Sunday, July 9, 2017

Spesial Momen2

Oleh: Khansa S@F

_"Aa ayena kerja di mana?" (Aa sekarang kerja di mana?"_

_"Di Pt ****, tapi... jigana Aa bade resign, teh" (di PT..., tapi sepertinya aa akan resign, kak)_

_"Kunaon, A?" (Kenapa, A?)_

_"Pas Aa telusuri, perusahaan ie  mendukung  k*m***s, jadi aa bade resign bae teh" (Ketika Aa telusuri, perusahaan ini mendulung k*m***s, jadi Aa akan resign aja, Kak)_

_"Masya Allah, A..."_

_"Aa bade ngiring F*I bae, mencegah kemunkaran hehehe, karena hate aa palayna mencegah kemunakaran teh" (Aa mau ikut F*I aja, mencegah kemunkaran hehehe, karena hati Aa inginnya mencegah kemunkaran Kak)_

_"Enya atuh A, teteh mah dukung bae.." (Iya, A, Kakak dukung saja"_

***
Ini dia, salah satu adik kelas kesayangan lagi.
Saat masa Aliyah dulu, saya, dua sahabat saya, dan dia sering berdiskusi hingga berdebat. Wawasannya amat luas.

adik kelas yang satu ini amat sayang sama adik-adiknya di rumah, penyayang pokoknya, beradab, lembut tapi amat keras terhadap kemunkaran. Adik ini amat pemalu, banyak orang yang canggung serta takut padanya. Terlebih perempuan. Namun, entah mengapa, saya dan dua sahabat saya dekat dengan dia ini. Dan dia pun terhadap saya dan dua sahabat saya tidak canggung.

Saat tidak ada guru, saya suka bermain ke perpustakaan, di sana suka ada dia ini. Kalau ketemu dengan dia, selalu diskusi, diskusi dan diskusi, tidak mengenal tempat. Kadang di tempat duduk depan kelas, sambil jalan, sering di depan bahkan dalam musola sekolah. Pokoknya, kalau sudah bertemu dengan adik yang satu ini. Bawannya 'gatal' selain diskusi juga  ingin menggali ilmu banyak darinya.

Pernah dia bercerita. Saat sedang di perjalanan, dia pernah berdebat dengan orang kristen, mempertanyakan Tuhannya. Tentu, dia yang menang hehehe.

Dia ini yang sering mengabarkan kepada saya dan dua sahabat saya tentang Dajal, yahudi, kiamat dan lain sebagainya,  Intinya, pemikiran adik yang satu ini amat kritis.
Ucapannya sulit dicerna, tapi jika kita mau renungi. Sungguh sepertinya, sulit lagi menemukan laki-laki yang pemikirannya seperti ini. Contohnya hari ini, dia berucap yang tak bisa langsung saya cerna, tapi malam ini, saya baru menyadari ucapannya siang itu.

Alhamdulillah, hari ini, Allah izinkan bertemu kembali dengan dua adik kelas yang saya rindui. Bukan main bahagianya, tak terkira.

*

Saat itu, saya, sahabat saya, aa dan Ajis sedang makan (makan di walimahan). Setelah makan, kami sedikit mengobrol. Saat itu, saya mengenakan cadar.

"Teteh keturunan Arab, ya?" Tanya Aa sambil tangannya mengintruksikan cadar.

"Arab?" Tanya saya  bingung.

"Iya, itu..." sambil tangannya mengintruksikan cadar, tidak langsung menujuk ke arahku, melainkan ia memutar-mutar tangannya di mulutnya, seolah-olah ia pakai cadar.

"Kok, Arab?" Tanya saya semakin bingung.

"Keturunan Muhammad kali, A" kata sahabat saya.

"Iya, berarti gak boleh di ganggu hehehe" kata Aa sambil tersenyum.

"Maksudnya gak boleh di ganggu?" Kata saya penuh tanya.

"Kalau teteh, berarti boleh diganggu dong???" Tanya sahabat saya dengan penuh tanya.

"Hehehe... teteh keturunan Nabi Adam hahaha" katanya sambil tertawa.

"Hah... -_-#*#*#*#*#" saya dan sahabat saya saling berpandangan.

"Sudahlah lupakan hehehe" kata Aa santai tapi sambil tertawa.

Percakapan itu memang dilupakan saat itu. Tapi malam ini, saya baru tersadarkan apa maksud ucapan Aa kala itu.

Malam ini saya paham, maksud ucapan Aa "Engga boleh diganggu".

Sebelum itu, saya, sahabat saya dan satu adik kelas permpuan saya sedang duduk. Saat itu ada seorang laki-laki yang bisa dibilang tidak normal namun bukan gila. Laki-laki itu senyum-senyum sendiri, kemudian mendekati dan  menyalami sahabat saya dan adik kelas perempuan saya, namun dia tidak menyalami saya.  Padahal, posisi saya saat itu berada di tengah.

***

Ternyata, memang benar, Allah tidak menurunkan syariat dengan serta merta,melainkan pasti bermakna.

Salah satu manfaat cadar/penutup wajah ialah agar wanita muslim tidak diganggu. Saat itu, Aa tidak mengucapkan dalil-dalil Al-Quran, melainkan mencoba logika saya untuk berpikir hingga pikiran itu berujung pada Al-Qur'an.

Begitulah pemikiran seorang adik kelas yangsering disebut Aa ini,

Wawasannya luas, ilmunya cukup  tinggi, adabnya luar biasa, namun ia tetap rendah hati dan tak mau terlihat pintar atau mencoba kepint

https://www.instagram.com/p/BWVP_QBgTkpDNjSddGuQM-Sk3WeXG7Jskd77hY0/

No comments:

Post a Comment