Tuesday, August 16, 2016

Kak Eti Namanya

Kenalkan ia bernama  Kak Eti. Murid-muridnya sudah memiliki cucu, apalagi ia?

Kenapa aku panggil kakak? Padahal harusnya Nenek karena sudah tua, namun karena ia anak pramuka, panggilan kakak memang selalu pantas disematkan. Tidak memandang umur, jabatan dan lain-lain.

Aku kenal dengan ia di sebuah angkot jurusan pasar rebo-cibubur.berawal dari situlah aku mengenalnya.

Pun sudah tua, tapi kakinya masih kuat, wajahnya masih fresh, dan ucapannya masih terlihat tegas.

Aahh aku malu padanya, umurnya sudah sangat tuaa, namun semangat mencari ilmunya sungguh luar biasa.

Sebenarnya aku sedikit tak pede berkenalan dengannya, karena pada saat itu, ada sepotong kain yang menutup wajahku.

Ahh benar saja dugaanku, kata 'teroris'  sepertinya pantas di sematkan kepada mereka-mereka yang berusaha menjaga kehormatannya.

Akhirnya akupun berkesimpulan, bahwasanya  sebutan 'teroris' sudah sangat  mendarah daging di kalangan masyarakat luas. Ternyata Misi-misi orang yang membenci islam sepertinya berhasil. Iya berhasil membuat yang sebenarnya baik di mata Allah, namun di mata mereka (manusia) itu tidak baik sama sekali.

Aah sudahlah, aku tak mau bahas itu. Jika di bahas sangat panjang melebihi satu, dua, tiga panjangnya rel kereta api.

Aku akan bahas Ka Eti,   yang darinya aku ingin terus...terus...dan terus belajar tanpa memandang usia.

Ingatannya kuat, ia sangat cinta indonesia. Ia hafal semua lagu-lagu  daerah yang ada di nusantara, ia jago bahasa inggris karena ia sarjana bahasa inggris, ia mahir di hukum karena ia sarjana hukum, dan ia bisa dan menguasi kesenian dengan bermodalkan belajar otodidak.

Aku di buat malu, sungguh malu. Semuanya ia bisa. Sungguh aku tak bohong. Ia seorang penyiar radio, guru, teman, motivator aahhh setua itu, ia masih aktif bekerja.

Dan yang aku sulit untuk mempercayainya, di usia yang hampir satu abad. Ia kuliah bahasa arab di salah satu lembaga yang ada di jakarta. Kata ia "bahasa arab merupakan bahasa internasional"

Lihat kawan... Setua Ka Eti saja semangat belajarnya tinggi. Harusnya ia tinggal di rumah dan menghabisi masa tuanya dengan tenang di rumah bersama sanak famili. Namun ia gunakan masa tuanya dengan mencari ilmu, ilmu dan ilmu.

Beliau amat semangat mencari ilmu, sedangkan aku yang umurnya baru kepala dua  kadang suka malas-malasan... 😭

Sebenarnya masih banyak yang ingin aku sampaikan terkait kak Eti, namun karena hal lain, sepertinya dicukupkan.

Semoga Allah memberkahi serta memberi kesehatan kepada Ka Eti. Aamiin.

Tulisan ini sebenarnya  sebagai  cambukan untuk diriku, sekaligus sebagai penyemangat bagi diriku.

Memang benar apa yang islam ajarkan kepada kita, bahwa kita tidak boleh berhenti  menuntut ilmu. Tidak ada yang dapat menghentikan kita untuk mencari ilmu kecuali kematian menghampiri.

_"Tuntutlah ilmu mulai dari buaian sampai liang lahat_"

Semoga menginspirasi 😊

No comments:

Post a Comment