Saturday, December 16, 2017

Allah Maha Baik

Baru-baru ini,  saya lagi suka yang manis-manis,  terlebih coklat.  Beberapa waktu lalu,  saya sempat beli coklat di toko Alfa. Dan ternyata memang cukup mahal harganya.  Saya takut jika keinginan ini terus menggebu saya tak bisa mengontrol diri untuk membelinya.

Hingga akhirnya,  saya putuskan  untuk membeli coklat batangan saja,  saya pikir sekalipun mahal tapi isinya banyak dan lumayan buat persediaan.

Saya pun  nekad mencari di media sosial,  toko atau orang yang menjual coklat batangan.  Singkat cerita,  saya  menemukan dan bagi saya harganya tergolong murah daripada harus beli di toko yang jika dibandingkan jauh lebih mahal dan sedikit pastinya. 

Awalnya saya akan memesan langsung,  tapi saya tahan,  mungkin belum saatnya.

Tak berapa lama kemudian,  saya pun pulang,  dan bercerita pada kaka perempuan saya  bahwa saya inginnnn sekali memakan coklat,  saat itu saya juga menunjukan medsos yang menjual coklat itu.  Kaka saya pun mengiyakan,  karena dia pun ternyata ingin. 

Karena merasa punya dukungan,  saya  langsung bertanya kepada penjual.  Saat itu harganya naik beberapa ribu tapi saya tetap ingin membeli toh hanya beberapa ribu.  Qodarullah,  setelah saya bertanya,  coklat yang saya inginkan habis.  Sempat kecewa,  malah sudah kecewa mungkin hehe.  Mungkin memang Allah belum izinkan saya memakan coklat dan membeli coklat disitu.

Tidak menunggu lama,  singkat sekali,  bedanya mungkin hanya beberapa menit dari kekecewaan saya. Kaka saya mengabarkan ada temannya yang jualan coklat yang sama dan harganya lebih murah. 

Bukan main bahagianya,  saya segera meminta kaka saya untuk segera memesan. Kebahagiaan saya belum sampai disitu,  kaka saya pun mengabarkan lagi bahwa harga dari sananya dikurangi lagi,  tentu ini adalah kabar yang sangat membahagiakan.

Akhir cerita,  saya pun mendapatkan coklat yang diinginkan.

Saat bahagia menyapa saya lupa,  bahwa ternyata ada yang lebih bahagia melihat kebahagiaan saya,  siapa dia?  Dia lah Dzat yang menciptakan saya (Allah SWT)  :'). 

Semua nikmat ini dari Allah,  namun melalui perantara-Nya.

Yaah,  semua dari Allah,  namun terkadang saya lupa dan tak menerima.  Lihat saja bagaimana kekecewaan saya,  saya merasa kecewa karena apa yang saya inginkan tak ada,  namun dibalik kekecewaan itu,  ada kebahagiaan yang mengalahkan kekecewaan yang menanti saya.

Allah amat Maha Baik,  dia sedih jika melihat hamba-Nya sedih.  Lihat saja,  Dia tidak mau melihat hamba-Nya kecewa berlarut-larut.  Dengan sigap,  Dia mengirimkan perantaranya agar saya bahagia.

Ya Allah,  saya sering merasa kecewa,  tapi yang saya rasakan saat ini,  ada yang lebih kecewa dari saya,  yaitu diriMu,  Engkau amat sedih  melihat saya kecewa. 

Saat coklat yang saya inginkan ada dihadapan saya,  saya merasa malu pada-Mu,  karena betapa perhatian-Nya Engkau pada saya,  namun saya sering tak memperhatikan perintah-Mu.

Terkadang,  kita lupa bahwa ternyata ada Sang Pencipta yang amat memperhatikan ciptaannya. 

Sabtu,  16 Desember 2017. 

No comments:

Post a Comment