Sunday, August 14, 2016

Posisi Nikmat

Kenalkan, namanya Jihan Al Kahfi, ia kaka kelasku sewaktu SMA dulu, sampai saat ini aku memiliki hubungan baik dengannya, karena aku dan ia tergabung dalam salah  satu organisasi yang ada di daerahku. Kakak perempuan yang aku kagumi. Ia sangat bertalenta, cerewet namun gesit dan dapat di handakkan.

Sekalipun aku dan ia jarang bertemu, namun jika organisasi yang kami ikuti mengadakan sebuah perkumpulan alumni, aku dan ia bertemu, tak jarang komunikasi intenspun sering terjadi.

Kemarin..., aku dan ia bertemu. Rasa rindu dan haru menyatu. Aku sangat merindukan ia, karena ia merupakan salah satu motivatorku untuk terus berbuat aktif tatkala di sekolah dulu.

Tidak berubah, masih sama. Imut, cerewet, namun ada sedikit yang berbeda, keceriannya sedikit memudar. Yah... Keceriaan yang ia tampakkan tidak sealami dulu. Ada apakah gerangan?

Sudah kuduga, penyebab keceriaan itu memudar karena sebuah kegundahan dan cinta. Aah... Cinta...cinta... Kadang aku bahagia mendengarnya, namun tak jarang hatiku terluka, karena banyak kutemui teman-teman baikku keceriannya memudar karena cinta. Entahlah, aku sendiri tak tau siapa yang harus disalahkan, apakah cinta atau yang memutuskan untuk mencinta. Tapi... Aku sadar bahwa cinta-Nya tak membuat hambanya terluka.

Blak-blakan, sepertinya gelar yang cocok aku sematkan pada ia, ia senang bercerita dan tidak malu untuk menceritakan semua pengalaman yang ia alami selama masa kuliah atau masa SMA, sampai pada satu titik, manakala ia menceritakan tentang "ia" yang ku sebut kakak laki-lakikku.

Dadaku berguncang, sungguh kenapa kisah ini rumit? Siapa yang harus di salahkan?

Tak kusangka, Ka Jihan mempunyai rasa yang amat dalam kepada "ia", bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?

Harapan untuk membangun bahtera seolah tergambar jelas di hadapan, aku sadar, keinginan ka jihan bukan main-main.

_"Ibu Kakak malah suka nanyain Fahim Bos_" kata ka jihan malu-malu-malu sambil berbisik

_"Bos"_panggilan sayang kak jihan kepadaku. Karena sejak SMA, aku selalu menjadi pemimpin di masaku.

_"Berarti itu mah sudah tanda-tanda Ka..."_ kataku semangat, namun kegetiran tak bisa kututupi.

_"Dulu..., kakak berniat untuk pergi dengan seseorang sahabat laki-laki ke luar kota, namun tiba-tiba wajah dia (fahim), ada di hadapan, sehingga dengan berbagai macam alasan, kakak mencari alasan untuk menolak  jalan-jalan keluar kota dengan sahabat laki-laki kaka"_ suara kak Jihan dengan menampakkan wajah kesungguhan.

Dadaku semakin sesak, kakak perempuanku yang aku kagumi ternyata menyimpan harapan besar pada "ia", apa yang harus aku katakan? Bagaimana jika ka jihan tau bahwa orang yang ia kagumi mempunyai mimpi membangun bahtera bersamaku?

Tuhan... Apa yang harus aku lakukan?

Aku yakin, ini adalah ujian

Ujian kehidupan dan cinta

Nikmat, tapi apakah aku mampu berada di posisi yang saat ini menyapaku?

Bersambung
#2

Mari berteman 🐬

Telegram: PendudukLangit

Fb: Langit

1 comment: