Monday, August 15, 2016

Posisi Nikmat

Belum nafas ini kembali kesemula, kembali sang perntara bertanya akan kesiapanku, ia seolah yakin bahwa aku menerima ia (Fahim).

_"Beneran nih kamu menolak Ma?"_ tanya sang perantara sambil bercanda namun candanya mengandung keseriusan yang amat dalam.

_"Nourma tidak bisa Mba, ini keputusan Nourma, semoga Mba mengerti"_ jawabku yakin

Pertanyaan itu sudah tiga kali di lontarkan padaku, ia (Fahim) sangat mengharapkanku untuk menjadi pendampingnya, sebenarnya dari awal aku sudah menolaknya, dan untuk yang ketigakalinya, akupun kembali menolaknya.

Entahlah, ada apa dengan diriku, dia (Fahim) adalah laki-laki yang  soleh, sungguh tak bisa ku pungkiri, banyak yang kagum padanya, siapa yang tak mau mempunyai pendamping yang baik agamanya? Namun hati ini tetap tak menerimanya.

Semakin berjalannya waktu, akupun menemukan jawabannya, kenapa hati ini tak yakin menerimanya, itu karena salah satu orang yang aku sayangi menyimpan harapan besar padanya.

Tak bisa ku bayangkan jika aku menerimanya, bagaimana perasann kakak tersayang?

Ahh..., skenario-Nya menakjubkan. Setelah aku putuskan untuk menolaknya, tak berapa lama aku bertemu dengan kakak tersayang (Jihan), dari pertemuan itu, ia banyak bercerita tentang 'ia' padaku.

Kaget? Iya! Aku kaget mendengar semuanya!. Namun aku berusaha tenang dan bersikap  biasa di hadapannya. Aku berusaha menampakkan wajah yang amat antusias agar kakak yang ku sayang nyaman dan hangat bercerita padaku.

_"Nourma siap bantu kaka..."_ kataku semangat.

_"Bantu ngapain???"_ tanyanya antusias diiringi rasa malu.

_"Bantu nanyain Ke Ka Fahimlah.."_ kataku santai.

_"Emang dia mau jawab?, kemarin aja Kepsuk bertanya kepada dia, dan sepertinya dia udah punya calon Ma..."_ kata Ka Jihan terdengar patah arang.

"Kepsuk" beliau adalah guruku dan ka Jihan juga, tapi aku sudah menganggap kepsuk sebagai kakak dan bapak keduaku.

_"Kata siapa sudah punya calon? Belum ko"_ kataku meyakinkan

_"Kamu ko tau?"_ tanya ka Jihan penasaran

_"Taulah, Noruma tau banyak tentang Ka Fahim..."_ kataku dengan nada sombong

Setelah aku berucap, Aku melihat wajah kakak tersayang memancarkan harapan yang mendalam, yah... Secercah harapan untuk bersama ia  ada di wajahnya.

Tuhan...
Bukankah indah membahagiakan orang?

Lihat...
Kakak tersayang kembali tersenyum dengan harapan yang mengiringi senyumnya.

Aku ingin membuat ia selalu tersenyum bahagia...

Namun aku tau jawaban  yang akan datang  tak sesuai harapnya.

Aku terjebak!
Terjebak di lingkaran cinta yang menbuat banyak orang terluka.

Bersambung
#3

Mari berteman 🐬

Telegram: PendudukLangit

Fb: Langit

No comments:

Post a Comment