Wednesday, July 2, 2014

KERAPUHAN JIWA

            Harian jawa Pos  edisi 4 Maret 2007 memuat sebuah kolom bertajuk “Amerika Serikat” yang didalamnya terdapat tulisan  yang berjudul “ Dilarang berpacaran, Gadis Bantai Keluarganya”. Inilah isi berita tersebut:
            Bagi putri sulung pasangan Penny dan Terry Caffey, cinta itu buta. Karena             cinta, sang anak dengan sadis membantai seluruh anggota keluarganya. Ibu dan         dua adiknya tewas. Untung, sang ayah berhasil melarikan diri.
            Menurut keterangan Kantor Kepolisian Rain Country, Minggu (2/3), peristiwa       tragis itu terjadi di Alba, sebuah kota kecil di Texas Timur, pada sabtu (1/3) dini         hari. Pelakunya adalah empat remaja, yakni dua pria dan dua wanita. Salah        satunya ialah anak tertua keluarga itu yang baru berusia 16 tahun.
            Keempat pelaku membunuh korbannya dengan cara menikam dan menembak.        Sang Ibu, Penny Chafey, 30, dan kedua anaknya Mathew, 13, dan Tyler, 8,     langsung meninggal    karena lukatusukan dan tembakan. Setelah itu, mereka      mebakar habis rumah keluarga yang baru dua tahun pindah ke kota tersebut.
            Terry sang ayah, dengan luka tembak dan beberapa luka tusuk dibagian belakang   berhasil menyelamatkan diri setelah berlari sejauh 300  meter dan berteriak minta       tolong kepada tetangga terdekatnya.
            Kantor Sheriff Country menyatakan, diduga kuat bahwa pembantaian itu   dilakukan karena si gadis dilarang berpacaran. “  penyelidikan awal, terungkap bahwa remaja itu berpacaran dengan salah seorang tersangka dan diminta putus.”           Demikian pernyataan tersebut. Polisipun memburu pelaku, dan tak lama kemudian             keempat pelaku bisa dibekuk. Putri Caffey ditemukan sedang bersembunyi di        rumah salah seorang tersangka. Sekarang, mereka meringkuk di penjara Rain       Country dan masing-masing bisa bebas dengan jaminan1.
            Lihat, bagaimana perasaan kita setelah membaca berita  diatas? Apakah kita hanya berkata “ luar biasa!!!” atau “ wajar saja di luar negeri...” atau “ sangat tidak manusiawi”, tentu setiap kita memiliki pendapat atau presepsi yang berbeda . Lalu, sebenarnya hikmah atau pelajaran apa yang semestinya kita ambil dari berita tersebut?. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, simaklah penuturan di bawah ini.
            Badan Kesehatan Dunia ( WHO) mendefinisikan kesehatan jiwa sebagai kemampuan untuk menjalin hubungan tepat dengan yang lain, sanggup untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan pribadi dan sosial, menyelesaikan kontradiksi di dalam lingkungan tersebut, serta mampu  mengubah kecenderungan pribadi ke dalam bentuk yang lebih sesuai dan ideal.
            Berdasarkan definisi tersebut, bisa kita pahami bersama bahwa kesehatan jiwa sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Bahkan, bisa dikatakan bahwa jiwa yang sehat merupakan prasyarat untuk meraih tujuan atau kesuksesan hidup yang ideal dan mendukung perjuangan hidup yang berkelanjutan. Apabila kondisi ideal tersebut tercapai, maka angka kepuasan diri terhadap kehidupanpun akan meningkat. Kondisi ideal tersebut tercapai, maka angka kepuasan diri terhadap kehidupanpun akan meningkat. Konsekuensi lebih lanjut, tekanan dan kegalauan psikologis manusia akan turut mereda2.
            Berkaca dari penuturan di atas, kita bisa menilai, apakah si gadis yang membantai keluarganya itu memiliki jiwa yang sehat? Tentu saja tidak. Satu pelajaran yang menurut saya sangat penting ialah kesehatan jiwa sangat berpengaruh terhadap manusia. Mungkin untuk kesehatan jasmani bisa langsung terlihat karena memang sakit atau tidaknya jasad itu terlihat, kalaupun sakitnya di dalam bisa terdeteksi oleh peralatan kedokteran yang semakin hari semakin canggih, namun jika dibandingkan dengan kesehatan jiwa atau rohani tentu pengobatanyapun berbeda. Lalu apa sebenarnya obatuntuk penyakit jiwa?
            Agama dan spiritualitas, dalam era modern, ternyata semakin dipercaya manusia sebagai pembuka jalan untuk menuju kesembuhan berbagai penyakit jiwa. Mereka, dengan penuh kesadaran, telah sampai pada konklusi akhir bahwa hidup tanpa agama dan spiritualitas hanya akan meneggelamkan hidup manusia dalam kesepian dan menjebaknya dalam cara  hidup mekanis yang tak memiliki ruh.
            Untuk itu  kita sebagai penerus bangsa, selayaknya kita tidak boleh meniru gadis yang tega membantai keluarganya sendiri, kalaupun orangtua tidak mengizinkan kita untuk berpacaran atau dalam hal apapun, sebaiknya bicarakan baik-baik jangan sampai karena orangtua tidak merestui atau tidak mengizinkan kita nekad untuk melakukan hal-hal yang tidak terpuji, ingatlah apa yang orangtua kita lakukan pasti itu untuk kebaikan kita, dan untuk maslah spiritual, spiritual itu penting apalagi dijaman modern seperti ini, spiritual dan agama berbeda namun keduanya saling berhubungan. kenapa si gadis yang diberitakan diatas tega membunuh keluarganya sendiri, karena pendidikan spiritualnya kurang, dan malah mungkin tidak  ada.
           
           

No comments:

Post a Comment