Saturday, August 26, 2017

Era Baru

Khansa S@F

Sudah hari sabtu saja, rasanya begitu cepatnya waktu berlalu Baiklah, untuk tips kali ini izinkan saya berbagi hasil diskusi kemarin bersama pencinta sastra negeri ini.

Awalnya saya tidak mau mengikuti trend   zaman yang semakin berkembang seperti ini, alasannya saya tidak mau terbawa arus, tapi jika saya hanya berdiam diri tanpa mau bebenah diri, ini pun tidak baik juga. Memang, saat saya dan kamu dituntut untuk mengikuti zaman, mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita pun butuh 'persiapan' yang matang, agar saat kita terjun langsung di era zaman yang serba modern ini, mudah-mudahan kita mengikuti trend yang  tidak menjebloskan kita ke jurang kesia-siaan, tapi justru sebaliknya. Singkatnya, kita boleh bahkan harus mengikuti zaman yang kian berkembang ini dengan bekal ilmu, akhlak, iman dan segala kebaikan yang lainnya, karena jika tanpa itu semua, dikhawatrikan kita malah akan terwarnai dan menikmati era yang serba canggih ini dengan kesia-siaan yang abadi.

Baik, pindah kepersoalan menulis. berbicara masalah menulis, tentu erat kaitannya dengan pena,kertas, naskah, ide, karya dan teman-temannya. Lantas, bagaimana kabar menulis di era digital/modern seperti ini? Apakah harus melulu menggunakan pena, kertas dan sejabarnya? Mari kita lihat.

Pena mungkin suatu saat akan sirna, karena bahan-bahan yang ada di bumi pun  telah habis terpakai, begitu juga kertas, pohon-pohon suatu hari nanti juga akan habis. Sekarang saja, kita tidak sadar bahwa sebenarnya kita sudah memasuki era digital, saya menulis ini pun bukan menggunakan pena lagi, melainkan menggunakan alat  kotak kecil yang biasa dibsebut dengan smartphone, salah satu alat yang lahir di masa digital saat ini, dengan benda kotak kecil ini, saya tidak perlu lagi membeli pena, kertas dan capek-capek menulis dengan tulisan yang belum tentu terbaca oleh orang.

Lalu bagaimana dengan buku? Apakah seseorang jika ingin membaca buku harus melulu menggunakan buku fisik ? Sepertinya tidak, saat ini banyak juga orang-orang yang membaca buku  menggunakan smartphonenya.  Kemarin, saat berdiskusi, salah satu pemateri menceritakan hasil risetnya, beliau meneliti orang-orang yang tak lepas dari buku. Mulai. dari setiap bulan rutin membeli buku, setiap keluar selalu membawa buku dan satu lagi saya lupa, yang intinya kesemua responden tidak lepas dari buku. Nah, hasil penelitiannya, orang-orang yang selalu bersama buku itu saat ini mulai beralih membaca hingga membeli  buku menggunakan smarphone yang digenggamnya. Orang yang setiap bulan membeli buku tetap beli buku tapi beli buku digital bukan fisik, orang yang setiap hari keluar tak lepas dengan buku pun sekaramg tidak membawa buku lagi, melainkan membaca buku di dalam smartphonenya.

Tentu saya akui, bagi saya dan sebagian orang beranggapan bahwa, salah satu prestasi terbesar bagi seorang penulis ialah memiliki buku fisik. Tanpa buku fisik, rasanya seorang penulis itu belum menjadi seorang penulis seutuhnya, benar?

Dalam tulisan ini, Saya hanya ingin memotivasi kepada teman-teman yang belum memiliki atau belum diberi kesempatan untuk menerbitkan buku secara fisik agar tidak berkecil hati. Saat ini, jaman sudah memasuki era digital atau modern. Soo, mari kita ekspresikan karya yang kita punya dengan memanfaatkan era ini sebagai ajang pembuktian.

Perlu kamu tahu, banyak terlahir penerbit-penerbit digital, jadi mereka menerbitkan buku secara digital tidak dengan fisik. Jadi, rasanya tidak ada alasan lagi bagi kita untuk berhenti berkarya karena tuisan kita tidak diterbitkan secara fisik, karena masih banyak peluang-peluang lain yang sebenarnya menanti tulisan kita, salah satunya jika kita mau dan sadar betapa masa yang serba canggih ini amat bermakna jika kita tidak sia-siakannya.

Teman, sudah sepatutnya kita sadar, saat ini kita sudah memasuki masa di mana semuanya serba canggih, makanya, _open your mind_, _open your eyes_, _open your heart_,  manfaatkan masa ini untuk berperan aktif menyebarkan kebaikan dengan terus berkarya  semata-mata  untuk mendapat rindo-Nya.

Wallahua'lam.

Bumi, 26 Agustus 2017

2 comments: