Saturday, November 1, 2014

“Untuk sahabtku Bendum Putra ”





Pagi ini, aku sengaja menuliskan semua nomor Hp ke laptop agar aku mengetahui mana saja nomor yang aktif dan tidak, ketika aku sedang asyik sambil mendengarkan lagu Nasyid, aku melihat nomor sahabatku ketika SMA dulu, tiba-tiba saja aku teringat dengan dia, sahabat yang sekarang menghilang entah kemana, hampir tiga tahun aku tidak bertemu dengannya, sekarang aku sangat merindukannya, aku tidak tahu dia berada dimana sekarang. Akhirnya ku raih Hpku yang satunya dan aku mulai menghubungi nomor sahabatku itu. beberapa detik kemudian tak di sangka Telvonnya tersambung, dengan  sigap aku langsung matikan Hpku. Sebenarnya aku was-was apakah  ini benar nomor sahabtku karena sudah lama sekali. Akhirnya dengan yakin aku mengirimkan sebuah pesan untuk meyakinkan bahwa nomor ini benar nomor sahabatku. Tak lama setelah aku kirim, tidak ada balasan sama sekali, hingga akhirnya dengan memberanikan diri kembali aku menghubungi nomor itu.  telvonnya tersambung namun tidak di angkat. Akupun akhirnya menyerah, mungkin dia sudah lupa kepadaku, tapi tidak ap-apa dia lupa padaku, namun di sini aku selalu mengingatnya.
Sahabat... betapa rindu ini memuncak, aku tidak bisa menahan kerinduan ini lagi sebenarnya, namun apalah daya kerinduan ini hanya aku bisa ucapkan kepada Sang maha pemilik rindu. Sahabat ... hampir tiga tahun kita berpisah, semenjak perpisahan Sma dulu... aku tidak bisa menghubungimu lagi, dimana kamu sekarang sahabatku, aku sangat merindukanmu... apa kamu tidak ingat perjuangan ketika SMA dulu... apa kamu tidak ingat kita berjuang bersama-sama memajukan Pramuka sekolah... Sahabat jujur saja ketika aku mengingat masa itu, aku menangis ...
Sahabat... dimana sekarang kamu berada, aku ingin bertemu denganmu lagi... aku merindukanmu... sangat merindukanmu... satu kenangan yang tidak akan pernah ku lupa, kamu ingat ketika LPJ dulu, kita berbahagia karena kita sudah bisa menjalankan amanah dengan baik, jika kamu perempuan tentu kita akan berpelukan dan saling menepuk bahu, namun karena kamu laki-laki aku hanya bisa berjabat tangan, melalui perantara bendera merah putih tangan kita bisa bersalaman, walaupun tidak menempel kulit dengan kulit hanya dengan bendera tapi... aku merasakan betapa bahagianya dirimu ketika itu...
Sahabat... melalui tulisan ini aku berharap kamu tau betapa sahabatmu di sini sangat merindukanmu.
Untuk teman-teman yang mempunyai sahabat, jangan sia-siakan sahabatmu itu, berbuatlah baik kepada mereka, jangan sampai menyesal nantinya, karena kehilangan sahabat sungguh sangat menyakitkan.
Bersyukur dan berterimakasihlah kepada Allah, karena Allah belum mengabil sahabat dari  teman-teman.

No comments:

Post a Comment