Sunday, September 25, 2016

Info Lomba

Kamu ingin belajar nulis? Coba saja ikutan lomba ini :) sebenarnya kunci bisa nulis itu satu, jangan cuma bicara pengen nulis tapi engga nulis-nulis hehe... jika ingin bisa menulis maka menulislah (action), takut jelek? Saya lebih menyukai tulisan jelek daripada engga nulis sama sekali hehe... dalam proses belajar kata seorang teman, jangan pikirkan tulisan kita jelek apa ndanya yang penting nulis aja dulu ^_^. Oya saya tunggu karyamu di sini :)

Wednesday, September 21, 2016

Perjalanan Cintaku Part1

Untuk menjadi sekuntum bunga yang indah, bagus dan banyak diminati  tentu pemeliharaannya tidaklah mudah. Akan banyak halang dan rintang yang akan dihadapi oleh sang pemelihara bunga, mulai dari bagaimana menyiram menanam, menjaga hingga bagaimana memetik bunga. Semua itu perlu orang-orang yang mempunyai keahlian sajalah yang bisa memeliharanya. Tak jarang, selama proses pemeliharaannya ada saja hambatan-hambatan yang dihadapi. Mulai dari bagaimana menghadapi hama-hama yang datang agar bunga yang dipelihara tetap tumbuh dengan indah, bagaimana menghadapi pergantian musim yang tentu sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan bunga yang sedang dipelihara. Semua hambatan itu lagi-lagi tidak bisa dihadi kecuali   oleh pemelihara yang benar-benar ahli dalam memelihara bunga tersebut.

Kadang, tidak semua pemelihara mampu menghadapi ujian itu, ada saja pemelihara yang lalai untuk menyirami bunga setiap sore, hingga hasilnya bunga yang diimpikan tidak tumbuh dengan sempurna, ada juga pemelihara yang perhatiannya mulai memudar terhadap bunga tersebut dikarenakan ketidaksabaran dalam menunggu mekarnya bunga, hingga hasilnya bunga yang diimipikan layu dan mati, dan ada juga pemelihara yang benar-benar istiqomah menjaga bunganya, walau masalah dan hambatan silih berganti, namun pemelihara itu tetap menjaga bunganya, hingga bunga tersebut tumbuh dengan sangat indah dan subur, sehingga banyak orang yang ketika melihat bunga itu merasa kagum terhadap keindahannya. Tentu, tidak selamanya bunga yang indah, mekar dan dan indah dinikmati oleh pemeliharanya saja, akan tiba masanya bunga akan dipetik dan dibeli oleh seorang pembeli. Disaat seperti itulah, perlu ketegasan, keberanian, keteguhan dan keputusan terbaik sang pemelihara. Karena semua itu menentukan nasib bunga, jika sang pemelihara memberikan bunganya kepada seorang pembeli yang hanya ingin menikmati keindahan bunganya hanya sesaat tentu akan sangat percuma sang pemelihara menjaga bunga tersebut, karena bunga yang dijaganya selama ini diberikan kepada pembeli yang hanya ingin melihat keindahannya saja. Namun jika sang pemelihara meberikan bunganya kepada seorang pembeli yang bukan hanya ingin menikmati keindahannya saja melainkan juga ingin memeliharanya dengan  baik, tentu tidaklah percuma sang pemelihara menjaga dan merawar bunga sedari awal bunga itu tumbuh, karena pada akhirnya bunga itu diberikan kepada pembeli yang benar-benar ingin merawat dan menjaga bunga tersebut.

Sang pemelihara bunga itu ialah orangtua kita, bunga adalah kita, dan pembeli adalah orang yang kelak akan menjadi imam kita menuju syurga_Nya.

Tidak mudah merawat seorang anak wanita, karena merawat seorang anak wanita adalah amanah dan tanggungjawan yang Allah berikan kepada orangtua yang benar-benar sianp menanggung semua risiko. Hanya ada dua kategori "berhasil" atau "gagal". Jika berhasil, tentu Allah akan memberikan balasan yang amat besar berupa dijauhkannya sentuhan api neraka. Ini sesuai hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Aisyah R.a Nabi Saw bersabda _"Barangsiapa yang diuji dengan diberikan anak perempuan lalu ia berbuat baik kepada mereka, niscaya mereka akan menjadi tirai baginya (untuk tidak tersentuh) api neraka."_ namun jika gagal, tentu dosalah yang orangtua dapat.

Dan butuh keistiqomahan yang luar biasa untuk menjadi seorang wanita yang ingin derajaynya lebih tinggi dari bidadari syurga, sebenarnya siapa wanita yang bisa derajatnya lebih tinggi dari bidadari syurga? Ialah wanita shalihah, ialah wanita yang bahkan bidadari syurgapun bisa cemburu kepada wanita shalihah, karena memang sebaik-baik perhiasan dunia ialah wanita shalihah. Namun tentu tidak semudah membalikan telapak tangan untuk menjadi wanita shalihah, butuh iman, ilmu dan keistiqomahan yang luar biasa agar gelar wanita shalihah bisa didapat. Syarat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat ialah dengan menjalankan perintah_Nya dan menjauhi larangn_Nya, jika kedua hal ini dilakukan oleh seorang wanita, insya Allah gelar wanita shalihah akan tersemat di dadanya.

Begitupun seorang lelaki yang akan berniat menikahi seorang wanita yang kelak akan menjadi pendamping hidupnya, butuh keberanian, niat, serta kekuatan yang besar untuk bisa meluluhkan bukan hanya wanita yang akan dinikahi melainkan orangtua yang dengan ridho_Nya Allahpun akan meridhoi. Lalu, dengan apa seorang lelaki bisa meluluhkan hati seorang wanita dan walinya? Tentu dengan  agamanya, karena dengan agama seorang lelaki akan belajar menjadi seorang pemimpin yang sejadi.

Jadilah pemelihara bunga yang baik agar menghasilkan  bunga yang indah sehingga pembeli tak kecewa.

Jadilah pemelihara yang baik...
Jadilah bunga yang indah...
Dan jadilah pembeli yang bertanggungjawab atas apa yang telah dibelinya.

Wallahu'alam.

Wednesday, September 14, 2016

Bagian Dari Mimpi

Dalam kertas murahan aku menulis mimpi besar. _"Menjadi Pemateri Kepenulisan_". Kala itu aku sendiri sedikit pesimis, bagaimana mau jadi pemateri sementara diri masih fakir ilmu. Namun aku tulis saja keinginan itu  toh bukankah kita boleh  punya mimpi?

Sejurus kemudian, mimpi itu jadi nyata.

Aku ragu, namun aku harus coba karena semua memang karena ulahku yang dikehendaki-Nya.

Pasti ada timbul satu pertanyaan.  Bagaimana untuk menggapai mimpi sementara diri merasa belum mumpuni?

Teman... Pernah dengar? Dia sesuai prasangka hamba-Nya, dan kalian tau? Dia sangat menyukai orang yang mempunyai azzam yang kuat dan berusaha untuk mencapai itu.

Untuk menggapai mimpi yang ku tulis, tidak semudah mengangkat telur ceplok ke mangkok. Ada bumbu-bumbu pengorbanan disana.

Banyak pengorbanan yang sudah aku lakukan. Waktu, pikiran dan perasaan...

Waktu, mungkin diluaran sana banyak yang bertanya bagaimana cara agar  bisa setiap hari menulis, aku jawab. Caranya dengan menulis setiap hari dan sediakan waktu khusus untuk menulis. Yaa aku harus mengorbankan beberapa jam waktu tidurku untuk menuis. Entah menulis apa, sekalipun hanya huruf "A" bagiku sudah menulis, karena aku selalu tegaskan dalam diriku _"Lo harus nulis tiap hari!"_.

Berpikir. Kalian kira menulis tak butuh berpikir? Kalian kira menulis hanya tinggal ting... Maka jadilah tulisan. Menulis butuh berpikir kawan! Menulis itu tidak seinstan mie instan, se instan mie instan saja masih ada proses-proses yang lain. Bagaimana dengan menulis? Tanpa berpikir memang bisa nulis? Tentu tidak kan? Maka dari itu teman... Jika kalian putuskan untuk menulis, berpikirlah... Bukankah banyak ayat-ayat cinta-Nya yang mengharuskan  kita untuk berpikir?

Perasaan, bagiku ini yang amat berat. Kadang jika suasana hati sedang dilanda pilu perasaan pilu mewarnai pikiran sehingga tulisan yang dihasilkan tentang kepiluan, atau jika hati sedang berbunga perasaan bahagia mewarnai pikiran sehibgga tulisan yang dihasilkan tentang kebahagiaan. Namun dari semua perasaan, ada satu perasaan yang amat aku senangi. Dan hampir setiap aku menulis, perasaan itu mewarnai hatiku. Karena perasaan itulah aku mulai menulis.

Masih banyak pengorbanan-pengorbanan yang sudak aku lakukan, aku tak menuliskan semua karena ditakutkan akan panjang mengalahkan gerbong KRL.

Ini bagian dari mimpiku, aku hanya berpesan. Jika kita putuskan untuk bermimpi. Berusahalah dengan sekuat tenaga untuk menggapainya. Pasti akan ada saja rasa pesimis menghadang, bagiku itu wajar. Jadikanlah rasa pesimis hanya sebagai bumbu penyedap keberhasilan jangan dijadikan bumbu andalan.

Sejak pertama kali ku tulis mimpi-mimpi itu... Aku punya satu mimpi besar yang sampai saat ini aku masih belajar dan belajar untuk mengejar. Bagiku itu mimpi mulia, yah... Mimpi yang mudah-mudahan karena mimpi itu aku bisa menjadi sebaik-baik  manusia.

Teman... Mari sama-sama saling mendoakan agar Dia merestui setiap mimpi yang kita goreskan dengan tinta peradaban yang kita punya.

Selamat merajut mimpi Fren ^_^

Bumi, 14/09/16 23:28 WIB

Friday, September 9, 2016

Perjalanan Spiritual

Sepertinya sudah saatnya aku bangkit karena  melalui kesempatan yang diberikan oleh_Nya aku bisa berkunjung ke salah satu penjuru bumi yang dari perjalanan itu aku tersadarkan.

Selama dua hari satu malam Dia seolah berkata kepadaku bahwa aku tak boleh terus-terusan terbuai oleh nafsu.

Perjalanan yang sungguh membuatku malu.

Diperjalanan kala itu, Dia menunjukkan kebesaran-Nya. Mungkin jika pada saat itu tiba waktuku untuk mati, aku akan mati, namun karena belum waktunya, Dia menyelamatkanku dari tabrakan maut.

Bahaya itu ada di depan mataku, bahkan aku sendiri menyaksikan bagaimana truk itu mundur tanpa kendali. Qodarullah, disaat truk itu mundur karena rem blong, mobil yang aku tumpangi segera melewatinya dengan mengambil jalan berlawanan untuk menghindar. Jika terlambat satu menit saja, mungkin mobil yang aku tumpangi terperosok ke jurang. Namun, lagi-lagi Dia menunjukkan kebesaran-Nya dengan menyelamatkanku.

Aku baru saja menyaksikan truk yang mundur tanpa kendali menabrak mobil yang di belakanhgnya, sesaat itu aku termenung dan hati kecilku berbisik lirih "Engkau selamat Vi karena Dia yang menyelamatkan mu".

Yah..., aku selamat dari bahaya maut itu. Belum selesai pikiranku melanglangbuana membayangkan jika aku mati, Dia kembali mengirmkan sebuah ujian yang membuatku bingung apa yang seharusnya aku perbuat.

Tibalah aku disalah satu tempat penjuru bumi. Kala itu aku tetap bersikeras untuk berangkat menuju tempat utama dengan bermodalkan nekad. Sekalipun sudah dijelaskan bahwasanya jika perjalanan diteruskan pada saat itu juga akan membahayakan semua, namun aku tetap meminta untuk pergi kesana.

Sebenarnya bukan aku yang  berseikeras untuk pergi ke sana, yang tetap berseikeras untuk melanjutkan  ialah salah satu temanku. Bayangkan, untuk menuju tempat tujuan butuh waktu dua sampai tiga jam, pihak yang aku temui yang ada di kota bukan tidak mau mengantar namun khawatir akan risiko yang ada nantinya. Jalannya berkelok-kelok, jika malam kabut mulai turun, dan pada saat itu hujan turun dengan lumayan lebat. Pihak yang mengantar namanya Agus, aku menyebutnya ustadz Agus. Beliau menjelaskan dengan lembut  akan bahayanya jika perjalanan tetap dilanjutkan. Namun temanku tetap nekad ingin melanjutkan. Alhasil sekitar pukul empat dari kota akupun melajutkan perkalanan ke tempat tujuan utama.

Perjalananku di sambut oleh hujan yang lumayan lebat, pada saat itu firasatku sudah mulai tak tenang, aku sendiri melihat wajah ustadz agus dan satu temannya yang mengendarai mobil namanya ustadz johan menggambarkan kekhawatiran yang tajam, namun tetap saja dihadapanku mereka menampakkan wajah tenang seolah tak akan terjadi apa-apa.

Jalanan mulai gelap, rumah-rumah mulai jarang terlihat. Dan tibalah aku memasuki area yang ustadz agus dan johan bilang "area ...." jalannya sempit dan menanjak, hujan turun semakin lebat, hawa dingin sudah mulai memasuki setiap sudut mobil, kabut mulai berdatangan, dan qodarullah pada saat itu azan magrib berkumandang. Magrib yang bagiku amat mencekam. Namun ada sedikit ketenangan menghangatkan hati karena pada saat itu lantunan Al-Quran surat Al-Baqarah  diputar sebagai pemecah sepi.

#bersambung

Telegram: @PendudukLangit