Sunday, August 21, 2016

Umi, Love You More

Sudah doakan orangtua hari ini?

Ada kejadian luar biasa hari ini, sungguh Allah memberikan kita pikiran agar kita mau berpikir. Dan setelah kita berpikir, kitapun akan yakin akan ketentuan-Nya.

Aahhh sarjana sudah di depan mata. Selama empat tahun lamanya aku meninggalkan tanah kelahiran serta orang-orang tercinta.

Saatnya aku kembali, kembali ke tanah asal dan mengabdi dengan penuh suka cita.

Tidak bisa di pungkiri, aku termasuk salah satu manusia yang kurang suka dengan beasiswa, mungkin kata orang alasanku  sepele, atau aku di anggap so kaya de el el.

Tapi percayalah, aku berpikir, setelah lulus nanti, jika selama kuliah aku mendapat beasiswa, pengabdianku lebih di fokuskan kepada rakyat tercinta. Karena uang mereka aku gunkan untuk biaya studiku. Lain halnya dengan biaya orangtua, pasca lulus dari kuliah, fokus dan tanggung jawab utamaku orangtuaku, karena merekalah yang menbiayaiku. Aku takut saja jika mendapat beasiswa aku tidak bisa amanah dan ilmu yang aku dapat tidak maksimal di bagikan kepada mereka-mereka rakyat tercinta. 😢 itu hanya pandanganku saja. Bukan berarti aku melarang beasiswa yah. Namun aku bangga kepada mereka-mereka yang mendapat beasiswa, itu tandanya mereka sudah siap membagikan ilmu yang mereka dapat kepada sesama.

Lupakan soal itu, kembali ke topik yang aku akan bahas kali ini.

Akupun pulang ke rumah untuk sekedar meminta restu kepada kedua orangtuaku.

_"Doakan anakmu yang akan sidang pekan depan ya Mi"_ Suaraku sambil mencium tangan umi sebelum kembali ke tanah rantau.

_"Iya..., umi selalu mendoakan"_ Jawab umi sambil mencium tanganku dengan penuh kasih sayang.

Sebelum aku pergi, di pagi harinya umi membeli ikan untuk di masak. Aku tak tau jika kala iti ternyata umi terkena cipratan minyak ikan yang amat panas sehingga mengenai sebagian tangan kanannya.

Kala itu, aku bilang kepada umi untuk tidak membawa bekal dengan beralasan tidak ada wadah tempat makannya. Seketika wajah umi sedikit murung dan berkata.

_"Umi sudah masak nasi banyak, umi sudah menggoreng ikan sampe tangan umi kena minyak... Nih"_ sambil memperlihatkan lukanya kepadaku.

_"Umi kena minyak?"_ tanyaku cemas.

Umi hanya mengangguk dengan terlihat wajah yang menahan rasa sakit.

Akhirnya, akupun membawa bekal makan walaupun hanya nasi dan ikan seadanya.

Umi memandangiku pergi, dan sungguh aku melihat kelelahan di wajahnya.

Allah...., lihat, umiku sudah mulai keriput,  Pekerjaannya banyak,
Dan... Sekarang umi sudah mulai sering mengeluh akan sakitnya.

Aku tak tega bilamana umi mengeluhkan sakit yang ia derita, sementara aku  tidak bisa berbuat apa-apa.

Andai saja rasa sakit itu bisa di pindahkan, pindahkanlah rasa sakit umi kepadaku...

Akupun pergi, dengan membawa kepiluan yang mendalam.

_"Mi... Doakan anakmu agar cepat selesai segala urusan di tanah rantau, setelah itu aku akan mengabdi kepadamu_"  hati kecilku berbisik.

Sebelum kembali ke rumah sementara di tanah rantau, aku mengikuti sebuah pelatihan menulis yang setelah pelatihan itu setiap peserta mendapat jatah makan. Nasi bungkus yang isianya lumayan enak dan membuat hati tergoda untuk memakannya. Namun aku teringat akan masakan umi yang aku jadikan bekal untuk di makan. Sehingga makanan yang enak iti aku tidak mengambilnya.

_"Kamu kenapa engga ambil?"_ tanya temanku kala itu

_"aku sudah di bekali mkan sama umi, aku mau makan yang umi aja"_ kataku ramah

Sempat ada beberapa teman yang memaksa, namun tetap aku tolak dengan alasan yang tidak membuat hati terluka.

Tibalah aku di ruamh sementara, dan akupun makan bekal yang umi siapkan untukku.

Walaupun hanya sederhana, tapi bagiku luar biasa.

Walaupun bumbunya sedikit tidak terasa, tapi dengan bumbu kasih sayang yang di berikan sehingga menjadi mantap yang dirasa.

Lihat... Ternyata umi sangat sayaaang padaku. Namum aku belum bisa membalas banyak untuknya.

Umi, tunggu aku, tak lama lagi aku akan mengabdi padamu.

Love you more forever.

Teman...

Hargailah jerih payah ibumu dengan sepenuh hati, karena  Dialah orang hebat yang tak pernah berhenti mendoakan kebaikan untukmu.

Pergaulilah dengan baik  dan sayangilah ibumu dengan penuh cinta dan kasih, karena Dialah salah satu orang hebat yang kita miliki.

Jika kita ingin menjadi orang hebat, ada satu syarat yang harus di penuhi.

Berbaktilah kepada orang hebat yang saat ini kamu miliki (umi dan bapak) agar kelak Allah akan kirimkan orang-orang hebat di sekelilingmu.

Wallahu'alam.

Mari berteman 🐬

Telegram :   PendudukLangit

IG : Khansa_saf

Blog : khansasaf.blogspot.com

No comments:

Post a Comment