Monday, October 31, 2016

Menuju Mahlighai

Sudah penasaran yah? (Iya aja biar cepat ��). Alhamdulillah sepertinya sekarang saatnya aku menulis apa yang telah aku janjikan kemarin.

Sebelumnya, aku  peringati lagi, tulisan ini aku khususkan untuk mereka yang sedang menanti ��, sedang taaruf ☺️ (ciee yang merasa lagi senyum-senyum sendiri hehe), atau yang sudah mulai menuju proses khitbah dan menikah ��. Satu lagi, cocok juga buat yang jomblo ��, jika pembaca tidak termasuk kriteria di atas, tidak usah baca tapi boleh juga baca buat pembelajaran atau jika aku salah bisa diluruskan ��.

Bismillah...

Di malam yang gelap (memang malam gelap ya ��), aku mendapatkan sebuah pesan. Pesan tersebut sebenarnya masuk sekitar jam 9 malam kalau tidak salah, karena sudah tidur aku membuka pesan sekitar pukul 3 dini hari. Sekilas, aku tidak tahu siapa orang ini, dia sampai menelfon via _WA_ sekitar 7 kali. Setelah aku buka pesannya, dia juga mengirim _voice note_ memperkenalkan diri. Tiba-tiba dia memberikan aku beberapa pertanyaan dan pertanyaan itu bagiku sangat berat aku menjawabnya. Tapi seberat-berat pertanyaan pasti akan aku jawab sekalipun hanya  pakai huruf A hehe. 

Selanjutnya, _chat_ antara aku dan dia berlanjut,  dia menanyakan hubunganku  dengan seseorang tentu aku sendiri kaget, kenapa dia tiba-tiba bertanya kepadaku? Karena tingkat kekepoan ku rendah, aku jawab saja setiap pertanyaannya. Terakhir... akupun akhirnya tahu ternyata orang yang saat itu menghubungiku sedang proses taaruf dengan temanku.

Oalah pantas, ternyata dia sedang mencari info tentang si dia.  Sempat dia akan mundur, namun sebagai seorang teman si dia, aku berusaha membuat dia terus maju, aku tidak mau proses taaruf mereka kandas karena aku (hadehhh dasar aku memang yah ...  ��)

Sejurus kemudian, aku berusaha yakinkan dia kalau si dia cocok dan pantas untuknya. Alhamdulillah sepertinya sampai saat ini proses taaruf mereka masih berjalan, aku doakan semoga prosesnya dipercepat dan diberkahi, karena kita tahu kalau syaiton benar-benar musuh yang nyata ��.

Begini fren, dalam proses taaruf, penting bagi kita mencari informasi tentang si dia kepada teman dekatnya. Sebenarnya dalam kisah ini aku sendiri bingung kenapa dia menanyakan kepadaku, padahal aku merasa antara aku dan si dia biasa-biasa saja. Tapi aku tidak mau seudzon hehehe... mungkin dia bertanya kepadaku karena aku teman si dia.

Lanjut yah....
Telingaku semakin besar saja ini, karena sudah banyak menampung curhatan orang ��.

Ada lagi kisah, ada seorang teman yang cukup dekat denganku bercerita. Tahu tidak? Tiba-tiba tidak ada angin dan tidak ada hujan, dia _chat_ aku, ternyata dia sudah tak kuat ingin bercerita hehe. Dan yang tahu saat ini dia sedang proses taaruf baru orangtuanya, perantara, dan aku. Kenapa mesti aku? (Mungkin dia ingin membuatku baper ��) saat ini dia sedang proses taaruf juga, dan tak lama akan menikah insya Allah ☺️(semoga dilancarkan aamiin��) dia bercerita kepadaku bagaimana si dia menanyakan terkait mahar kepadanya. Dia ingin sebuah buku yang didalamnya membahas tentang tauhid, kata dia tidak usah baru, bekas juga tidak apa-apa yang penting tidak memberatkan si dia. Singkat cerita dia tidak memaksa si dia untuk memberikan maharnya itu yang penting apa yang si dia mampu, dia akan menerima dengan lapang. Karena kata dia, dia membaca hadis terkait mahar yang setelah akupun mendengar hadis ini, aku salut sekali dengan mereka. Dan tahu tidak? Ternyata, saat dia bertanya terkait kitab itu, si dia sudah pernah membacanya bahkan bisa dibilang sudah paham. Ini nih yang membuatku _baper_ �� kata dia _"Fren, tidak apa-apa tidak ada bukunya, biar nanti suami saja yang menjelaskan hehe, begininih nikmatnya mepunyai suami yang pintar agamanya, mereka bisa mengajari istrinya hihihi"_ aku balas dengan senyuman saja, padahal dalam hati ini entah apa yang terjadi. Aku merasa sih seperti ada suara petir yang terus menggelegar. Hehehe

Begini fren, sebenarnya pintar agama saja tidak cukup, satu yang penting juga ialah, pentnig juga bagi kita memiliki pasangan yang sudah paham sunnah dan punya visi yang sama. Sekufulah intinya.

Dan lagi, temanku yang satu ini, benar-benar menjaga komunikasi dengan si dia, dia berusaha untuk menghindar manakala si dia _wapri_, kalau sifatnya tidak pribadi, dia langsung bilang ke si dia untuk dibicarkan ke perantara saja, jangan langsung ke dia. Masya Allah kan ��.

Ada satu cerita lagi nih, ini juga temanku bahkan sangat  dekat, aku sendiri sudah anggap dia sebagai kakak keduaku, ketika proses taaruf aku juga diberitahu olehnya, padahal yang baru tahu hanya perantaranya, dan  keluarganya. Betapa istimewanya berarti aku dimatanya (jadi terhura eh terharu ��).

Dia benar-benar menjaga komunikasi bersama si dia. Bahkan saat proses _nadzor_, dia mengintruksikan untuk menelfon kakaknya saja. Sangking tidak mau ada komunikasi dengan si dia. Kalaupun komunikasi mereka lakukan di public maksudnya di group yang banyak orang (group panitia walimahan hehehe ) Dan tahu tidak? Kata dia, pertama kali dia _chat personal_ bersama si dia, saat malamnya menjelang hari H, pada saat itu juga karena memang ada hal yang amat penting, sehingga menyebabkan dia _chat personal_ kepada si dia.

Aku selalu ingat perkataan dia _"fren, kakak tidak mau proses taaruf kakak tergores oleh nafsu"_

Jleb.... (hatiku tertusuk ulah bicaranya ��).

Dia benar-benar menjaga proses taarufnya sampai hari H. Dan tentu saja prosesnya cukup cepat. Karena lagi, dia takut hatinya ternodai.

Nanti di lanjut insya Allah...
Assalamu'alaikum...��.

No comments:

Post a Comment