Saturday, August 13, 2016

Posisi Nikmat

Lega tak terhingga, akhirnya aku memutuskan untuk tidak menerima laki-laki yang berniat menikahiku. Bukan tak mau tapi entah mengapa, hati ini belum siap menerimanya. Aku tidak mau dia menjadi imamku, karena aku merasa dia kakak laki-lakiku. Yah ia sangat baik padaku, kakak laki-laki terbaik, nama yang aku sematkan untuknnya. Namun ternyata tak bisa ku sangka, tidak ada hujan namun ada  angin, ia yang ku sebut kakak terbaik mengajakku untuk membangun bahtera
bersama.

Apa yang harus aku lakukan? Kenapa seperti ini? Apa yang harus aku jawab? Heyyy dia kakak laki-lakikku! , dan aku sendiri belum bisa bahkan aku  masih menganggap ini hanya  mimpi. Namun ternyata ini nyata!.

_"Alasannya kenapa Nourma menolak?"_ tanya sang perantara.

_"Hati belum yakin Mba"_ jawabku.

_"Mba melihat Ia sangat berharap banyak padamu Ma..."_ Kata sang perantara lagi dengan penuh keyakinan.

_"Tapi Nourma belum siap Mba."_Jawabku mantap.

_"Baik, semoga keputusanmu maslahat..."_ Suara Sang perantara dengan sedikit bumbu kecewa

Kak Fahim, dia sangat baik padaku, sebenarnya bukan hanya padaku saja, tapi kepada adik kelas yang lainnypun beliau sangat baik.

Satu sekolah, satu organisasi dan satu mimpi membangun daerah sendiri. Bagaimana tidak dekat?

Namun sungguh, sama sekali tak secuil pikiranku mengarah ke arah 'sana', namun semakin berjalannya waktu, ternyata, ia yang aku anggap sebagai kakak memiliki mimpi menbangun bahtera bersama.

Tentu ada sedikit kebimbangan menyapa, kenapa harus ia? Kenapa ia memiliki harapan itu padaku?

Tak lama, agin segar menghampiri, dan dengan lantang akupun memutuskan untuk menolak keinginannya. Aku tau bagaimana sakitnya sakit hati. Tapi aku sendiri menyakiti.

Tuhan... Maafkan aku yang sudah menyakiti hati insan yang berniat menikahi.

Semoga ini keputusan yang Engkau Ridhoi

Skenario-Mu tak pernah mendzalimi

Takdirmu tak pernah membuat rugi

Bersambung.
#1

1 comment: