Monday, August 7, 2017

Ada Gerhana?

Khansa S@F

Hampir di group yang saya ikuti, terdapat cukup banyak BC tentang Gerhana yang akan terjadi malam ini.

Di dalam BC tersebut, kita disarankan untuk beristighfar, berdzikir dan hal-hal yang berkaitan dengan mengingat Allah.

Tadi, setelah shalat isya, saya juga mendengar pengumuman di masjid bahwa akan diadakannya shalat gerhana malam ini jam 11. Hayo, siapa yang mau ikut shalat gerhana malam ini? Merapatlah ke sini hehe.

Terakhir saya shalat, saat itu di masjid Zainudin MZ tapatnya di Jalan Jatayu, Gandaria Jakarta selatan. Saat itu bukan gerhana bulan melainkan matahari.

Rasanya baru kemarin saya shalat gerhana. Sekarang, gerhana datang lagi.

Kalau tidak salah ingat, saat Nabi SAW menyaksikan gerhana, beliau  menangis dan memohon ampun kepada Allah. Begitupun sahabat.

Kenapa beliau melakukan demikian, karema Beliau takut bahwa adanya gerhana meruapakansalah satu  tanda kiamat sudah semakin dekat.

Lihat oleh mu, teman. Seorang Nabi yang di jamin masuk syurga saja, saat menyaksikan gerhana, segera bergegas berdzikir, memohon ampun kepada Allah. Tapi lihatlah kita saat ini?

Miris, ada sebagian orang, saat bertemu dengan gerhana, mereka malah jadikan ajang kesenangan, atau berlomba-lomba dalam kemaksiatam, ada juga yang berlomba-lomba  agar foto mereka axis di media biar keren, atau mereka dengan bangganya berfoto dan bersenang-senang.

Padahal, jika orang itu beriman sekaligus berakal. Mereka yakin, bahwa fenomena gerhama merupakan peringatan besar dari Allah Sang Pemilik Seluruh Kerajaan.
Coba, bacalah hadis di bawah ini,  ”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua ayat (tanda) di antara ayat-ayat Allah. Tidaklah terjadi gerhana matahari dan bulan karena kematian seseorangatau karena hidup (lahirnya) seseorang. *Apabila kalian melihat (gerhana) matahari dan bulan, maka berdoalah kepada Allah dan sholatlah hingga tersingkap kembali.”* (HR. Al-Bukhari no. 1043, dan Muslim no.915)

Harusnya, yang kita lakukan saat gerhana datang ialah mendekat kepada yang Maha menciptakan, bukan malah bersenang-senang.

Saya hanya ingin ingatkan kepada teman-teman, bahwasanya, adanya  fenomena gerhana merupakan salah satu cara Allah memberi peringatan, agar kita kembali dan bertaubat kepada-Nya.

Ayoo, lakukan apa yang kita mampu saat ini. Misalnya, jika tidak bisa berjamaah ke masjid untuk ikut shalat, berdzikirlah, beristighfarlah memohon ampun kepada Allah. Karena sungguh wahai teman-teman yang saya cintai. Seorang Nabi saja menangis saat menemukan fenomena gerhana, hingga beliaupun bersegera bertaubat memohon ampun kepada Allah.

Lalu, apa yang malam ini kita lakukan? Berdiam diri saja kah? Menonton orang saja kah? Atau kita bersegera memohon ampun kepada Allah SWT.

Saya ingat, saat terjadi gerhana matahari. kalau tidak salah,  terjadi sekitar pertengahan tahun 2016. Waktu itu, shalat gerhana matahari dilaksanakan pagi-pagi. Yah, suasanya memang amat beda. Saya sendiri membayangkan bagaimana jika saat itu terjadi kiamat.

Mungkin, jika kita anak geografi atau paham akan fenomena alam sekaligus beriman. Kita akan bersegera memohon dan menangis kepada Allah SWT. Karena apa? Coba deh, sesekali pahami, bagaimana posisi matahari, bumi, atau bulan saat sedang gerhana.

Intinya begini sih, saya mengajak teman-teman agar segera bergegas memohon ampun kepada Allah SWT.

Mari jadikan gerhana malam ini sebagai peringatan Allah akan kebesarannya, hingga dengan begitu mudah-mudahan kita semakin takut kepada-Nya.

Berdoalah, beristighfarlah, berdzikirlah. Karena pada hakikatnya, apa yang kita lakukan saat ini pun untuk kita juga.

Ingat baik-baik. Allah itu  tidak butuh dzikir, istighfar, atau doa kita. Tapi, kitalah yang butuh itu semua. Kita lah yang butuh Allah. Ingat itu.

Wallahua'lam.

Bumi, 7 Agustus 2017

1 comment:

  1. Cakep tulisannya.
    Mampir diblogsebelahmu :
    www.budielkarim.blogspot.com

    ReplyDelete