf yang sama,
Dari huruf  A sampai Huruf Z

Kita sama-sama menulis, dengan menggunakan kemampuan pikiran yang membahana

Bagiku, semua tulisan yang ditulis manusia  itu sama, baik  antara karya ilmiah maupun non ilmiah

Tak bisa ku pungkiri, aku 'iri' pada mereka yang mahir menulis karya tulis ilmiah.

Tadinya, aku minder bahkan merasa menjadi manusia terbodoh karena tidak bisa seperti mereka.

Namun, semakin berjalannya waktu... Aku sadar, Dia yang Maha Kuasa tidak memandng tulisan kita apakah tulisan itu fiksi atau nonfiksi, tapi..., Dia sang Maha Gagah menilai seberapa manfaat  tulisan kita bagi oranglain.

Jangan minder kawan 😃 pun tulisan kita bagai kapal pecah, namun jika didalamnya terdapat nasihat, bagiku tulisan yang pecah itu bak  rumah mewah yang megah.

Keep spirit writting for ummah ✊🏻

Posisi Nikmat

Kenalkan, namanya Jihan Al Kahfi, ia kaka kelasku sewaktu SMA dulu, sampai saat ini aku memiliki hubungan baik dengannya, karena aku dan ia tergabung dalam salah  satu organisasi yang ada di daerahku. Kakak perempuan yang aku kagumi. Ia sangat bertalenta, cerewet namun gesit dan dapat di handakkan.

Sekalipun aku dan ia jarang bertemu, namun jika organisasi yang kami ikuti mengadakan sebuah perkumpulan alumni, aku dan ia bertemu, tak jarang komunikasi intenspun sering terjadi.

Kemarin..., aku dan ia bertemu. Rasa rindu dan haru menyatu. Aku sangat merindukan ia, karena ia merupakan salah satu motivatorku untuk terus berbuat aktif tatkala di sekolah dulu.

Tidak berubah, masih sama. Imut, cerewet, namun ada sedikit yang berbeda, keceriannya sedikit memudar. Yah... Keceriaan yang ia tampakkan tidak sealami dulu. Ada apakah gerangan?

Sudah kuduga, penyebab keceriaan itu memudar karena sebuah kegundahan dan cinta. Aah... Cinta...cinta... Kadang aku bahagia mendengarnya, namun tak jarang hatiku terluka, karena banyak kutemui teman-teman baikku keceriannya memudar karena cinta. Entahlah, aku sendiri tak tau siapa yang harus disalahkan, apakah cinta atau yang memutuskan untuk mencinta. Tapi... Aku sadar bahwa cinta-Nya tak membuat hambanya terluka.

Blak-blakan, sepertinya gelar yang cocok aku sematkan pada ia, ia senang bercerita dan tidak malu untuk menceritakan semua pengalaman yang ia alami selama masa kuliah atau masa SMA, sampai pada satu titik, manakala ia menceritakan tentang "ia" yang ku sebut kakak laki-lakikku.

Dadaku berguncang, sungguh kenapa kisah ini rumit? Siapa yang harus di salahkan?

Tak kusangka, Ka Jihan mempunyai rasa yang amat dalam kepada "ia", bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?

Harapan untuk membangun bahtera seolah tergambar jelas di hadapan, aku sadar, keinginan ka jihan bukan main-main.

_"Ibu Kakak malah suka nanyain Fahim Bos_" kata ka jihan malu-malu-malu sambil berbisik

_"Bos"_panggilan sayang kak jihan kepadaku. Karena sejak SMA, aku selalu menjadi pemimpin di masaku.

_"Berarti itu mah sudah tanda-tanda Ka..."_ kataku semangat, namun kegetiran tak bisa kututupi.

_"Dulu..., kakak berniat untuk pergi dengan seseorang sahabat laki-laki ke luar kota, namun tiba-tiba wajah dia (fahim), ada di hadapan, sehingga dengan berbagai macam alasan, kakak mencari alasan untuk menolak  jalan-jalan keluar kota dengan sahabat laki-laki kaka"_ suara kak Jihan dengan menampakkan wajah kesungguhan.

Dadaku semakin sesak, kakak perempuanku yang aku kagumi ternyata menyimpan harapan besar pada "ia", apa yang harus aku katakan? Bagaimana jika ka jihan tau bahwa orang yang ia kagumi mempunyai mimpi membangun bahtera bersamaku?

Tuhan... Apa yang harus aku lakukan?

Aku yakin, ini adalah ujian

Ujian kehidupan dan cinta

Nikmat, tapi apakah aku mampu berada di posisi yang saat ini menyapaku?

Bersambung
#2

Mari berteman 🐬

Telegram: PendudukLangit

Fb: Langit

Saturday, August 13, 2016

Posisi Nikmat

Lega tak terhingga, akhirnya aku memutuskan untuk tidak menerima laki-laki yang berniat menikahiku. Bukan tak mau tapi entah mengapa, hati ini belum siap menerimanya. Aku tidak mau dia menjadi imamku, karena aku merasa dia kakak laki-lakiku. Yah ia sangat baik padaku, kakak laki-laki terbaik, nama yang aku sematkan untuknnya. Namun ternyata tak bisa ku sangka, tidak ada hujan namun ada  angin, ia yang ku sebut kakak terbaik mengajakku untuk membangun bahtera
bersama.

Apa yang harus aku lakukan? Kenapa seperti ini? Apa yang harus aku jawab? Heyyy dia kakak laki-lakikku! , dan aku sendiri belum bisa bahkan aku  masih menganggap ini hanya  mimpi. Namun ternyata ini nyata!.

_"Alasannya kenapa Nourma menolak?"_ tanya sang perantara.

_"Hati belum yakin Mba"_ jawabku.

_"Mba melihat Ia sangat berharap banyak padamu Ma..."_ Kata sang perantara lagi dengan penuh keyakinan.

_"Tapi Nourma belum siap Mba."_Jawabku mantap.

_"Baik, semoga keputusanmu maslahat..."_ Suara Sang perantara dengan sedikit bumbu kecewa

Kak Fahim, dia sangat baik padaku, sebenarnya bukan hanya padaku saja, tapi kepada adik kelas yang lainnypun beliau sangat baik.

Satu sekolah, satu organisasi dan satu mimpi membangun daerah sendiri. Bagaimana tidak dekat?

Namun sungguh, sama sekali tak secuil pikiranku mengarah ke arah 'sana', namun semakin berjalannya waktu, ternyata, ia yang aku anggap sebagai kakak memiliki mimpi menbangun bahtera bersama.

Tentu ada sedikit kebimbangan menyapa, kenapa harus ia? Kenapa ia memiliki harapan itu padaku?

Tak lama, agin segar menghampiri, dan dengan lantang akupun memutuskan untuk menolak keinginannya. Aku tau bagaimana sakitnya sakit hati. Tapi aku sendiri menyakiti.

Tuhan... Maafkan aku yang sudah menyakiti hati insan yang berniat menikahi.

Semoga ini keputusan yang Engkau Ridhoi

Skenario-Mu tak pernah mendzalimi

Takdirmu tak pernah membuat rugi

Bersambung.
#1

Wednesday, August 10, 2016

2 Kunci Itu Adalah...

Sepertinya usahaku untuk mencari motivasi dari pagi sampai saat ini di rasa cukup.

Mengingat ketika pagi buta aku berjanji pada diriku sendiri untuk menulis tentang skrepsweet. Dari saat janji itu terlafadz, tulisan yang akan aku buat harus sampai pada pembacanya.

Aku tak mau goresan tulisan yang amatiran ini tak berarti apa-apa. Jika di bilang, sudah amatiran tak berarti pula, apa kata planet mars?

Akan ku usahakan setiap kata yang aku tulis pada tulisan kali ini  benar-benar menempel pada hati para pembacanya. Insya Allah.

Di awal aku sudah bilang bahwa aku akan membagikan dua kunci jitu agar kita tidak malas mengerjakan skripsi.

Bismillah...
Ini kisah aku alami sendiri, tidak ada rekayasa atau manipulasi (sama aja ya? 😅)

Sebelumnya aku akan sedikit bercerita. Di izinkan kan? 😬

Penyakit para pekerja skripsi salah satunya adalah malas. Sialnya akupun terkena wabah tersebut. Malassssss sungguh. 😩

Malas pasti ada sebab. Sebabnya entah karena sering di PHP dosen, atau lelah karena mencari referensi yang tak kunjung usai, atau sudah nulis banyakkk tapi tiba-tiba laptop _sakit_ atau karena waktu untuk daftar sidang masih lama sehingga berleha-leha atau  masih banyak lagi (silakan sebutkan sendiri)

_Jeng... Jeng..._ akhirnya penyakit malaspun mulai bersemayam di hati. Sialnya, pastilah semua pada tau, jika  hati sudah  terjangkit sebuah virus, tentu akan sangat sedikit sulit untuk membasminya. Tak percaya?

Pernah menyimpan satu nama seseorang di hati, namun tiba-tiba orang itu pergi, apa yang akan hati rasakan? Pedihhh atau biasa saja? 😌

Jika jawabannya biasa saja, periksalah hatimu nak.  Sebesar orang alimpun, pasti pernah sakit hati, right?

Jangan percaya pada mereka yang mengatakan bahwa ia tak pernah sakit hati, jika aku bertemu dengan orang itu, aku akan bertanya _"sudah minum obat mas?"_

Lupakan pembahasan soal hati, pada intinya sih aku hanya ingin menegaskan saja, jika malas sudah bersemayam di hati, ketika kita ingin melepaskan sebuah kemalasan itu tentu butuh perjuangan dan proses  yang  tidak mudah.

Butuh keyakinan, kemauan, kesungguhan yang amat kuat dan merekat dalam dada.

Namun aku ingat  akan firman Rabbku yang mulia. Bahwasanya _"bersama kesulitan ada kemudahan"_ bukan _"setelahnya"_ tapi _"bersamanya"_

Berawal dari lafadz itulah angin segar menyapa. Bukankah bersama malas ada rasa semangat.

Oya lawan kata malas apa ya? 🤔

Bersambung.

#Barakallah.

Mari Berteman 🐬

Fb:Langit

Telegram : @PendudukLangit

GroupWA :Menulis Aja!

Barakallah 😊

Tuesday, August 9, 2016

Mi, Ajari Aku Bangun Cinta

_"Senyam-senyum, kemasukan jin sawah yah?"_ tanya umi selidik.

Jika aku ingin mengatakan sesuatu hal  yang bersifat "pribadi" pada umi, tingkahku akan terlihat aneh di hadapan umi.  Inilah trik yang aku gunakan agar umi mau mendengar ceritaku.

Hari itu, aku tidak bisa membedakan  kondisi hatiku apakah sedang berbunga atau bersedih, pun jika bersedih  hatiku tetap berbunga, karena pada hari itu aku akan mengabarkan kabar bahagia kepada malaikat yang menjagaku di bumi. Umi.

_"Mau cerita apa Fa..."_ suara umi penuh kasih sayang sambil mulai mendekatiku.

Inilah momen yang aku tunggu-tungu. Momen di mana umi menatapku penuh perhatian, momen seperti ini selalu aku rindukan. Sungguh.

_"hehe...umi...."_ suaraku manja sambil memeluk Umi.

Tingkahku semakin aneh, ini menandakan tingkat rasa maluku mulai tinggi. Serasa ada yang menyekat tenggorokanku, untuk mengucapkan kata "A" saja lidahku berusaha bisu.

Bagaimana tidak bisu? Aku akan mengabarkan kabar yang sangat di nantikan oleh malaikat yang selama ini menjagaku dengan sepenuh cinta dan kasih.

Entah lah, lidahku kelu tanda malu... Atau kelu karena tidak mampu untuk berucap sesuatu.

_"Umiii...."_ kataku lagi.

Kali ini, aku memeluk umi sambil senyum penuh arti.

_"siapa yang mau kenalan sama Umi fa?..."_ tanya umi santai tapi dalam.

Pertanyaannya membuatku semakin  tersipu malu, aku tau umi sudah tau apa yang akan aku katakan padanya. Umiku memang ajaib.

_"ada yang mau main ke rumah, sekalian pengen kenal sama umi..."_ kataku malu benar-benar malu.

Saking malunya, setelah kalimat itu aku ucap, segera saja aku menutup wajahku dengan tanganku tanpa ragu.

_"Oalah... Cuma mau main saja ya?yowiss nanti umi siapkan air putih sama ranginang saja tanpa makan siang, hmm...  jangan sampai seperti abahmu Fa hehehe"_ tanya umi sambil menengadah.

_"Umiii.. Maksud Alfa main di sini bukan sekedar main....memang kenapa dengan abah Mi???"_ tanyaku penasaran.

_"dulu... Saat abah melamar umi, dia bilang mau mampir sebentar, makannya ibu sama bapak umi hanya menyediakan makanan seadanya, ehhh pas abahmu datang ternyata membawa rombongan banyak,  padahal saat itu makanan yang di suguhkan hanya air putih sama rebus singkong seadanya hihi..."_kata umi mengenang.

_"serius Mi?, terus?"_tanyaku bertubi-tubi.

_" yaa tidak  terus, akhirnya abahmu sama keluarganya tetap makan rebus singkong.."_ kata umi santai. _" makannya umi tanya sama kamu fa, yang dateng cuma mau main saja?"_ tanya umi.

Sebenarnya, aku tidak perlu  menjawab pertanyaan umi, karena sangat sudah jelas bahwa yang akan  datang ke rumahku bukan hanya sekedar untuk main biasa.

_"hmmm..., dia mau minta izin sama umi buat melamar Alfa Mi"_ kataku dengan diiringi jantung berdetak  semakin cepat.

_"Nah... Kalau beginikan jelas, jadi... nanti ibu mau masak banyak..."_ suara umi tenang tapi mengandung ironi yang tajam.

Saat itu, untuk mengatakan kata "lamar" saja bagiku seperti melepas busur yang harus tepat sasaran. Nafasku sedikit lega, karena akhirnya, salah satu hal yang membuat dadaku sesak sudah di lepaskan.

***
Bersambung

Mari Berteman 🐬

Fb:Langit

Telegram : @PendudukLangit

Blog: khansasaf.blogspot.com

Barakallah😊

Monday, August 8, 2016

Namanya Aldi...

Di Gerbang Masjid Al-Ikhlas Aku menunggunya, hanya tinggal menunggu beberapa menit lagi, tidak  lama memang tapi karena banyak mata yang memandang akhirnya akupun melipir ke tempat khusus perempuan.

Sebenarnya aku malu bertemu dengannya,  karena sudah hampir tiga bahkan empat bulan aku meminjam bukunya. Dulu sempat ada niatan untuk mengembalikan,  tapi karena sesuatu hal akhirnya  tidak jadi, kemarin aku mengingat bukunya kembali, sehingga dengan sigap hari ini  aku memutuskan untuk mengembalikan bukunya.

Lega rasanya karena sebentar lagi buku yang aku pinjam akan di kembalikan kepada yang punya. Semoga saja dia tidak marah.

_"Saya sudah sampai, di dekat parkiran masjid"_ Pesan dari dia yang mempunyai buku.

Dia bernama Aldi, sebenarnya aku tidak begitu kenal dengannya tapi karena pernah satu pengajian, akupun sedikit mengenalnya.

_"Ooh iyaa, saya segera ke sana"_ balasku sambil berjalan menemui Aldi.

Jarak antara tempatku dan Aldi tidak terlalu jauh, cukup satu menit berjalam aku sudah sampai di tempat parkir masjid, namun selama perjalanan menuju parkiran, ada sedikit keraguan serta ketakutan melandaku, pasalnya walaupu aku pernah satu pengajian dengannya tapi aku tidak pernah bertemu dengannya karena beda jam dan kelas. Aku sengaja memperlambat langkahku dengan maksud menghilangkan ketakutanku.

Aahh... Tibalah aku di tempat parkir, aku melihat ada dua orang laki-laki, laki-laki pertama berada di pinggir motornya, dan laki-laki kedua ada di bangku tempat yang berada di parkiran. Aku   mendekati laki-laki yang sedang berada di motornya dengan hati-hati karena aku yakin dia adalah Aldi. Ketika sedikit lagi aku mendekat, laki-laki yang sedang duduk di dekat parkiran motorpun berdiri dan melambaikan tangannya. Melihat tingkah laki-laki terdebut akupun mendekatinya karena seperinya dia adalah Aldi yang aku maksud.

Aku dan Aldi melempar senyum dan setelah itu aku segera meminta maaf sambil memberikan plastik hitam yang sedaritadi aku pegang.

_"Ana engga enak banget Ka, baru sekarang ngasih bukunya..."_ kataku sedikit grogi.

_"engga apa-apa hehe santai aja..."_ sambil mengambil plastik hitam yang aku letakkan di bangku.

_"sekali lagi... Ana minta maaf ya Ka..."_ kataku lagi.

_"iyaaaa..."_ jawabnya tulus

Setelah plastik di pegang Aldi, akupun segera pamit dengan bergegas.

_"Ada sedikit oleh-oleh dari Ana di plastik itu Ka, nanti di makan yah, sebelumnya terimakasih ka  atas pinjaman bukunya... Assalamu'alaikum"_ sapa terakhirku.

_"waah... Iya terimakasih jua yah... Wa'alaikumussalam..."_ balasnya dengan ramah

Aku dan Aldipun berpisah. Aku di sini dan Aldi di sana.  aku sendiri tidak tau kapan lagi akan bertemu dengannya. Pertmuannya singkat, namun aku merasakan  kedamaian tiada tara.

Dia orang baik, semoga Allah menjaganya.

Bumi Allah, 1437 H

Sunday, August 7, 2016

Hai Bagimana Kabarmu?

Semakin Aku tau keadaanmu....
Semakin ingin   Ku tumpahkan air mata palsu ini... :')

Bagaimana kondisimu di sana wahai  saudariku?

Aku malu padamu... :')
Engkau mempertahankan izzahmu dengan  nyawa taruhannya

Duhai...!!!
Sungguh syurga menantimu, dan penduduk langit menyapamu :')

Aku ingin sepertimu saudariku :')

Engkau sangat lapang bahkan bahagia menjemput kematian
Sedangkan Aku?

Engkau rela korbankan nyawamu demi mempertahankan kehormatanmu sedangkan aku?

Engkau begitu semangat bahkan meridukan kalamullah sedangkan aku?

Engkau rela dan tabah anak dan suamimu berjihad di jalan Allah sedangkan aku?

Sungguh aku malu padamu tapi... Aku rindu padamu :')

Aku merindukanmu saudariku :')
Aku ingin bertemu denganmu :')

Allahku... Berikan kekuatan yang tiada tara pada saudariku  di sana...

Sampaikan pada mereka, di sini... Aku merindukan mereka.

Rindu mereka yang memiliki mental jihad yang luar biasa

Rindu mereka yang mengharapkan syurga

Dan... Rindu mereka yang saat ini sedang mati-matian berjuang menegakkan kalimatullah.

Jaga mereka Allahku...
Karena aku tau... Engkaulah sebaik-baik penjaga :')

Salam rindu dariku, untukmu Sang Mujahidah Syam sejati.

Bumi Allah, 1437 H

Saturday, August 6, 2016

Menulis Aja ! #Part2

Masih ingatkah tulisan saya  yang pertama? Jika tidak ingat tak mengapa saya tidak marah ko, tapi itu menandakan bahwa ingatan kita  lemah right?

Mengapa kebanyakan orang yang pintar khususnya orang muslim yang menghafal Qur'an derajatnya selain di akhirat di bumipun di tinggikan?  Karena mereka sering mengulang hafalannya... We Know that  setiap mereka yang hafal Al-Qur'an pasti sering murojaah (mengulang hafalannya) jadi jangan heran jika ingatan mereka kuat-kuat, ingatan mereka kuat-kuat karena hafalanya  sering di ulang-ulang. Semoga kita termasuk kedalam orang-orang yang merindukan menghafal Al-Qur'an biar ingatan kita tambah pool aamiin.  (Jangan terlalu percaya  terkait ini hehe  karena saya belum baca penelitiannya,  ini hanya analisis saya saja wallahu'alam😅)

Kembali ke topik, pada bagian ini saya akan memberikan satu bocoran terkait bagaimana cara agar kita bisa menulis.

Saya sudah katakan di tulisam sebelumnya bahwa kita bisa  menulis teman!,  malah bisa di bilang  sangat gampang dan mudah di lakukan. Namun kitanya saja yang meragukan kemampuan.

Saya ingatkan teman-teman, seorang penulis hebat tidak langsung lahir ke bumi dengan mahirnya menulis bukan? Hehehe~

Jadii setiap kita mempunyai peluang yang sama untuk menjadi seorang penulis, yang beda hanya dari bagaimana diri kita menyikapi peluang tersebut.

Saya hampir lupa memberi satu bocoran itu hehe..., baiklah saatnya saya memberikan satu bocoran itu.

Semoga Allah menggerakan hati yang membaca bocoran ini agar mereka mau mulai belajar menulis aamiin.

Teman... Saya sendiri menganggap bahwa menulis itu adalah amanah yang Dia berikan. Terdengar berat memang. Tapi... Saya sadar betul kenapa begitu pentingnya sebuah tulisan.

Bayangkan... Jika tidak ada seorang penulis pada masa silam, darimana kita tau sejarah?

Bagaimana kita bisa membaca?

Bagaimana kita bisa mengikat ilmu?

Bagaimana kita bisa "hidup dua kali"?

Bagaimana kita mengenal Al-Qur'an?

Sadarlah... Menulis itu membuat kita hidup dua kali!.

Mungkin jika saya mati saat ini, sekalipun saya sudah berada di alam kubur , tapi tulisan yang saya buat tetap hidup, malah bisa saja  mendatangkan pahala yang terus mengalir kepada kita.dalam hal ini,  tulisan yang kita buat mengandung kebaikan pastinya.

Bagi saya yang baru saja menikmati "enakn"nya menulis, menulis itu sebuah amanah yang Allah berikan kepada saya.

Allah memberikan fasilitas, berupa tangan, ingatan, lingkungan, dari kesemuanya itu terdapat pelajaran yang mendalam.

Sudah seharusnya saya bagi pelajaran itu kepada orang lain melalui tulisan yang saya buat, sekalipun sungguh tulisan saya jauh dari kata baik.

Kadang saya sukan"greget" kepada mereka yang sudah Allah berikan kecerdasan untuk mengenalkan-Nya namun enggan untuk berbagi hanya ingin menikmati sendiri.

Bagi saya, menulis itu merupakan salah satu cara efektif untuk mengenalkan Allah kepada khalayak banyak.

Tadi saya katakan bahwa menulis itu adalah sebuah amanah yang Allah berikan. So, saya mengajak kepada teman-teman untuk memanfaatkan amanah itu dengan sebaik-baiknya sebelum Allah mengambilnya.

Bumi Allah, 1437 H

Thursday, August 4, 2016

Menulis Aja!

Sebenarnya, sudah banyak teman yang request minta tips dan trik agar bisa menulis.

Dalam hati... (Yaelah... Saya hanya penulis abal abal, kenapa minta tips kepada saya?) tapi, dari banyaknya yang meminta, membuat saya semakin semangat buat menulis dan belajar lagi, karena jika tidak bisa menulis, malulah saya tatkala di tanya jawabnya tidak bisa terus hehehe

Baiklah, sebelumnya bukan berarti saya jago dan mahir dalam menulis, tapi izinkan saya sedikit berbagi, berbagi pengalaman sedikit yang saya alami.

Sebelum ke inti, ada satu hal yang akan saya sampaikan. Tapi sebelumnya saya meminta kepada teman yang saat ini membaca, berdoalah kepada sang maha pemberi ide (Allah), agar Dia senantiasa memberikan kita rasa haus dan nikmat akan ilmu,  karena dengan begitu saya yakin. Setiap langkah yang kita jejaki, setiap peristiwa yang kita lalui, setiap kesempatan yang kita miliki. Semua itu tidak akan terlewati kecuali kita mengambil ilmu di dalamnya.

Baiklah, bismillah....teman,  sebenarnya untuk membiasakan  menulis itu gampang, tidak serumit yang di bayangkan. Tidak percaya?

Memang harusnya untuk saat ini jangan percaya dulu, sampai teman sudah merasakan apa yang saat ini saya rasakan barulah percaya. Sama halnya seperti memakan sambal, manakala seorang yang satu mengabarkan kepada seorang yang dua bahwa sambal itu pedas, orang kedua tidak akan percaya dengan kata seblum ia sendiri mencicipi rasa sambal terlebih dahulu, barulah percaya.

Jadi... Jika ingin membiaskan menulis kuncinya apa??? Ya!!!  Menulis aja teman..., kita mau merasakan nikmatnya menulis tapi sampai saat ini tidak nulis-nulis, apa kata planet mars? bukan kata dunia lagi tapi sudah menembus planet 😂

Terus ada pertanyaan seperti ini... "Apa yang harus saya tulis??? Saya tidak bisa menulis 😭"

HEYYYY... itu kalimat "Apa yang harus saya tulis??? Saya tidak bisa menulis" bukankah termasuk tulisan? Jangan banyak alasan deh !, menulis itu tidak butuh alasan tapi butuh tulisan, iya kan?

Atau ada pernyataan seperti ini... "Saya tidak punya ide buat menulis..." dududu~ kalau ini bagi saya alasan klasik!, engga malu sama Allah? Dia dengan baik hati memberikan kita milyaran sel otak buat berpikir, masa tidak ada secuil ide pun yang timbul?.

Yang keren pernyataan seperti ini... "Saya sibuk makannya saya tidak sempat nulis". Heyy ! Mba dan Mas yang merasa sibuk. Sibukkan mana antum sama ulama-ulama terdahulu? Mereka-mereka nih, walaupun sibuknya segudang bahkan dua gudang lebih, tapi mereka tetap menulis dan karyanya bisa kita nikmati saat ini. Lah kita saat ini sibuk ngapain? Main gadget? ( itu sih saya 😭 astaghfirullah).

Sudah... Sudah! Jangan banyak alasan, saya bosen denger alasan-alasan antum 😌 (padahal yang nulis selalu beralasan. Ya Allah...  😭 )

Menulis aja teman 😊, jika   menulis terasa sulit bagaimana menghadapi hidup yang serba sulit ?

Nih... Saya kasih bocoran satu, karena itu saya selalu semangat menulis, sekalipun kadang bosan bahkan capek karena jari jemari harus menari nari kesana kemari.

Bocorannya itu adalah....

#Bersambung😂

Let's polow my medsos

Blog: khansasaf.blogspot.com
Fb: Langit
Tele: PendudukLangit
Group:Menulis Aja!

Barakallah.

Wednesday, August 3, 2016

#Syukran Akhi, Melaluimu Aku Mencintai-Nya


Sampai kapan rasa rindu ini melekat dalam diriku, nikmat tapi menyesakkan. Padahal Siapa dia? Kenapa dia selalu aku rindukan. Bukankah dia sudah bahagia bersama bidadari syurga-Nya.

_"Aisyah Khumaira menjadi pendamping hidupnya saat ini"_

Tatkala akh munir memberitahu bahwa orang yang saat ini mendampinginya berasal dari tanah jihad itu, alangkah bahagianya jika aku menjadi gadis yang buta itu. Ia sangat beruntung karena mendapatkan seorang yang sangat aku rindui saat ini.

Sungguh Allah sangat adil, Dia menyatukan dua insan yang sama-samaencintai-Nya. Akh Hakim dan ukhti Aisyah bagiku sangat sepadan.

Akh hakim... Laki-laki yang tidak diragukan lagi kesolehannya, ukhti Aisyah... Wanita yang berasal dari tanah yang Allah berkahi. Sungguh membuatku iri tapi... Inilah skenario-Nya.

Air mata kebahagiaan menghiasi wajahku, karena orang yang mengajakku mengenal-Nya kini bahagia dengan bidadari syurganya.

_"Tadi...pas akh munir mengabarkan Akh hakim sudah menikah, mengapa kamu keluar Fit?'_ tanya qonita hati-hati

_"Aku keluar bukan karena mendengar kabar itu Ta, aku  keluar  karena mau  ke toilet  hehe"_  jawabku ragu.

Tidak ada pertanyaan lagi yang di berikan Qonita kepadaku, qonita percaya saja atas jawaban yang aku berikan, padahal sebenarnya aku keluar karena mendengar perkataan akh munir yang mengabarkan bahwa Akh Hakim sudah menikah dengan gadis buta itu,  Aisyah.

_"Antum tau bagaimana membedakan orang yang cintanya tulus karena Allah dan orang yang cintanya hanya karena manusia semata?"_ Tanya Akh Hakim kepada para peserta kajian kala itu.

Banyak yang angkat tangan untuk memberikan pendapatnya, setelah semuanya puas dengan pendapat masing-masing, Akh Hakimpun menjawab dengan  tegas dan bijak.

_"Jika orang itu benar-benar mencintai seseorang karena Allah, manakala orang yang di cintainya pergi, entah itu menikah dengan orang lain, atau meninggal karena syahid, atau apalah tapi yang jelas orang itu akan tegar sekokoh karang, akan lapang seluas samudera, doanyapun tulus mempesona dan akan bahagia sepanjang masa, karena cinta yang ia berikan bukan sembarang cinta tapi cinta murni yang tiada tara"_ jelas Akh Hakim.

Aku ingin bertemu bukan karena rindu... Aku ingin bertemu karena  ingin mendapatkan setitik cahaya-Nya  lagi menyapaku.

_"Rabbi... Berikanlah gelar syahid kepadanya... Karena melaluinya aku mencintai-Mu"_ doaku di sepertiga malam-Nya.

***

Visit my medsos 😊

Khansasaf.blogspot.com

Ig : vivi_saf

Fb: Langit

Tele: @PendudukLangit

Barakallah 😄