Saturday, July 9, 2016

Tawazun (Seimbang)

#TerkhususUntukPara Bujang

*Remember, Just For Bujang! Ok


Sepertinya... Gembor-gembor seputar pernikahan masih masif di perbincangkan hehe, hampir seluruh media sosial membicarakan soal ini (pernikahan) mulai dari facebook, BBM, group whastup, IG dan masih banyak lagi. Ini mendandakan di bumi ini ternyata penghuni yang tinggal kebanyakan para bujang 😁✌🏻

Karena masifnya pembahasan seputar pernikahan, sebagai seorang bujang yang bijak, mari kita sikapi fenomena ini dengan pikiran yang jernih dan matang. Jangan sampai terbawa perasaan atau istilah kerennya baper 😂

Tidak bisa di pungkiri, yang namanya baper pasti ada, karena sungguh pada hakikatnya kita ini semua termasuk orang yang sedang menanti, menanti jodoh, kematian dan yang lainnya, nah dalam proses menunggu itulah penentu sukses atau tidaknyanya kita ke depan.

Misalnya dalam hal menunggu kematian, jika dalam proses menunggu kita melakukan amal ma'ruf nahi munkar, tatkala kematian itu sudah di depan mata, maka beruntunglah ia. Tapi jika dalam proses menunggu kita gunakan untuk mencegah amal ma'rud nahi munkar, tatkala kematian sudah di depan mata, maka rugilah ia. Begitupun dalam hal menunggu masa di mana perjanjian besar antara dua insan terjadi. Berhasil atau suksesnya sebuah pernikahan salah satu faktornya di lihat dari bagaimana ia menunggu.

Saya tidak akan membahas terlampau jauh mengenai pernikahan, namun dalam tulisan ini saya akan bahas keseimbangan. Pun saya sadari ilmu saya masih seunyil, namun sedikit akan saya berbagi tips2 bagaimana menyikapi fenomena maraknya pembahasan pernikahan (jomblo, ijab, menanti, calon, taaruf dll)

Kita boleh membaca postingan-postingan seputar pernikahan, karena bagaimanapun membaca adalah jendela ilmu, kita boleh berdiskusi dengan orang-orang yang sudah menikah, karena dengan berdiskusi membuka wawasan, kita boleh memiliki teman-teman yang sangat gencar mempromoikan untuk menikah, karena dengan berteman bisa mengeratkan.

Namun perlu di ingat, masih ada pembahasan-pembahasan lain yang tentunya harus kita ketahui juga.

Sebenarnya, dengan seimbang, dapat meminimalisir kebaperan 😅. Tidak percaya? Baik saya akan buktikan dengan pengalaman yang saya alami sendiri hehe. Bukankah salah satu guru terbaik adalah pengalaman? 🙂

Suatu waktu, pernah saya temui mulai dari status, gambar meme, artikel hingga video hampir seharian membahas tentang itu (pernikahan), ahh angan untuk menikah akhirnya menggebu-gebu. Belum lagi pada saat bersamaan saya berdiskui dengan orang yang sangat pakar dalam hal pernikahan. Tentu keinginan untuk menikah sudah tak bisa di bendung lagi 😫

Coba bayangkan.. Di saat kita ingin mempunyai sesuatu, namun pada kenyataannya kita tidak bisa mendapatkan keinginan itu. Apa yang kita rasakan pada saat itu? Tentu kesal, marah dan pastinya.... Baper.😭

Begitulah perassan para bujang melihat fenomena yang saat ini hangat di perbincangkan. Mereka ingin sangat ingin, namun karena Allah belum takdirkan, apa mau di kata? 🤐

Baik, saya akan sedikit berbagi tips, bagaimana menyikapi fenomena saat ini.

Pertama, bertemanlah dengan orang yang memiliki keahlian/mimpi besar.

Ini penting, terlebih pada saat fenomena sekarang. Dengan mempunyai teman yang memiliki mimpi besar atau keahlian, misalnya kita mempunyai teman yang memiliki keahlian berdagang. Tatkala fenomena pernikahan masif di perbincangkan, agar tidak terbawa baper segeralah menghubungi teman kita yang ahli berdagang itu, ajak diskusi atau sapa dia dengan ramah, jangan malah tatkala kita baper karena melihat gambar atau artikel yang membahas pernikhan, kita malah berdiskusi dengan teman yang sama-sama baper juga😂. Saya yakin manakala kita sedang baper  karena ingin menikah, dan pada saat itu kita menghubungi teman yang memiliki mimpi tinggi, tentu pembahasan yang akan ia angkat bukan masalah penikahan, melainkan masalah mimpi besar. Nah... Dari sini saja keinginan untuk menikah bisa sedikit di redakan.

Kedua, cobalah memiliki group yang heterogen 🙂, jangan melulu kita punya group misalnya group whastup isinya tentang pernikahan semua, misalnya group sakinahlah, group jimblo lah, group keluarga bahagialah dan lain-lain. Intinya group tersebut mengarah pada pernikahan. Saya tidak melarang, boleh saja tapi... Cobalah kita bergabung  group yang  heterogen. Misalnya group pengusaha, menulis, group beasiswa. Pun tak bisa di pungiri walaupun itu group pengusaha misalnya, tetap saja pembahasan pernikhan ada hehe tapi tidak semasif group yang sebenarnya. Istilahnya hanya sebatas iklan atau angin lewat.

Memiliki group yang heterogen sangat bermanfaat bagi kita para bujang. Jelas saja bermanfaat, pernah dulu keinginan menikah timbul karena  pasa saat itu di  picu oleh  artikel dan meme yang berseliweran  hehe. Akhirnya saya membuka group beasiswa, hampir seharian saya baca postingan yang ada di group tersebut. Al hasil  keinginan untuk menikah kembali bisa di redam 😌.

Ketiga, suhahlah ... Yakin saja akan pilihan dan ketentuan Allah. Setiap kita memiliki kisah masing-masing. Jangan mengharapkan kisah yang indah, karena jika tidak seindah apa yang kita bayangkan kita kecewa. Tapi bedoalah kepada Allah agar kita di berikan keikhlasan, agar manakala  Dia memberikan kepada kita kisah yang Dia  gariskan, kita bersabar 😊.

Jika saat ini fenomena pernikahan berseliweran, imbangilah dengan fenomen-fenomena yang lain. Karena sungguh... Tugas kita para bujang masih banyak sampai  membeludak.

Wallahu'alam.

Bumi Allah, 5 Syawal 1437 H

No comments:

Post a Comment