Tuesday, June 28, 2016

Tugas Penting Bagi Seorang Perempuan

Pernah mendengar sebuah ungkapan Di balik laki-laki yang hebat, pasti ada wanita yang hebat pula di belakangnya. Tentu ungkapan tersebut bukan sembarang ungkapan, ungkapan teresebut  mempunyai makna yang mendalam. Selain ungkapan di atas,  ada  salah satu dari khalifah kita yaitu Khalifah Umar bin Khattab juga pernah mengatakanLaki-laki sukses itu dilihat dari dua hal, yang pertama siapa ibunya dan yang kedua siapa istrinya.

Tidak bisa dipungkiri, perempuan sangat mempengaruhi maju atau tidaknya peradaban. Karena guru/pendidik dan madrasah pertama bagi anak penerus peradaban  ialah berawal dari sosok perempuan (ibu).

Tentu,  sebagai pencetus lahirnya baik generasi tangguh maupun pemimpin yang adil semua tak lepas dari peran perempuan.  Maka,  saya sangat tekankan betapa pendidikan bagi seorang perenpuan sangat penting.  Karena banyak generasi terdidik lahir dari orang yang terdidik. Jika perempuan tidak memiliki pendidikan yang mumpuni maka tentu akan berdampak kepada yang didiknya. 

Seorang perempuan harus Menjadi perenpuan yang pembelajar,  pintar,  aktif,  penuh talenta dan tentunya bertaqwa.

Dewasa ini sering kali kita dengar antara perempuan dan laki-laki itu berbeda,  karena perbedaan itu timbulah diskriminasi-diskriminasi yang dalam hal ini merugikan perempuan. Seperti seorang perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi karena pada akhirnya akan kembali ke sumur dapur dan ranjang.  Diskriminasi-diskriminasi itu seolah sudah mendarah daging di masyarakat awam.  Padahal,  antara laki-laki dan perempuan semuanya sama yang membedakan hanya ketaqwaannya saja. 

Sebagaimana dalam Firman Allah yang Mulia. Maka, Rabb mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain . (Qs. Ali Imran: 195) Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik  (Qs. An-Nahl: 97)

Jika di lihat dari ayat di atas,  jelas bahwasanya yang membedakan antara laki-laki dan perempuan hanya ketaqwaannya.  Jadi,  masalah perempuan tidak harus sekolah tinggi-tinggi tidak tidak benar. Jika harus di katakan,  justru setiap perempuan yang lahir ke bumi, perempuan tersebut harus mendapatkan pendidikan yang layak,  karena tidak bisa di pungkiri perempuan-perempuan yang lahir mempunyai peran besar melahirkan generasi-generasi yang pembelajar. 

Setiap kita tentu memiliki asa dan cita,  begitupun saya.  Sang Maha Kuasa telah taqdirkan saya sebagai perempuan bukan seorang laki-laki.  Yang saya ketahui tugas seorang perempuan itu begitu berat karena perempuan di tugaskan untuk melahirkan generasi-generasi penerus yang cemerlang.  Sekalipun kita boleh memiliki asa dan cita setinggi langit,  namun kita harus sadar dan membuka mata hati kita dalam-dalam agar tugas mulia tidak terabaikan. 

Saya memiliki cita dan asa sangat tinggi,  salah satu cara untuk meraih cita dan asa yang saya miliki ialah melalui pendidikan.  Dari mulai SD sampai perguruan tinggi saya di sekolahkan.  Cara bersekolah merupakan satu dari ribuan cara untuk memggapai cita dan asa.   Harus di sadari,  untuk mencapai cita dan asa akan  banyak pengorbanan.  Mulai dari berkorban waktu,  tenaga, materi,  pikiran dan lain sebagainya.

Dan dalam hal ini,  sedikit banyak yang bertahan dan ada pula yang tidak tahan.  Saya hanya ingin mengingatkan kepada seluruh perempuan yang memiliki cita dan harapan yang besar,  jangan pernah terbesit di hati untuk tidak  belajar.  Belajarlah sekalipun kita tidak punya uang,  belajarlah sekalipun rasa malas menyerang,  dan belajarlah sekalipun cobaan dan halang rintang datang menghadang.  Karena bagaimanapun tugas kita amat berat dan besar.   Sekolah merupakan salah satu cara untuk mencapai cita dan harapan,  saya mempunyai sebuah dan dan harapan.  Dengan bersekolah mudah-mudahan cita dan harapan itu bisa tercapai. 

Sang Maha Penyayang telah  memberikan kesempatan kedapa saya untuk merasakan nikmatnya belajar di salah satu perguruan swasta yang ada di jakarta, tentu tak henti saya ucapkan syukur karena tidak semua perempuan bisa merasakan pendidikan. 

Secara garis besar,  keinginan jangka panjang saya saat ini ialah menjadi seorang sarjana yang bermanfaat di keluarga dan masyarakat. Untuk menjadi seorang sarjana yang bermanfaat tidak semudah membalikan telapak tangan.  Perlu trik dan keterampilan yang menawan.

  Maka dari itu sekalipun saat ini saya belum menjadi seorang sarjana karena masih proses belajar,  namun sedikit demi sedikit saya sudah mulai merancangnya. 

Salah satu target yang ingin saya capai ialah menjadi seorang penulis yang tulisan tersebut menginspirasi setiap orang yang membacanya. Dengan menulis akan banyak orang yang mendapat sebuah pelajaran dan ilmu dari apa yang saya tulis. Tentu menulis merupakan salah satu cara saya agar gelar sarjana bukan hanya sekedar gelar.  Saat inipun saya berusaha menulis apa saja yang penting tulisan itu bermanfaat bagi yang membacanya, target kedua ialah menjadi seorang pengusaha dan target ketiga ialah menjadi seorang yang kaya akan ilmu.

Sebagai seorang  perempuan kita  wajib memiliki keterampilan.  Banyak tulisan hebat yang lahir dari karya seorang perempuan seperti Asma Nadia ayu utami dan lain-lain,  banyak juga pengusaha-pengusaha  terkenal lahir dari sosok perempuan seperti Nadia Mutia, Lusia Efriani, Aldila Rizqi Eistya, Ir. Hartati Marzuki, Khadijah. Dan banyak pula sosok perempuan yang kaya akan ilmu pengetahuan seperti Aisyah Ra.  Jika kita membuka hati kita, tentu akan kita jumpai betapa  kayanya keterampilan yang perempuan miliki.

Kembali saya ingatkan, pun saat ini kita memiliki jutaan mimpi dan asa, namun harus di ingat ada satu tugas yang amat berat. Kita mempunyai tugas untuk melahirkan generasi yang terdidik dan hebat.

Karena tak bisa di pungkiri, lahirnya generasi-generasi rerpelajar berawal dari seorang ibu yang mau terus belajar.

Pada intinya, untuk menjadi perempuan hebat perlu belajar...belajar...dan terus belajar. 

Selamat belajar 😃

Nb:Tulisan ini di buat beberapa waktu lalu untuk syarat beasiswa, qodarullah beasiswanya ga dapet hehe~ dari pada di abaikan mending di share mudah-mudahan bermanfaat 😄

Sunday, June 26, 2016

Keluarga Al-Qur'an

Allah Swt mempunyai keluarga di bumi ini, siapakah keluarga Allah?

Mari kita baca hadis yang di riwayatkan Ahmad berikut ini :

“ Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihanNya ” (HR. Ahmad)

Betapa bahagianya jika kita menjadi keluarganya Allah, tentu yang namanya keluarga, pasti akan ada ikatan batin yang amat kuat.

Saudaraku, jika kita ingin di akui Allah sebagai keluarganya, salahsatu cara yang di tempuh ialah dengan kita  menjadi ahlul qur'an.

Menjadi ahlul qur'an itu tidak mudah, untuk mencapainya butuh kekuatan dan keberanian yang tajam.

Seorang dikatakan ahlul qur'an bukan hanya sekedar membaca atau mentadaburinya melainkan mengamalkan apa yang sudah di pelajarinya.

Betapa banyak manusia yang bisa membaca Al-Qur'an dengan sebenar-benarnya bacaan, namun tidak paham apa yang di baca.

Betapa banyak manusia yang mengaku cinta Allah SWT, namun untuk sekedar  melantunlan kalam Allah yang mulia setiap hari saja pura-pura lupa.

Betapa banyak manusia yang suka mentadaburi Al-Qur'an namun  mengingkarinya.

Ada apa ini?

Sudah siapkah kita menjadi ahlul qur'an?
Seberapa siap mental kita?
Seberapa kuat iman kita?

Bagaimana mau bisa menjadi ahlul qur'an sementara mental belum di latih.

Bagaimana mau bisa menjadi ahlul qur'an sementara iman masih belum terpatri.

Saudaraku...
Pun saat ini kita masih jauhh dari kata baik. Tapi, mulai detik ini juga, tanamkan dalam doa dan hati bahwa kita ingin menjadi keluarganya Allah.

Berazzam dan bertawakallah agar Allah melihat kesungguhan kita.

Bumi Allah, 21 Ramadhan/ 27 Juni 2016.

Saturday, June 25, 2016

I Hate You!

Pernah membenci seseorang?
Atau pernah benci terhadap suatu keadaan? 😊

Apa yang dilakukan manakala orang yang kita sangat benci ada di hadapan kita, rasanya... Mendengar namanya saja sudah benci, apalagi orang tersebut ada di hadapan kita? 😊

Semanis-manisnya wajah yang kita tampakkan pasti akan terlihat masam.

Apa yang dilakukan oleh kita tatkala di hadapkan dengan suatu keadaan yang keadaan tersebut membuat kita ingat dengan sesuatu yang kita sangat benci.

Muak...menyesal...bahkan rasanya jika boleh request kepada Allah, kita tidak mau melewati hari dimana hari itu terdapat suatu keadaan yang membuat kita sangatt sangat benci!

Ada apa ini kawan? 😌

Sebesar itukah kebencian kita terhadap seseorang atau keadaan???

Ingat saudaraku... 😌   siapa kita ini? Apa pantas kita membenci seseorang atau keadaan sementara masih ada kata maaf untuk di lantunkan 😄

Apa pantas kita membenci seseorang/keadaan sementara Alllah Yang Maha Kuasa saja menerima taubat orang-orang yang sering melalaikan perintah-Nya 😊

Maidany bilang...

Memang tak bisa di pungkiri manakala kita berjumpa dengan seseorang yang sangattt kita benci, pertemuannya saja bagai beban derita, karena ada hati yang tersakiti. Karena dalam hal ini perasaan kitalah yang bicara 😅

Boro-boro melihat wajahnya, mendengar suaranya, tersebut namanya sajaa sudah benci! Hehehe~

Maidany bilang...

Bukalah mata hati kita kawan,  bukan mata benci ! 😉

Harus di sadari, Kita ini  bukanlah sang hakim yang layak untuk menghukum, bukan? 🙂

Ingat! Kita juga pernah tersalah dan bersalah jadi... Jikapun membenci...

Bencilah sekedarnya dan akan lebih baik maafkalah ke khilafannya 😊

walaupun memang tak bisa di pungkiri...

Melihat wajahnya, mendengar suaranya, tersebut namanya saja sudah benci  😒

#Inspirasi Dari lirik Maidany

Bumi Allah, 21 Ramadhan / 26 Juni 2016.

Tuesday, June 7, 2016

Secuil Perbedaan



Apakah ada orang yang pernah merasakan hal yang pernah saya alami pagi tadi?

Tadi pagi,  saya menulis sebuah catatan sederhana yang lumayan panjang, tulisan tersebut membahas sedikit banyak tentang ghibah, saya menulis tentang ghibah karena saat pagi buta saya mengalami pengalaman yang bagi saya pengalaman tersebut cocok di jadikan sebuah tulisan yang bertemakan ghibah.

mulailah saya menulis, dan taukah apakah yang terjadi setelah saya selesai menulis? tiba-tiba tulisan tersebut hilang karena akibat ulah saya sendiri hehehe~

saya sudah berusaha untuk mencari tulisan itu namun naas tulisan tersebut tidak ada di mana-mana. sempat berpikir untuk menulis ulang, namun antara saat ini dan yang lalu semangat untuk  menulis yang bertemakan ghibah sudah berbeda.

setiap kejadian pasti mengandung hikmah, dan sayapun mengambil hikmah dari kejadian yang baru saja saya alami.

salah satu hikmah yang amat penting menurut saya adalah... jika datang sebuah ide, maka jangan abaikan ide tersebut, karena bisa saja semenit atau beberapa menit kemudian ide tersebut akan berlalu. tulislah ide tersebut sekarang jangan menunggu nanti-nanti, karena ide yang di tuliskan saat ini bisa jadi lebih bagus di bandingkan ide yang datang setelahnya. seperti kejadian yang baru saja saya alami, saya sudah menuliskan ide tentang ghibah namun qodarullah tulisan tersebut hilang, dan manakala saya hendak menuliskan kembali dengan tema yang sama, ada kesulitan untuk menungkannya kembali.
Padahal hanya sedikit selisih waktu untuk menulis dengan teman yang sama,   namun karena beda sedikit itu pula    ide yang hadir akan berbeda pula.

Hikmah yang terpenting kedua adalah... kejadian tadi pagi menyadarkan saya bahwasanya otak yang kita miliki setiap detik mengalami perubahan yang sangat berarti. perkembangan yang terjadi dalam otak sangat pesat. kalau bisa di lihat dengan kasat mata, saya membayangkan  otak yang aktif itu bak seorang anak kecil yang baru bisa berjalan dan berbicara, tak terbayangkan bagaimana aktifnya ia berlari kesana kemari di iringi celotehan yang baginya mengandung arti.

Masya Allah... pantas saja dalam Al-Qur'an banyak ayat yang menerangkan agar kita senantiasa selalu berpikir, karena dengan berpikir otak kita akan terus berkembag.

wallahu'alam.

Banten, 2 Ramadhan/ 7 Juni 2016 08:49 WIB